5 Ciri Silaturahmi yang Tidak Tulus, Bertamu buat Memuluskan Niat

- Datang selalu hanya untuk kepentingan pribadi
- Bertamu buat mencibir kondisimu
- Bolak-balik terus ke rumahmu saat hidupmu penuh kebahagiaan
Bersilaturahmi atau merawat hubungan baik dengan orang lain tentu tindakan yang positif. Memang butuh usaha agar hubungan antara dua orang atau lebih tidak renggang. Salah satu caranya dengan bertamu ke rumah saudara, teman, atau tetangga.
Sebagai tuan rumah, kamu juga tahu pentingnya menemui tamu dengan baik. Kalau bisa dirimu menjamunya biar dia merasa dihargai serta gak kapok singgah lagi. Akan tetapi, tidak semua orang yang datang ke rumahmu berniat baik.
Alih-alih mereka tulus ingin menjalin silaturahmi denganmu, justru membuatmu kesal di tempat atau kemudian hari. Oleh sebab itu, kenali seseorang dengan ciri-ciri silaturahmi yang tidak tulus agar dirimu bisa mencegahnya. Mereka terlalu banyak mau dan malah tak menghormatimu.
1. Datang selalu hanya untuk kepentingan pribadi

Memang di zaman sekarang orang makin sedikit memiliki waktu luang. Harinya banyak habis untuk bekerja. Jika tidak ada kepentingan tentu rasanya malas bertamu. Akan tetapi, tamu yang baik seharusnya tetap gak egois.
Di antara berbagai keperluannya yang khusus padamu, semestinya juga terdapat kepedulian terhadapmu. Misalnya, dari lima kali kedatangannya ke rumahmu, tiga di antaranya memang dia ada kebutuhan ke kamu. Dua lagi ia sekadar mampir untuk memastikan kabarmu.
Bukan kelimanya senantiasa berisi kepentingannya seorang. Apalagi jika itu disampaikan dengan mendesak. Jika dia lagi gak ada kebutuhan apa-apa padamu, boro-boro main ke rumah. Bertelepon atau tanya kabar via chat saja tidak.
2. Bertamu buat mencibir kondisimu

Ada pribadi yang suka mengunjungi rumah orang lain hanya untuk mencibir keadaannya. Rumah dianggap sebagai tempat yang tidak memungkinkan seseorang membangun banyak pencitraan. Itu memberinya kesempatan untuk mengejek atau merendahkan.
Misalnya, dengan dia bertamu menjadi tahu bahwa rumahmu masih setengah jadi. Dindingnya belum dicat. Eternit juga belum terpasang. Lalu dia berkomentar keadaanmu memprihatinkan.
Punya rumah tak membuat hidupmu terlihat lebih baik malah tambah memelas. Atau, ia mencibir mainan anakmu yang berserakan di lantai. Seakan-akan dirimu gagal mendidiknya biar rapi. Dia bilang dirinya tak akan membiarkan rumahnya seberantakan itu. Anak-anak sekalipun harus patuh padanya.
3. Bolak-balik terus ke rumahmu saat hidupmu penuh kebahagiaan

Sebenarnya kamu gak masalah ada orang yang menjadi lebih sering datang ke rumah ketika hidupmu berlimpah anugerah. Kehadirannya justru menambah kebahagiaanmu. Dirimu punya lebih banyak teman buat merayakannya.
Kedatangannya yang berkali-kali di momen tersebut juga tampak positif. Pertanda ia tak dengki atau membenci nasib mujurmu. Namun, tamu yang tiba-tiba semangat bersilaturahmi hanya saat hidupmu senang mesti diwaspadai.
Kalau niatnya baik dan hatinya tulus, seharusnya dia lebih sering bersilaturahmi justru ketika kamu mendapat banyak ujian. Dengan demikian, dirimu merasa punya teman berbagi. Atau, dia bahkan datang buat memberikan pertolongan.
Sayangnya, selama ini itu gak pernah terjadi. Kehadirannya di rumahmu seperti laron yang hanya mendekat saat lampu menyala terang. Begitu cahayamu padam, dia ikut menghilang seketika.
4. Bertamu dalam rangka mencari bahan bergunjing

Berbeda dengan cibiran, ini gak langsung diketahui olehmu. Tamu tampak baik-baik saja selama di rumahmu. Mungkin malah ia terlihat sangat ramah dan menyenangkan diajak mengobrol.
Tanda tanya baru muncul di benakmu beberapa hari atau minggu setelahnya. Ada suara-suara gak enak yang sampai juga ke telingamu. Isinya membuatmu merasa aneh. Seolah-olah biang gosip tahu betul keadaan di dalam rumah bahkan kehidupan keluargamu.
Seperti gunjingan seputar suguhan untuk tamu cuma air putih. Atau, isi meja makanmu menggambarkan pemilik rumah yang terlalu pelit saat berbelanja. Orang yang mengetahui hal-hal di atas tentu hanya yang pernah masuk ke rumahmu.
Lebih spesifik lagi, orang yang bertamu dalam waktu lumayan lama. Di balik sikap ramahnya sampai ia berjam-jam di rumahmu, ternyata dia sambil mengamati segala hal. Kemudian ia membicarakannya di balik punggungmu agar citramu negatif.
5. Memaksakan kedatangan meski kamu sudah keberatan

Sebaik-baiknya niat orang dalam bertamu, semestinya tetap memperhatikan izin dari tuan rumah. Tempat tinggalmu bukan tempat tinggalnya. Tak seorang pun boleh asal datang apalagi setelah kamu menyampaikan keberatan.
Terkadang rasa keberatan itu memang tidak disampaikan secara terang-terangan. Namun, seharusnya sudah cukup jelas bagi orang dewasa. Misalnya, ada kabar dirimu mengundang orang-orang untuk ke rumahmu pada hari tertentu guna membahas hal penting.
Setelah dilakukan konfirmasi, ternyata ada kesalahpahaman. Kamu menyampaikan tidak mengundang siapa pun. Dirimu meminta hal tersebut diinformasikan ke setiap orang. Dia juga telah mendengar konfirmasi itu. Bahkan mungkin langsung darimu. Namun, ia tetap tiba-tiba datang dengan alasan bersilaturahmi. Sayangnya, kamu gak melihatnya begitu. Kehadirannya lebih menunjukkan dia tengah menyelidik serta mencurigaimu.
Walaupun pintu rumahmu terbuka buat banyak orang, didatangi oleh orang yang tak diharapkan tentu menjengkelkan. Terlebih dia menjadikan silaturahmi sebagai alasan. Padahal, motivasinya hingga tiba di depan pintu rumahmu gak setulus itu. Makanya, ketahui ciri-ciri silaturahmi yang tidak tulus agar gak merusak hubungan kalian, ya!