Contoh Khotbah Jumat 10 Muharram

- Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam
- Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram dianjurkan untuk banyak beribadah
- Khotbah Jumat dapat membahas keistimewaan hari Asyura dan peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal tersebut
Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam. Banyak keistimewaan dalam bulan ini, salah satunya adalah hari Asyura pada tanggal 10 Muharram. Umat muslim dianjurkan banyak beribadah pada hari ini. Beberapa amalan baik yang bisa dilakukan adalah berpuasa hingga menyampaikan khotbah.
Hari Asyura pada tahun 2024 tidak jatuh di hari Jumat, namun pembahasan tentang keistimewaan hari Asyura bisa dijadikan materi khotbah Jumat. Berikut ini contoh khotbah Jumat 10 Muharram dan peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal tersebut.
1. Sunah-sunah berkhotbah dalam Islam

Khotbah adalah salah satu syarat sah dalam pelaksanaan ibadah salat Jumat. Ada beberapa sunah khotbah yang bisa dilakukan oleh seorang khatib. Amalan sunah memang tidak wajib dilakukan, namun akan menambah pahala dan keberkahan apabila dikerjakan. Berikut sunah-sunah dalam berkhotbah:
- Khatib memberi salam pada awal khotbah dan menghadap ke jamaah
- Khotbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi, misalnya mimbar
- Khotbah berisi peristiwa aktual sesuai kondisi yang terjadi pada saat ini
- Khatib sebaiknya menyampaikan khotbah pendek dan memanjangkan ibadah salat Jumat
- Khatib disunahkan membaca surat Al Ikhlas saat duduk di antara dua khotbah
- Khatib menjalankan rukun khotbah, yaitu memuji Allah SWT, bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, mengajak pada ketaatan, membaca penggalan ayat suci Al-Qur'an, dan berdoa untuk kaum mukmin di akhir khotbah.
2. Peristiwa bersejarah pada tanggal 10 Muharram

Hari Asyura atau tanggal 10 Muharram menyimpan dua sejarah penting dalam peradaban Islam, yaitu berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS di Bukit Judi dan selamatnya Nabi Musa beserta umatnya dari kejaran Raja Firaun. Umat muslim diingatkan untuk selalu mengambil hikmah dan pelajaran dari dua peristiwa penting tersebut.
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dari sahabat Abu Hurairah RA, “Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati sekelompok orang Yahudi yang tengah berpuasa hari Asyura, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Puasa hari apa ini?,” mereka menjawab: Hari ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari tenggelam, sedangkan Firaun di hari ini tenggelam. Hari ini adalah hari ketika perahu Nabi Nuh berlabuh di bukit Al Judi. Karena itu, Nuh dan Musa berpuasa di hari ini karena bersyukur kepada Allah ta'ala. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa dan lebih berhak untuk berpuasa hari ini,” kemudian Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.”
3. Contoh khotbah Jumat 10 Muharram

Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Dari mimbar ini, saya mengajak kepada seluruh jamaah dan tentu saja diri saya sendiri untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Jadikan takwa sebagai kunci menjalani hidup. Kita kerjakan semua yang Allah SWT perintahkan dan tinggalkan semua yang Allah SWT larang. Dengan begitu, hidup kita akan senantiasa dilimpahi keberkahan, meski jalannya tidak selalu terasa mulus.
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan Islam. Mari kita anggap bulan ini sebagai awal untuk segala kebaikan dalam menjalani hidup di hari-hari mendatang. Kita jadikan titik awal ini sebagai momen kebangkitan untuk semakin giat beribadah dan melakukan kebaikan.
Sebentar lagi, kita akan tiba pada hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Umat muslim tidak boleh melupakan dua peristiwa penting yang terjadi pada hari Asyura, di mana kapal Nabi Nuh berhasil mencapai bukit Al Judi dengan selamat, dan Nabi Musa bersama Bani Israil selamat dari kejaran Raja Firaun yang keji.
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Nabi Nuh AS adalah salah satu nabi yang luar biasa. Beliau diutus Allah SWT untuk berdakwah di tengah orang-orang kafir, tidak seperti nabi-nabi sebelum Beliau yang diutus kepada kaum muslimin. Nabi Nuh menghadapi jalan yang sangat terjal dan berliku, perjuangan dan pengorbanannya amat besar untuk mengajak kaum kafir ke jalan Allah SWT.
Dilecehkan, dicemooh, bahkan disakiti fisiknya dengan siksaan yang luar biasa, tidak menyurutkan keimanan Nabi Nuh AS. Beliau terus berdakwah tanpa henti, tanpa kenal lelah. Hanya sedikit dari orang-orang pada masa itu yang memilih untuk beriman kepada Allah SWT, maka Nabi Nuh berdoa agar Allah SWT musnahkan semua orang kafir seperti yang tertulis pada surat Nuh ayat 26,
“Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.”
Peristiwa penting yang kedua adalah selamatnya Nabi Musa AS dari kejaran Firaun yang kejam. Nabi Musa juga menghadapi tantangan yang tak kalah berat dengan hidup di masa kepemimpinan raja yang amat zalim. Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk mengajak Firaun masuk Islam, namun Firaun bersikeras menolak dan malah menyebut dirinya sebagai tuhan.
Banyak mukjizat dan tanda kebesaran Allah SWT yang telah Nabi Musa tunjukkan kepada Firaun, namun tak satu pun yang berhasil melunakkan hati raja kejam itu. Firaun malah terus menyiksa umat Nabi Musa. Penindasan yang terus terjadi itu, membuat Nabi Musa memutuskan untuk pergi dari Mesir bersama pengikutnya dari Bani Israil yang berjumlah sekitar 600 ribu orang. Tak habis-habis kekejian Firaun, dia mengejar rombongan Nabi Musa dengan membawa pasukan berjumlah 1,6 juta orang demi memusnahkan nabi dan para pengikutnya.
Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan umatnya pada masa itu. Tercantum pada surat Asy-Syura ayat 63 yang berbunyi,
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu,” maka terbelah-lah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.”
Nabi Musa dan rombongannya selamat, sementara Firaun dan pasukannya tenggelam di laut. Sesaat sebelum mati tenggelam, Firaun bertaubat dan menyatakan bahwa dirinya memercayai keesaan Allah SWT. Namun, taubatnya tidak lagi diterima seperti yang dikisahkan pada surat Yunus ayat 90-91,
“Dan Kami menyelamatkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang memeluk Islam.” Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Dari dua peristiwa bersejarah itu kita bisa menarik makna dan pelajaran yang sangat berharga. Kita harus meyakini bahwa pertolongan Allah SWT itu nyata dan sangat dekat bagi orang-orang yang terus berjuang dan senantiasa beriman. Kita tidak dijanjikan hidup yang mudah, namun Allah SWT berjanji akan selalu menolong dan menyelamatkan hamba-Nya yang taat.
Ini adalah sebuah pengingat di saat kita mulai merasa lelah atau jenuh menjalani hidup. Kita diingatkan untuk tidak mudah menyerah dan terus berjuang sampai titik akhir, kerahkan semua doa dan upaya yang kita punya. Hidup ini tidak akan pernah terbebas dari masalah, maka berdoalah agar kita dan seluruh umat muslim di belahan dunia mana pun dijadikan pribadi yang lebih kuat dari hari ke hari.
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Demikian khotbah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.