Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Contoh Khutbah Jumat Setelah Idul Adha 2025

Ilustrasi Idul Adha (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Setelah Idul Adha, umat Islam diingatkan untuk merenungkan nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan dari kisah Nabi Ibrahim AS.
  • Awal bulan menjadi waktu untuk memperbarui niat, meningkatkan amal ibadah, dan mengevaluasi perjalanan hidup.
  • Khotbah Jumat dapat menjadi sarana untuk memperdalam keimanan, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan dengan sesama.

Setelah merayakan Idul Adha, umat Islam kembali menjalani hari-hari dengan semangat baru. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan yang diajarkan melalui kisah Nabi Ibrahim AS.

Tidak hanya itu, masuknya awal bulan juga menjadi pengingat untuk memperbarui niat, meningkatkan amal ibadah, dan mengevaluasi perjalanan hidup kita. Dalam khotbah Jumat, tema-tema seperti penguatan iman pasca Idul Adha dan semangat memperbaiki diri di awal bulan dapat menjadi pesan penting bagi jemaah.

Dengan bahasa yang menyentuh dan pesan yang relevan, khotbah bisa menjadi jalan untuk memperdalam keimanan sekaligus memperbaiki hubungan dengan sesama. Yuk, simak tiga contoh khotbah Jumat yang bisa disampaikan di momen ini!

1. Keteladanan Nabi Ibrahim dan makna pengorbanan

Ilustrasi Idul Adha (freepik.com/freepik)

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.

Alhamdulillahi nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu. Wa na’udzu billahi min syururi anfusina wa min sayyi’ati a’malina. Man yahdihillahu fala mudhilla lah, wa man yudhlil fala hadiya lah.

Ashhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa ashhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamidun majid.

Amma ba’du.

Uushikum wa iyyaya bitaqwallah. Faqad fazal muttaqun.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Hari-hari setelah Idul Adha adalah waktu yang tepat bagi kita untuk merenungi kembali makna dari pengorbanan yang telah diteladankan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dalam kisahnya, Nabi Ibrahim rela mengorbankan putranya demi perintah Allah SWT. Begitu pula Nabi Ismail, ia menunjukkan ketaatan luar biasa dengan menerima perintah itu dengan sabar dan lapang dada.

Sebagaimana firman Allah SWT:
“Maka ketika anak itu sampai pada (umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar’.”
(QS Ash-Shaffat: 102)

Dari kisah ini, kita belajar bahwa pengorbanan sejati adalah bukti keimanan. Marilah kita aplikasikan semangat ini dalam kehidupan sehari-hari: berkorban untuk keluarga, agama, dan masyarakat. Semoga semangat Idul Adha tetap hidup sepanjang tahun.

2. Awal bulan sebagai titik evaluasi diri

Ilustrasi Idul Adha (freepik.com/freepik)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang masih memberikan kita nikmat usia hingga memasuki awal bulan baru. Awal bulan adalah waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah, introspeksi diri, dan memperbaiki segala kekurangan di bulan sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah.” (HR. Tirmidzi)

Mari kita perbarui niat dan tekad. Jadikan bulan ini sebagai momen peningkatan spiritual dan amal. Perbanyak membaca Al-Qur’an, shalat tepat waktu, dan menahan lisan dari hal yang sia-sia. Awal bulan adalah kesempatan baru dari Allah untuk kita menjadi hamba yang lebih baik.

Jangan lupa juga untuk memperbanyak rasa syukur. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim: 7)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mari kita akhiri khutbah ini dengan doa.

3. Syukur dan doa menyambut bulan baru

Ilustrasi Idul Adha (freepik.com/freepik)

Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Berkurban juga mengajarkan kita pentingnya kepedulian sosial. Pembagian daging kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat adalah wujud nyata solidaritas. Namun kepedulian itu tidak boleh berhenti di Idul Adha saja. Justru harus menjadi gaya hidup seorang Muslim sejati.

Rasulullah SAW bersabda:

"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi)

Artinya, bahkan hal-hal kecil seperti menyapa dan menolong orang lain bisa menjadi ladang pahala besar. Maka mari kita lanjutkan semangat berkurban dengan memberi manfaat kepada lingkungan, membantu yang kesulitan, dan menjaga ukhuwah Islamiyah setiap hari.

Sebagai penutup khutbah ini, mari kita memohon kepada Allah:

Allahumma taqabbal minna adhahina, wa taqabbal minna taubatana, waj’alna min ‘ibadikas shalihin.
Ya Allah, terimalah kurban kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan jadikan kami hamba-hamba-Mu yang ikhlas dan bermanfaat bagi sesama.

Semoga khotbah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menumbuhkan keikhlasan dan kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mari jadikan semangat kurban sebagai bekal untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Delvia Y Oktaviani
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us