Surat Al-Mu'minun Ayat 73-97 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Menjelaskan kebesaran Allah SWT

Surat Al-Mu’minun adalah surat yang terdiri dari 118 ayat. Surat ini termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah. Surat Al-Mu’minun sendiri memiliki arti 'orang-orang yang beriman'. Oleh karena itu, dalam surat ini dijelaskan tentang sifat-sifat orang yang beriman yang dapat membawa kebahagiaan dalam dunia maupun akhirat.

Berikut arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-Mu'minun ayat 73 sampai 91.

1. Surat Al-Mu'minun ayat 73-97 beserta artinya

Surat Al-Mu'minun Ayat 73-97 Arab: Arti, Kandungan dan KeutamaanIDN TIMES

Berikut merupakan Al-Mu’minun ayat 73-97 dan terjemahannya:


وَاِنَّكَ لَتَدْعُوْهُمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

wa innaka latad'ụhum ilā ṣirāṭim mustaqīm

73. Dan sesungguhnya engkau pasti telah menyeru mereka kepada jalan yang lurus.


وَاِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ عَنِ الصِّرَاطِ لَنَاكِبُوْنَ

wa innallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati 'aniṣ-ṣirāṭi lanākibụn

74. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat benar-benar telah menyimpang jauh dari jalan (yang lurus).


۞ وَلَوْ رَحِمْنٰهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِمْ مِّنْ ضُرٍّ لَّلَجُّوْا فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

walau raḥimnāhum wa kasyafnā mā bihim min ḍurril lalajjụ fī ṭugyānihim ya'mahụn

75. Dan seandainya mereka Kami kasihani, dan Kami lenyapkan malapetaka yang menimpa mereka, pasti mereka akan terus-menerus terombang-ambing dalam kesesatan mereka.


وَلَقَدْ اَخَذْنٰهُمْ بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوْا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُوْنَ

wa laqad akhażnāhum bil-'ażābi fa mastakānụ lirabbihim wa mā yataḍarra'ụn

76. Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.


حَتّٰٓى اِذَا فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا ذَا عَذَابٍ شَدِيْدٍ اِذَا هُمْ فِيْهِ مُبْلِسُوْنَ ࣖ

ḥattā iżā fataḥnā 'alaihim bāban żā 'ażābin syadīdin iżā hum fīhi mublisụn

77. Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat keras, seketika itu mereka menjadi putus asa.


وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

wa huwallażī ansya`a lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af`idah, qalīlam mā tasykurụn

78. Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.


وَهُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

wa huwallażī żara`akum fil-arḍi wa ilaihi tuḥsyarụn

79. Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.


وَهُوَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَلَهُ اخْتِلَافُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

wa huwallażī yuḥyī wa yumītu wa lahukhtilāful-laili wan-nahār, a fa lā ta'qilụn

80. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kamu mengerti?


بَلْ قَالُوْا مِثْلَ مَا قَالَ الْاَوَّلُوْنَ

bal qālụ miṡla mā qālal-awwalụn

81. Bahkan mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan apa yang diucapkan oleh orang-orang terdahulu.


قَالُوْٓا ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ

qālū a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa 'iẓāman a innā lamab'ụṡụn

82. Mereka berkata, “Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?


لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَاٰبَاۤؤُنَا هٰذَا مِنْ قَبْلُ اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ

laqad wu'idnā naḥnu wa ābā`unā hāżā ming qablu in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn

83. Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!”


قُلْ لِّمَنِ الْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهَآ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

qul limanil-arḍu wa man fīhā ing kuntum ta'lamụn

84. Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di dalamnya, jika kamu mengetahui?”


سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

sayaqụlụna lillāh, qul a fa lā tażakkarụn

85. Mereka akan menjawab, “Milik Allah.” Katakanlah, “Maka apakah kamu tidak ingat?”


قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

dm-player

qul mar rabbus-samāwātis-sab'i wa rabbul-'arsyil-'aẓīm

86. Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki ‘Arsy yang agung?”


سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ

sayaqụlụna lillāh, qul a fa lā tattaqụn

87. Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”


قُلْ مَنْۢ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

qul mam biyadihī malakụtu kulli syai`iw wa huwa yujīru wa lā yujāru 'alaihi ing kuntum ta'lamụn

88. Katakanlah, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab-Nya), jika kamu mengetahui?”


سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ فَاَنّٰى تُسْحَرُوْنَ

sayaqụlụna lillāh, qul fa annā tus-ḥarụn

89. Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?”


بَلْ اَتَيْنٰهُمْ بِالْحَقِّ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ

bal ataināhum bil-ḥaqqi wa innahum lakāżibụn

90. Padahal Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi mereka benar-benar pendusta.


مَا اتَّخَذَ اللّٰهُ مِنْ وَّلَدٍ وَّمَا كَانَ مَعَهٗ مِنْ اِلٰهٍ اِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ اِلٰهٍۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ۙ

mattakhażallāhu miw waladiw wa mā kāna ma'ahụ min ilāhin iżal lażahaba kullu ilāhim bimā khalaqa wa la'alā ba'ḍuhum 'alā ba'ḍ, sub-ḥānallāhi 'ammā yaṣifụn

91. Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,


عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ࣖ

'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa ta'ālā 'ammā yusyrikụn

92. (Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak. Maha Tinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan.


قُلْ رَّبِّ اِمَّا تُرِيَنِّيْ مَا يُوْعَدُوْنَ ۙ

qur rabbi immā turiyannī mā yụ'adụn

93. Katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, seandainya Engkau hendak memperlihatkan kepadaku apa (azab) yang diancamkan kepada mereka,


رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِيْ فِى الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

rabbi fa lā taj'alnī fil-qaumiẓ-ẓālimīn

94. Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-orang zalim.”


وَاِنَّا عَلٰٓى اَنْ نُّرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقٰدِرُوْنَ

wa innā 'alā an nuriyaka mā na'iduhum laqādirụn

95. Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Muhammad) apa yang Kami ancamkan kepada mereka.


اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ السَّيِّئَةَۗ نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَصِفُوْنَ

idfa' billatī hiya aḥsanus-sayyi`ah, naḥnu a'lamu bimā yaṣifụn

96. Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah).


وَقُلْ رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِ ۙ

wa qur rabbi a'ụżu bika min hamazātisy-syayāṭīn

97. Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan,

Baca Juga: Surat Al-Muddassir Ayat 29-56 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

2. Kandungan surat Al-Mu'minun ayat 73-97

Surat Al-Mu'minun Ayat 73-97 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaanilustrasi mencari ilmu agama islam (pexels.com/Monstera)

Surat Al-Mu'minun ayat 73-97 ini banyak membahas tentang kebesaran Allah SWT. Terdapat pula perintah untuk bertakwa kepada-Nya. Kaum kafir pada saat itu juga tetap tidak mau mengimani Allah SWT walaupun sudah diberikan peringatan, maka dari itu Allah SWT menimpakan azab atas mereka. 

Dalam surat ini juga menjelaskan kepastian datangnya hari kebangkitan dan berbagai hal di hari kiamat. Untuk itu, dalam surat ini juga menjelaskan tentang kewajiban manusia untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. 

3. Keutamaan surat Al-Mu'minun

Surat Al-Mu'minun Ayat 73-97 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaanfreepik/Rawpixel

Surat Al-Mu’minun memiliki keutamaan dapat tercapainya suatu kebahagiaan dan mampu membawa umatnya berada di surga Firdaus. Keutamaan dari surat ini juga bisa membantu menjadi doa bagi orang-orang yang suka meminum-minuman keras. 

Selain itu, surat ini juga bisa menjadi wasilah untuk menenangkan hari yang sedang gundah maupun gelisah. Yaitu dengan cara membaca surat Al-Mu'minun ayat 97 sampai 98.

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-Mu'minun ayat 73 sampai 97. Semoga dengan membaca surat ini, kita kembali menyadari akan kebesaran Allah SWT. Amin.

Topik:

  • Cynthia Nanda Irawan

Berita Terkini Lainnya