6 Daftar Kandidat Pengganti Paus Fransiskus, Profil Lengkap!

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, di usia 88 tahun. Kepergian beliau menandai akhir dari masa kepemimpinannya selama 12 tahun sebagai Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik dunia.
Dengan wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik kini bersiap menggelar konklaf untuk memilih penggantinya. Berikut adalah beberapa kandidat kuat yang disebut-sebut berpotensi menjadi Paus berikutnya!
1. Kardinal Pietro Parolin
Kardinal Pietro Parolin, kelahiran Schiavon, Italia pada 17 Januari 1955, telah menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013 atas penunjukan langsung Paus Fransiskus. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1980, setelah menjalani pendidikan seminari sejak usia remaja dan meraih gelar dalam hukum kanon dari Universitas Kepausan Gregorian.
Karier diplomatiknya dimulai sejak awal 2000-an, termasuk sebagai Wakil Sekretaris untuk Hubungan dengan Negara. Dengan pengalaman panjang di bidang hubungan internasional dan kedekatannya dengan visi Paus Fransiskus, Parolin kini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat terkuat pengganti Tahta Suci.
2. Kardinal Luis Antonio Tagle
Kardinal Luis Antonio Tagle, kelahiran Manila pada 21 Juni 1957, merupakan tokoh Katolik terkemuka dari Filipina yang kini menjabat di departemen evangelisasi Vatikan. Ia menempuh pendidikan filsafat dan teologi di Filipina, lalu meraih gelar doktor teologi sakral dengan predikat summa cum laude dari Universitas Katolik Amerika.
Tagle dikenal aktif dalam dunia pendidikan dan pelayanan pastoral, termasuk sebagai rektor seminari dan pengajar di berbagai institusi teologi. Ia diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2012, dan telah berperan penting dalam Gereja global, termasuk ikut dalam Konklaf 2013 dan dipercaya sebagai Prefek untuk Evangelisasi sejak 2019.
3. Kardinal Peter Erdo
Kardinal Erdo adalah sosok konservatif yang memiliki basis kuat di Eropa Timur. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Konferensi Uskup Eropa dan dikenal sangat ketat dalam hal ajaran moral Gereja, termasuk menolak komuni bagi umat Katolik yang bercerai dan menikah kembali.
Erdo memiliki latar belakang akademik yang kuat dan kerap menekankan pentingnya ortodoksi ajaran Katolik. Jika terpilih, ia kemungkinan akan mengembalikan arah Gereja pada garis tradisional dan memperketat kebijakan moral internal.
4. Kardinal Matteo Zuppi
Kardinal Matteo Zuppi, kelahiran Roma pada 1955, memiliki latar belakang akademik di bidang sastra, filsafat, dan teologi yang ia tempuh di Universitas Roma “La Sapienza” dan Universitas Kepausan Lateran. Ia ditahbiskan sebagai imam pada 1981 dan sempat menjabat sebagai rektor gereja Santa Croce alla Lungara selama hampir tiga dekade.
Pada 2015, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi Uskup Agung Bologna, dan pada 2022, ia ditunjuk sebagai presiden Konferensi Episkopal Italia. Zuppi dikenal sebagai sosok progresif yang memiliki peran penting dalam gereja dan diplomasi Vatikan.
5. Kardinal Raymond Leo Burke
Kardinal Raymond Leo Burke lahir pada 30 Juni 1948 di Wisconsin, Amerika Serikat, dan menempuh pendidikan teologi serta hukum kanon di Roma. Ia ditahbiskan sebagai imam oleh Paus Paulus VI pada tahun 1975 dan sempat menjadi pengajar serta rektor asosiasi di Wisconsin.
Burke meraih gelar doktor hukum kanon dari Universitas Kepausan Gregorian pada 1980 dan diangkat menjadi Uskup Agung Saint Louis pada 2003. Kariernya terus menanjak hingga dipercaya menjabat sebagai Prefek Mahkamah Agung Signatura Apostolik pada 2008.
6. Kardinal Peter Turkson
Kardinal Peter Turkson lahir di Ghana pada 11 Oktober 1948 dan ditahbiskan sebagai imam pada 1975. Ia menempuh studi lanjutan di Roma dan New York, dengan keahlian di bidang Kitab Suci dan Teologi.
Sepanjang kariernya, Turkson aktif sebagai dosen, pendeta, dan rektor universitas, serta dikenal atas perannya dalam isu keadilan sosial. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian serta Prefek Departemen untuk Pelayanan Pengembangan Manusia Integral, dan telah dua kali ikut serta dalam konklaf pemilihan Paus.
Itu tadi 6 kandidat pengganti Paus Fransiskus. Siapa pun yang terpilih nantinya, ia akan memikul tanggung jawab besar untuk meneruskan misi spiritual, moral, dan sosial Gereja di tengah tantangan zaman yang terus berkembang.