7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN Times

Apa saja, ya?

Menulis adalah kegiatan yang mengasyikkan, bahkan menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi penulis yang telah lama aktif di dunia kepenulisan. Salah satu media nasional yang memiliki banyak penulis berkualitas adalah IDN Times melalui kanal IDN Times Community. Namun, tentu saja hal yang tidak mudah untuk dapat menerbitkan tulisan kita di media sebesar IDN Times.

Nah, bagi kamu yang mungkin masih tergolong sebagai penulis baru, beberapa pertanyaan berikut pastinya sering kamu tanyakan. Apa saja, ya? Penasaran dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut? Yuk, disimak sampai tuntas!

1. Mengapa artikel tak kunjung diterbitkan?

7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesPixabay/rawpixel

Pertanyaan yang satu ini mungkin sudah menjadi salah satu pertanyaan paling sering ditanyakan oleh para penulis yang baru bergabung di IDN Times. Bukan tanpa alasan, banyak artikel mereka yang dibiarkan pending begitu saja tanpa adanya kepastian kapan akan diterbitkan.

Ada beberapa jawaban atau alasan logis mengapa artikel yang kamu buat tidak segera diterbitkan oleh editor, misalnya proses penyuntingan. Proses memeriksa dan mengoreksi artikel yang dilakukan oleh editor membutuhkan waktu. Dibutuhkan ketelitian bagi para editor dalam memeriksa dan mengoreksi artikel yang kamu buat.

Bisa dibilang bahwa tanggung jawab editor juga termasuk besar. Pasalnya, editor akan memeriksa dan mengoreksi artikel kamu dengan detail. Tidak sembarang artikel yang dapat diterbitkan dan editor harus melakukannya dengan ratusan dan bahkan ribuan artikel setiap harinya.

So, kalau merasa bahwa artikelmu sudah dibuat dengan standar yang benar, kamu harus bersabar dan sebaiknya tidak fokus hanya pada satu artikel saja. Artikel yang memang layak terbit pasti akan diterbitkan kok. Jangan terlalu dipikirkan mengenai artikelmu yang tak kunjung terbit. Buatlah tulisan lain yang juga berkualitas dan jadikan menulis sebagai gairah yang positif.

2. Mengapa banyak artikel ditolak?

7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesUnsplash/Jeshoots.com

Penolakan artikel tidak hanya terjadi pada penulis pemula, melainkan bisa terjadi pada penulis yang sudah lama aktif menulis di IDN Times. Kamu harus tahu bahwa menulis di media tidaklah sama seperti kamu menulis di blog pribadi atau buku harian. Bahkan, beberapa tema tertentu menuntut penulisan yang lebih baku dan detail.

Ada banyak penyebab mengapa artikel yang sudah susah payah kamu buat ditolak oleh editor. Adapun, beberapa penyebabnya:

  • Konten dan judul kurang menarik. Biasanya, seorang penulis hanya menulis apa adanya. Padahal, seharusnya seorang penulis bisa membuat konten dan judul semenarik mungkin.
  • Artikel bermuatan hoaks, menyinggung SARA, pornografi, perjudian, dan penghinaan. Jika mengandung muatan negatif, artikelmu akan langsung ditolak oleh media.
  • Menulis artikel berita, sains, dan medis tanpa disertai sumber yang jelas. Sumber kredibel menjadi pertimbangan utama dalam penerbitan artikel.
  • Salah dalam menempatkan gambar. Meskipun tidak terlalu fatal, jika kesalahan terus diulang-ulang, bisa saja editor menjadi bosan dan tidak melirik artikelmu kembali.
  • Artikel dideteksi plagiat atau menyadur mentah-mentah dari tulisan lain. Jika satu atau dua kalimat dalam artikelmu sama persis dengan tulisan lainnya, itu bisa dikategorikan plagiat atau penjiplakan. Editor memiliki tools khusus untuk memastikan apakah artikel mengandung plagiat atau tidak.
  • Tema sudah terlalu sering diulas atau diterbitkan. Sebaiknya, kamu harus kreatif dalam menentukan tema atau konten-konten baru agar tulisanmu tidak terlalu umum.
  • Sebab-sebab lain yang menjadi hak prerogatif dari editor.

Setelah mengetahui mengapa artikelmu ditolak, kamu harus mulai memperbaiki cara-cara penulisan kamu untuk artikel selanjutnya. Oh ya, jangan melakukan kesalahan berulang-ulang, ya! Perhatikan dasar-dasar peletakan kata dan kalimat supaya artikelmu dapat dibaca dengan nyaman.

3. Apakah penulis harus fokus pada satu atau dua bidang kepenulisan saja?

7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesUnsplash/Chris Spiegl

Ada juga pertanyaan mengenai hal ini. Apakah penulis media harus fokus hanya pada satu atau dua bidang saja? Jawabannya relatif. Ada penulis yang suka menulis banyak bidang dan hampir semua artikelnya diterbitkan. Namun, memang akan lebih bagus jika kamu menguasai satu atau dua bidang kepenulisan saja.

Misalnya, kamu hanya fokus menulis artikel tentang kuliner dan wisata. Dengan begitu, editor juga akan lebih mengenal nama penulis yang bersangkutan. Bisa juga kamu fokus pada bidang kepenulisan sains dan medis (kesehatan). Fokus pada bidang-bidang tertentu dapat membuat tulisanmu juga lebih fokus, berbobot, dan terarah.

Secara tidak langsung, jika kamu fokus pada bidang-bidang tertentu yang ada di IDN Times, artikelmu juga akan semakin berkualitas. Sebagai penulis, kamu akan dianggap spesialis dalam kepenulisan bidang tertentu dan ini akan menjadi nilai tambah buat kamu.

Baca Juga: 5 Fitur Terbaru IDN Times Community yang Memudahkan Penulis Artikel

4. Bagaimana meningkatkan jumlah view?

dm-player
7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesUnsplash/Tran Mau Tri Tam

Sebetulnya, tidak ada kepastian mutlak untuk menjawab pertanyaan ini. Pasalnya, jumlah view sangat bergantung pada berbagai kondisi. Jika kamu bisa menulis sesuatu yang viral dengan bahasa yang menarik, jumlah view di artikelmu juga pasti akan melonjak drastis.

Itulah mengapa penulisan judul dan konten dalam sebuah artikel sangatlah penting. Pasalnya, judul akan memancing rasa penasaran dari banyak pembaca. Namun, sedapat mungkin artikel yang kamu buat juga jangan terlalu bersifat clickbait, yakni mengumbar umpan balik sampai-sampai mengesampingkan poin utama yang akan diberitakan.

Bagaimana caranya agar dapat menulis dengan judul dan konten menarik? Sering-seringlah baca artikel di IDN Times. Artikel-artikel dalam media nasional tersebut dapat dibaca dan dinikmati oleh semua kalangan serta mengandung muatan informasi yang mengedukasi pembacanya.

5. Dari mana sumber-sumber referensi didapatkan?

7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesUnsplash/Seven Shooter

Jika kamu menulis tentang inspirasi yang mungkin berdasarkan pengalamanmu sendiri, penulisan sebuah artikel tidak wajib mencantumkan sumber referensi. Namun, lain ceritanya jika kamu akan menulis artikel bertema sains, kesehatan, teknologi, dan segala berita yang membutuhkan fakta empiris.

Tema yang membutuhkan sumber empiris dapat diklasifikasikan sebagai tema ilmiah. Tema-tema tersebut tentu saja membutuhkan sumber yang valid supaya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adanya sumber-sumber valid tersebut bertujuan untuk meminimalkan berita bohong atau hoaks.

Untuk artikel-artikel bertema ilmiah, kamu bisa mendapatkan banyak sumber dari internet, jurnal, dan buku sains. Kamu bisa mendapatkan sumber dari beberapa web di internet, misalnya National Geographic, NASA, Live Science, BBC Science, Space, Universe Today, NCBI, Medical News Today, History, Biography, Healthline, dan masih banyak lagi.

Khusus untuk artikel medis atau kesehatan, akan lebih baik jika kamu juga mengambil sumber dari jurnal-jurnal yang memang ditulis dan diterbitkan oleh pakar yang ahli di bidang tersebut. Mayoritas jurnal dan sumber tersebut berbahasa Inggris dan Jerman. Jadi, minimal kamu juga harus aktif belajar bahasa Inggris supaya kamu paham mengenai sumber yang kamu baca tersebut.

6. Apakah editor pilih kasih terhadap penulis dalam menerbitkan artikel?

7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesUnsplash/Green Chameleon

Tidak, pada dasarnya editor tidak pilih kasih alias semua penulis dianggap sama. Namun, perlu kamu ketahui bahwa jumlah penulis di IDN Times sangat banyak. Akan lebih baik jika nama kamu cukup dikenal di mata editor. Bagaimana caranya? Teruslah menulis dan hasilkan artikel-artikel yang bagus.

Semakin kamu banyak menulis, nama kamu juga akan semakin dikenal. Jangan lupa, kembali ke poin nomor tiga di atas: sedapat mungkin kamu fokuskan pada satu atau dua bidang penulisan saja. Jika kamu konsisten menulis dan kamu sudah bisa menghasilkan artikel yang bagus, suatu saat artikel kamu juga pasti akan diterbitkan.

Oh ya, selain kuantitas artikel, kamu juga harus perhatikan kualitas artikel dan semua peraturan yang wajib dipatuhi. Peraturan dan hal teknis mengenai cara-cara menulis bisa kamu baca di dashboard akun milikmu. Percuma jika kamu banyak menulis, tapi artikelnya tidak berkualitas dan melanggar peraturan.

7. Mengapa harus memperhatikan gaya bahasa di IDN Times?

7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan oleh Penulis Pemula di IDN TimesUnsplash/Kat Stokes

Harus diakui bahwa gaya bahasa merupakan salah satu ciri dan karakter dari masing-masing pribadi penulis. Namun, kamu juga harus paham bahwa IDN Times secara umum dinikmati oleh berbagai macam kalangan, terutama kalangan dari Millennial dan Gen Z. Jika kamu banyak membaca artikel-artikel di IDN Times, kamu akan mengerti seperti apa gaya bahasa yang digunakan oleh media tersebut.

Gaya bahasa yang digunakan adalah mudah untuk dicerna, informatif, edukatif, dan tentu saja wajib sesuai dengan standar baku bahasa Indonesia yang berlaku dalam dunia literasi. Itu sebabnya cara menulis di sebuah media nasional tentu tidaklah sama dengan menulis di blog atau web pribadi.

So, sesuaikan gaya bahasa dan cara penulisan kamu di IDN Times. Tidak harus radikal, namun minimal gaya bahasa yang kamu gunakan dapat masuk dan pas di mata pembaca setia IDN Times.

Itulah beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh penulis pemula di IDN Times Community. Nah, sudah tahu jawabannya, kan? Yuk, tetap semangat menulis!

Baca Juga: Wajib Tahu nih! 7 Tips Jitu agar Artikelmu Mudah Terbit di IDN Times

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya