5 Dampak dari Suka Mengiming-imingi Orang Lain demi Tercapainya Tujuan

Siapa yang lebih cerdik dalam tawar-menawar, dialah pemenangnya. Maksudnya, kamu tidak boleh terlalu percaya diri bahwa iming-imingmu akan langsung berhasil menarik hati seseorang.

Dia mungkin tertarik, tapi dia juga penasaran tentang apa lagi yang dapat diperolehnya darimu kalau dia menyetujui permintaanmu. Lumrah untuknya menetapkan harga yang "lebih tinggi" jika tahu kamu tak punya pilihan selain dirinya.

Kesukaan memberikan iming-iming berpotensi membuat kamu dicari banyak orang. Walaupun kamu tidak ingat pernah mengiming-imingi apa saja yang jelas mereka tak bisa melupakannya.

Ini karena mereka telanjur tertarik pada sesuatu yang kamu janjikan. Sedangkan bagimu memenuhi janji selalu terasa berat terlebih pada orang sebanyak itu. Bersiaplah hidupmu menjadi gak pernah tenang.

Lantaran tak punya pilihan lain seperti dalam poin pertama, kamu bisa saja memberikan terlalu banyak iming-iming hanya agar tujuanmu tercapai. Saat itu, kamu tidak peduli pada caramu nanti dalam menepatinya.

Sampai akhirnya benar-benar mengaku tak dapat memberikan apa-apa yang kamu janjikan sendiri dan hilanglah rasa percaya orang padamu. Meski kamu tidak suka dan merasa berlebihan, beberapa orang barangkali tetap menyebutmu penipu atau pembohong.

Semua orang yang mau merapat tidak sungguh-sungguh peduli pada dirimu atau maju mundurnya bisnis yang sedang kamu jalankan. Mereka hanya tertarik pada iming-iming yang kamu janjikan di awal. Akibatnya, kamu pun tak dapat mengharapkan apa-apa dari mereka.

Kinerja yang baik, misalnya. Itu bukan fokus mereka. Pusat perhatian mereka adalah iming-iming itu. Mereka pun selalu dalam keadaan tidak sabar untuk segera mendapatkannya.

Ada orang yang mudah tertarik dengan iming-iming, tapi ada juga yang bersikap waspada bahkan terlalu gampang curiga. Orang-orang dalam golongan yang kedua kerap menghubungkan iming-iming dengan strategi kejahatan.

Oleh sebab itu, beberapa orang mungkin tak ingin mencari tahu lebih lanjut tentang maksudmu yang sesungguhnya. Baru mendengar iming-imingmu saja, mereka telah mengira kamu punya niat buruk di balik janji manis tersebut.

Dalam perkara remeh saja, kamu bisa dengan mudah memberikan iming-iming jika telah terbiasa melakukannya. Misalnya, meminta teman menemani jalan-jalan dengan iming-iming kamu akan membelikannya ini itu.

Hal-hal seperti ini sebetulnya tidak perlu dilakukan asal kamu lebih mandiri, percaya diri, serta yakin masih ada orang yang tulus. Sebab tingginya ketergantunganmu terhadap orang lain akan mendorongmu memberikan iming-iming apa saja, agar ia mau menuruti keinginanmu. Tak usah lagi, ya!