Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie Yudistia

Semangat pantang menyerahnya patut ditiru, nih

Ketika dihadapkan dengan situasi buruk, setiap manusia punya dua pilihan yaitu bertahan dan berjuang atau memutuskan menyerah saat itu juga. Dua puluh tahun lalu, Angkie Yudistia memilih bertahan dan berjuang setelah divonis mengidap tuna rungu di usia 10 tahun.

Angkie kini dikenal sebagai pejuang bagi kaum difabel lewat perusahaan bernama Thisable Enterprise yang dibangunnya sendiri. Lebih dari 3.000 penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan untuk bekerja dan belajar dengan lebih leluasa bersama Thisable Entreprise.

Selain itu, Angkie juga menulis tiga judul buku yang berkisah tentang perjuangannya melawan stigma negatif tentang disabilitas. Semua karya inspiratif ini gak akan terwujud jika dua puluh tahun lalu ia memilih menyerah pada keadaan.

Mau tahu gimana perjuangan Angkie bangkit dan menjadi inspirasi positif bagi banyak orang? Yuk, simak kisah inspiratifnya!

1. Divonis tuna rungu setelah mengidap demam tinggi dan malaria

Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie YudistiaInstagram/angkie.yudistia

Di usianya yang baru menginjak 10 tahun, Angkie harus menghadapi mimpi buruk divonis tuna rungu. Sebelumnya ia terkena demam tinggi dan malaria, kedua penyakit ini yang disinyalir menyebabkan kerusakan fungsi organ pendengaran.

2. Sempat di-bully dan disarankan berhenti sekolah

Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie YudistiaInstagram/angkie.yudistia

Di-bully oleh teman-teman seusianya sudah menjadi makanan sehari-hari. Bahkan Angkie sempat disarankan berhenti sekolah, banyak kerabat yang mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.

Kesulitan berkomunikasi juga sempat membuat Angkie frustrasi. Tapi kegigihannya berjuang membawanya sukses meraih gelar sarjana dari jurusan Periklanan London School of Public Relations (LSPR).

3. Definisi nyata ‘balas dengan karya’, siapa sangka Angkie bisa mengenyam pendidikan sampai jenjang S2

Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie YudistiaInstagram/angkie.yudistia

Bagi Angkie, gak ada gunanya melawan orang-orang yang meragukannya. Ia memilih fokus pada kegiatan positif dan terus berkarya. Terbukti, Angkie sukses menyelesaikan studi S2-nya dan sempat bekerja di beberapa perusahaan besar.

Di luar akademik dan karier, Angkie juga terdaftar sebagai finalis Abang None Jakarta 2008 serta meraih penghargaan The Most Fearless Female versi Cosmopolitan di tahun yang sama.

dm-player

Baca Juga: Kutipan Paling Nancep di Hati dari Marchella FP, Kamu Tertampar Gak?

4. Jatuh bangun mendirikan Thisable Enterprise, diragukan banyak orang sudah jadi makanan sehari-hari

Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie YudistiaInstagram/thisable.id

Meski sempat bekerja di perusahaan besar, Angkie mengakui bahwa mencari pekerjaan bagi penyandang disabilitas sepertinya tidaklah mudah. Kaum difabel masih banyak yang menghadapi keterbatasan akses di bidang pendidikan, pekerjaan, dan pelatihan yang layak.

Hal ini yang memotivasi Angkie mendirikan Thisable Enterprise. Bermodalkan tekad dan kegigihannya belajar membangun bisnis, perusahaan berbasis sosial ini tumbuh menjadi wadah positif bagi kaum difabel.

Tentu bukan sebuah perjalanan mudah, di lima tahun pertama berdirinya Thisable Enterprise, Angkie harus menghadapi sulitnya meyakinkan investor dan kolega untuk membesarkan bisnisnya.

Belum lagi pandangan miring soal kondisi Angkie yang tuna rungu. Tentu gak mudah membangun image sebagai seorang pemimpin perusahaan yang menyandang disabilitas.

5. Membagikan kisah inspiratifnya dalam tiga judul buku

Disabilitas Bukan Pembatas, Ini 5 Kisah Inspiratif Angkie YudistiaInstagram/indonesia.writer.festival

Berkat jerih payahnya, Angkie kini sukses mewadahi lebih dari 3.000 penyandang disabilitas di bawah Thisable Enterprise.

Mereka diberi pelatihan dan ditangani oleh para ahli sebagai bekal. Para difabel ini kemudian disalurkan ke beberapa lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi mereka.

Seperti gak ada habisnya membahas prestasi Angkie Yudistia, ia juga sudah merilis tiga judul buku yang mengisahkan perjuangan inspiratifnya sebagai seorang difabel. Buku pertamanya yang berjudul “Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas” dirilis pada tahun 2011.

Dua tahun berselang, buku “Setinggi Langit: Menelusuri cakrawala perjuangan perempuan peneliti di Indonesia” dirilis pada tahun 2013. Kemudian buku terbarunya yang berjudul “Become Rich As s Socio-preneur” baru saja terbit di tahun 2019 ini.

Bagi kamu yang ingin mendengar lebih banyak kisah inspiratif Angkie Yudistia, ia akan hadir di ajang Indonesia Writers Festival tanggal 6-7 September 2019 nanti. Angkie bergabung dengan dua puluh lebih pembicara lainnya di Universitas Multimedia Nusantara.

Tertarik mengikuti acara yang dihadiri puluhan pembicara kece ini? Yuk, segera daftarkan dirimu!

Baca Juga: Kisah Novelis Ayu Utami, Sempat Kuliah Sastra Rusia untuk Jadi Intel

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya