Mudah Gelisah, Ini 6 Tanda Nyata Kamu Lagi Butuh Sendirian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Tapi bukan berarti kita selalu butuh dan harus berinteraksi dengan orang lain. Sesekali perlu menghabiskan waktu sendiri saja, karena ada beberapa kondisi dalam hidup ini yang harus dan boleh dihadapi sendirian.
Kadang kita gak sadar ketika sedang butuh menepi sendirian. Kita merasa kacau dan gak tenang, tapi gak bisa menerjemahkan apa yang diinginkan diri sendiri.
Jadi mudah gelisah, ini enam tanda bahwa kamu sedang butuh sendirian. Yuk, kenali tanda-tandanya!
1. Gak nyambung dengan obrolan dalam kelompok
Tanda yang paling mudah dikenali adalah ketika kamu mulai gak nyambung dengan obrolan dalam kelompok. Sudah menyimak, mendengarkan baik-baik, tapi tetap saja ada yang mengganggu fokusmu. Rasanya seperti pikiranmu berada di tempat lain, padahal ragamu ada di situ.
2. Tahu apa yang harus dikerjakan, tapi bingung memulainya
Pernah gak kamu merasa bingung saat akan mengerjakan sesuatu, padahal kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan? Itu tandanya kamu mulai jenuh dengan rutinitas dan butuh menyendiri.
Di kampus atau tempat kerja, terus berinteraksi dengan banyak orang dan banyak tugas bisa membuatmu jenuh. Tapi kamu sering menepisnya, merasa bahwa tanggung jawab selalu wajib diutamakan.
Gak ada salahnya, lho menepi sebentar. Karena kalau dibiarkan berkepanjangan, rasa bingung ini bikin kamu gak produktif.
Baca Juga: Jangan Terlalu Keras! Ini 5 Cara untuk Berdamai dengan Dirimu Sendiri
3. Merasa dibenci banyak orang, padahal gak ada yang melakukannya padamu
Saat perasaanmu tiba-tiba jadi sensitif dan merasa seperti dibenci banyak orang, ini adalah tanda lain dirimu sedang butuh sendirian. Kamu merasa cemas dan insecure, mudah tersinggung dengan sikap orang-orang di sekitarmu.
Editor’s picks
Sesepele tatapan mata, cara mereka menatapmu tiba-tiba terasa seperti mengintimidasi. Coba, deh menjauh sebentar dari keramaian. Jernihkan pikiranmu, tenangkan hatimu.
4. Mulai membandingkan pencapaianmu dengan orang lain
Salah satu dampak buruk jika kamu jarang mengambil me time adalah rasa gak puas akan diri sendiri. Kamu mulai membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain. Mendadak semua orang terlihat keren, sementara kamu merasa lemah dan gak punya apa-apa.
Waktunya menyendiri sebentar, nih! Tenangkan dirimu di tempat yang nyaman, kamar dengan lampu remang dan alunan lagu kesukaanmu misalnya. Sadari bahwa kamu sudah berjuang setiap hari, melakukan yang terbaik untuk mimpi-mimpi dan harapanmu. Setiap orang bakal terlihat keren dengan caranya masing-masing, kan?
5. Muncul keinginan berbuat buruk
Ini dampak bahaya dari kurangnya meluangkan waktu untuk diri sendiri, jadi muncul keinginan berbuat buruk. Setiap orang pasti pernah merasakan, momen-momen di mana berbuat menyimpang jadi terasa menggiurkan. Bolos kuliah, menunda pekerjaan, membohongi orang lain, dan masih banyak lagi.
Hasrat berbuat buruk bisa muncul ketika seseorang merasa jenuh atau gak puas pada pencapaian diri sendiri. Bingung harus bagaimana, akhirnya hal-hal buruk yang dijadikan pelampiasan.
6. Uring-uringan, semua yang kamu lakukan rasanya serba salah
Saat kamu merasa apa yang sudah dilakukan seperti serba salah, hati jadi gak tenang dan pikiran mulai kalut. Bercerita kepada teman atau saudara kadang bukan solusi yang tepat. Pikiranmu yang sedang kacau belum tentu bisa mengatakan apa yang sebenarnya dirasakan.
Menyendiri sejenak adalah cara paling sederhana. Coba untuk tenang, tepis keinginan untuk berpikir negatif. Setelah agak membaik, mulailah mengurai satu per satu hal-hal yang kamu cemaskan.
Untuk kamu yang sedang merasakan keenam tanda di atas, percayalah gak ada yang abadi di dunia ini termasuk keresahanmu. Coba tanya ke diri sendiri, kapan ya terakhir kali me time?
Baca Juga: Girls, Ini 6 Tanda Darurat Kamu Perlu Luangkan Waktu Me Time Segera!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.