6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita Percaya

Ubah pola pikir biar gak salah terus

Ada banyak nasihat yang kamu dengar dalam hidupmu mengenai apa yang akan membuatmu bahagia. Hal-hal semacam ini jadi keyakinan kamu mengejar makna kebahagiaan tersebut. 

Sayangnya, beberapa hal yang sering kita dengar mengenai kebahagiaan hanya mitos atau anggapan yang keliru. Ini dia 6 mitos mengenai kebahagiaan yang sebaiknya berhenti kamu percaya. Yuk, simak dalam artikel di bawah ini!

1. Menikah dengan orang yang tepat akan buat kamu happy ever after

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita PercayaIlustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Jakob Owens)

Banyak yang beranggapan bahwa menemukan orang yang tepat akan membuatmu bahagia selamanya. Gagasan bahwa menikah dengan laki-laki yang menurutmu ideal dan romantis akan buat kamu happy ever after mungkin sudah tak asing lagi. 

Melansir dari Psychology Today, Sonja Lyubomirsky, Ph.D., mengatakan bahwa menurut penelitian, gagasan bahwa menikah dengan orang yang kamu anggap ideal akan membuatmu bahagia hanya berlangsung selama kira-kira dua tahun. Tahun selanjutnya pasanganmu kerap membuatmu bertanya-tanya, 'Apa yang salah dengan hubungan ini?'. 

Hal ini menunjukkan bahwa bahagia selamanya setelah menikah dengan pasangan pilihanmu adalah mitos. Kamu tetap akan melalui banyak tantangan dan masalah. 

2. Punya pasangan akan buat hidup bahagia sementara single itu menyedihkan

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita PercayaIlustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Caroline Veronez)

Menjadi single kerap kali dianggap tidak bahagia dan menyedihkan. Anggapan tersebut hanyalah mitos. Mereka yang tidak memiliki pasangan, belum tentu mengalami kehidupan yang menyedihkan.

Menurut penelitian dalam Psychology Today, orang yang lajang tidak kurang bahagia daripada mereka yang sudah punya pasangan. Dalam penelitian yang sama juga dinyatakan bahwa orang yang masih single menikmati hidup mereka dan tetap berbahagia. 

3. Manusia selalu merasa bahagia, tak ada emosi negatif

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita PercayaIlustrasi orang bahagia. (unsplash.com/nine koepfer)

Mungkin banyak yang beranggapan bahwa kebahagiaan adalah keadaan alami yang akan didapat oleh manusia. Artinya semua orang secara alamiah merasakan kesenangan dan tak mungkin mengalami kesengsaraan. 

Padahal kita kerap merasa menderita. Pemikiran ini menciptakan gagasan bahwa semua orang berbahagia kecuali dirimu sendiri. Gagasan inilah yang justru menciptakan lebih banyak ketidakbahagiaan sebab kamu menolak berbagai kesengsaraan. 

Manusia tidak selalu berada dalam kondisi bahagia. Melansir dalam Lifehack, berbahagia bukan berarti harus senang setiap saat. Emosi negatif dan positif akan dialami oleh setiap orang. Sebab, pengalaman manusia mencangkup berbagai emosi termasuk yang tidak kamu suka. 

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Belum Bahagia dengan Karirmu Saat Ini, Sering Tertekan!

dm-player

4. Kesuksesan akan membawa pada kebahagiaan

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita PercayaIlustrasi orang bahagia. (unsplash.com/DESIGNECOLOGIST)

Banyak orang menganggap bahwa kesuksesan akan membawa kebahagiaan. Punya banyak uang, jabatan, hingga pencapaian di atas puncak dianggap sebagai kunci kebahagiaan. Faktanya, kebahagiaan dari hal tersebut hanya akan bertahan sebentar.

Jacqueline T. Hill, seorang penulis dan pembimbing mindfulness menyatakan bahwa kebahagiaan yang akan memicu kesuksesan. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukan bahwa orang yang berbahagia cenderung mengalami banyak kesuksesan. 

Jadi, hal yang harus kamu lakukan adalah berbahagia atas dirimu dan hidupmu terlebih dahulu untuk mendapatkan kesuksesan. Jangan beranggapan terbalik, kesuksesan hanya akan menciptakan kebahagiaan sementara. 

5. Hal yang memicu kebahagiaan sama bagi setiap orang

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita PercayaIlustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Fernando Brasil)

Banyak orang membagikan alasannya berbahagia atau cara menciptakan kebahagiaan. Sayangnya, kebahagiaan bukan sebuah rumus mutlak yang dapat diterapkan pada setiap orang dengan hasil yang sama. Kebahagiaan bersifat relatif dan tentatif. 

Dalam Lifehack, Jacqueline T. Hill, menyatakan bahwa mitos ini tersebar karena banyak orang tidak tahu apa yang membuatnya bahagia. Sehingga ada kecenderungan untuk menyontek kebahagiaan orang lain. 

Padahal, kebahagiaan satu orang belum tentu akan membuat orang lain juga berbahagia. Jadi, daripada sibuk menemukan apa yang membuat orang lain bahagia, pahamilah dirimu dan temukan apa yang membut dirimu merasa bahagia. 

6. Karier yang sukses akan buat kamu bahagia

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita PercayaIlustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Vinicius Wiesehofer)

Kamu mungkin pernah berpikir bahwa pekerjaanmu saat ini tidak membuatmu bahagia. Sementara kebahagiaan akan kamu rasakan jika berhasil mendapat karier impianmu. Mitos seperti ini terkadang mendorong orang membuat keputusan keliru mengenai pekerjaannya. 

Pahamilah bahwa setiap orang mengalami kesulitan, setiap pekerjaan punya tantangan dan hambatannya. Sehingga yang perlu kamu lakukan adalah meningkatkan etos kerja, bukan dengan mudah meninggalkan pekerjaanmu, hal ini yang dikatakan Sonja Lyubomirsky.

Sebab, apabila kamu ambil keputusan keliru dalam kariermu demi mengejar 'kebahagiaan yang semu' kegagalan yang kamu alami nantinya hanya akan buatmu sangat kecewa. Jadi, pikirkan baik-baik apakah keputusanmu akan benar-benar jadi sumber kebahagiaan. 

Nah, itu tadi 6 mitos tentang kebahagiaan yang sebaiknya kamu buang jauh-jauh. Kebahagiaan mempunyai makna personal untukmu, kamu harus memahami diri sendiri untuk dapat menemukan kebahagiaan sejati. 

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Segera Dieliminasi dari Hidupmu agar Makin Bahagia

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya