Mengenal Dreamscrolling, Kebiasaan Scroll Medsos yang Positif!

Internet dan media sosial bisa sangat adiktif, sehingga kita menghabiskan banyak waktu untuk menjelajahinya. Apalagi jika kita sering mengonsumsi konten atau berita negatif, dapat memicu kecemasan.
Kamu mungkin mengenal fenomena ini sebagai doomscrolling. Namun, tidak semua isi konten medsos negatif, lho. Media sosial bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan.
Khususnya, berita yang dapat mendorong kita untuk bermimpi besar. Istilah baru ini namanya "dreamscrolling", kebiasaan mengonsumsi konten positif di internet. So, cari tahu arti"dreamscrolling" di sini, yuk!
1. Apa itu dreamscrolling?

"Dreamscrolling" ('menggulir mimpi') adalah aktivitas scrolling media sosial atau internet yang sifatnya menyenangkan, memberi kita kesempatan untuk melihat hal-hal baik, dan menawarkan bentuk perwujudan impian. Biasanya konten atau berita yang dilihat bernada positif, inspiratif dan aspiratif.
"Orang-orang memandang dreamscrolling sebagai salah satu cara mereka berinvestasi pada diri sendiri dan membayangkan apa yang diinginkan dalam hidup. Baik itu saat mereka ingin pensiun, rumah impian, atau liburan berikutnya," kata Rebecca Rickert, kepala komunikasi di Empower, mengutip USA Today.
Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa dreamscrolling dapat membantu orang-orang menentukan tujuannya, membuat keputusan baik, dan menantikan pembelian barang-barang yang paling membahagiakan mereka. Ini kebalikan dari "doomscrolling", istilah yang populer pada puncak pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu, yang mengacu pada kebiasaan mengonsumsi konten negatif sehingga berdampak buruk bagi kesehatan mental.
2. Darimana istilah ini berasal?

Istilah "dreamscrolling" dipopulerkan oleh sebuah studi perusahaan jasa keuangan Amerika Serikat, bernama Empower.
Melansir dari laman resmi Empower, berikut beberapa hasil studi mengenai kebiasaan dreamscrolling yang berkaitan dengan lifestyle dan finansial.
Rata-rata orang Amerika menghabiskan hampir 2,5 jam/hari untuk dreamscrolling, misalnya melihat-lihat barang impian. 71 persen responden mengatakan bahwa waktu dreamscrolling mereka manfaatkan dengan baik, karena kebiasaan ini memotivasi untuk mencapai tujuan keuangan.
Gen Z menghabiskan waktu terbanyak untuk dreamscrolling, yakni lebih dari 3 jam/hari, sementara generasi Baby Boomer menghabiskan waktu paling sedikit, yakni sekitar 1 jam.
Warga Amerika mengatakan, melihat pembelian impian membuat mereka lebih mudah bersikap cerdas dalam mengelola uang (56 persen), menghindari pembelian tak terencana atau berutang (30 persen), dan membuat rencana lebih baik untuk mencapai tujuan keuangan (25 persen).
Hampir 7 dari 10 orang memandang dreamscrolling sebagai investasi bagi diri mereka sendiri (69 persen) dan sarana bagi mereka untuk membayangkan apa yang mereka inginkan dalam hidup (67 persen).
Barang yang sering dicari saat dreamscrolling; 1 dari 5 responden melihat rumah atau apartemen (21 persen), dan seperempatnya mencari destinasi liburan (25 persen), produk kecantikan atau perawatan diri (23 persen), dan barang untuk hewan peliharaan (19 persen). Lainnya menghabiskan waktu melihat pakaian, sepatu, dan aksesori (49 persen); gawai dan teknologi (30 persen); serta dekorasi atau furnitur rumah (29 persen).
3. Hubungan dreamscrolling dan kesehatan mental

Seorang konselor, Georgina Sturmer mengatakan bahwa mimpi dan aspirasi sangat penting bagi kesehatan mental dan kesejahteraan manusia.
“Mimpi dan aspirasi dapat mengingatkan bahwa kita sedang berjuang mencapai tujuan, bahkan ketika keadaan di sekitar kita sulit," ungkapnya mengutip laman Happiful.
Terlebih lagi, mimpi dan aspirasi dapat memberikan perspektif. Konten inspiratif dapat meningkatkan mood saat kita merasa terbebani dan mengurangi rasa kewalahan.
Dreamscrolling juga bisa terkait dengan konsep manifestasi, yaitu gagasan bahwa kita dapat mewujudkan tujuan melalui kekuatan niat.
"Dreamscrolling bermanfaat karena melihat konten aspiratif akan merangsang sistem aktivasi retikuler (RAS) kita, yang merupakan filter otak," jelas Ted Lawlor, salah satu pendiri The Manifestation App, mengutip Happiful.
Ini berarti otak akan mulai mencari hal-hal aspiratif di dunia nyata. Misalnya, jika melihat mobil impian di Instagram, otak akan memindai lingkungan sekitar untuk mencari mobil-mobil tersebut.
Ted mengatakan dreamscrolling juga dapat berdampak positif pada bagian lain otak, korteks motorik, yang terhubung dengan sistem penghargaan otak.
Saat kita memvisualisasikan masa depan yang lebih baik, dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya (seperti aktivitas dreamscrolling), otak melihat hal ini sebagai tantangan yang ingin dicapai dan diberi penghargaan.
4. Tips menghindari berlebihan dalam dreamscrolling

Berikut terdapat tips untuk menghindari tindakan berlebihan dari aktivitas dreamscrolling.
Tetapkan batasan
Jika kita menjelajahi konten liburan untuk menghilangkan stres setelah seharian bekerja, tidak masalah. Namun, kita mungkin perlu mengurangi waktu online, jika waktu istirahat tersebut mulai berubah menjadi beberapa jam setiap hari dan mengganggu produktivitas.
"Tetapkan batas waktu di aplikasi medsos seperti IG dan TikTok, serta pertimbangkan apakah menjelajahi aplikasi tersebut menyenangkan atau justru membuat stres. Perlu diingat juga bahwa orang-orang yang membuat konten perjalanan memiliki tujuan spesifik; likes, shares, subscribers," ungkap jurnalis Kanada, Karen K. Ho, yang mempopulerkan istilah doomscrolling, melansir Reuters.
Buat rencana yang konkret
Mungkin dreamscrolling telah membuat kita benar-benar ingin melakukan pembelian atau merasakan pengalaman tertentu.
Hal yang paling memuaskan yaitu menggunakan mimpi sebagai inspirasi untuk rencana nyata. Misalnya, saat merencanakan liburan, perkirakan berapa banyak uang dan energi yang dibutuhkan, lalu jalani proses menabung dan mengerjakannya.
Jangan impulsif
Arsipkan 'dream purchases' untuk referensi di masa mendatang, dengan menyimpan suatu barang di 'keranjang belanja'.
Dreamscrolling membantu orang-orang menghindari pembelian tak terduga. Artinya, aktivitas ini dapat membantu memilah apa yang sebenarnya diinginkan.
Pembelian impulsif jelas dapat membuat kita terlilit masalah keuangan yang dalam. Jadi, pertimbangkan dan jangan membeli sebelum memikirkannya serta melakukan perhitungan.
Perlu diingat bahwa kehidupan nyata lebih rumit daripada apa pun yang kita lihat di "mimpi". Selama tidak berlebihan, dreamscrolling bisa menjadi hal yang positif, lho! Semoga informasi ini menambah wawasanmu, ya!