5 Hal Seru dari 'The Idiot', Novel Filsafat yang Menyasar Anak Muda

Terinspirasi pengalaman pribadi sang penulis 

Ketika mendengar kata kunci "novel filsafat", kamu mungkin akan langsung terpikir Albert Camus, Franz Kafka, dan Herman Hesse. Tak bisa dimungkiri, meski karyanya sudah berusia puluhan tahun, tulisan mereka memang masih diburu orang karena relevansinya yang melewati zaman. 

Nah, poin menarik lainnya adalah fakta bahwa kebanyakan novel filsafat ditulis oleh dan dengan sudut pandang laki-laki. Jarang banget menemukan novel serupa yang dibuat oleh pengarang perempuan apalagi dengan latar modern alias abad ke-21. 

Kabar baiknya, kamu bisa mencoba novel terbaru penulis asal Turki, Elif Batuman, yang berjudul The Idiot. Dengan sentuhan coming-of-age, ini salah satu novel filsafat yang ditulis dengan diksi ringan, tetapi tak kehilangan estetikanya. Mau tahu apa saja hal menarik yang bisa kamu temukan di dalamnya? 

1. Lakon di novel ini tak bikin pembaca antipati atau jengah 

5 Hal Seru dari 'The Idiot', Novel Filsafat yang Menyasar Anak Mudanovel The Idiot (instagram.com/penguinusa)

Novel ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama, gadis keturunan Turki yang lahir dan besar di Amerika Serikat bernama Selin. Selin kemudian berhasil dapat jatah berkuliah di Harvard pada era 1990-an. Di sinilah petualangannya menemukan diri sendiri dimulai. 

Batuman memastikan bahwa Selin tahu betul berbagai hak istimewa yang ia miliki dengan status tersebut. Selin juga diceritakan sebagai sosok yang tak canggung mengkritik dirinya sendiri. Ini membuat tokohnya tidak bikin pengikut novelnya antipati dan sebal. Ia dibangun serealistis dan serelevan mungkin bagi pembaca dengan segala kekurangan dan kelebihannya. 

Terinspirasi dari pengalamannya sendiri, banyak yang memuji referensi kultural yang diselipkan Batuman di dalam novel cukup akurat. Terutama untuk orang-orang yang mengalami masa kuliah pada tahun 1990-an. 

2. Dialog yang dinamis dan quotable

5 Hal Seru dari 'The Idiot', Novel Filsafat yang Menyasar Anak Mudanovel The Idiot (instagram.com/penguinusa)

Sebagai mahasiswa baru yang masih berusia belasan tahun, Selin tak lepas dari berbagai drama pertemanan dan percintaan. Ada beberapa karakter prominen di sekitar Selin. Svetlana, teman sekamarnya yang berlatarbelakang Serbia dan Ivan, kakak tingkat asal Hungaria yang ia taksir. 

Keduanya bak guru bagi Selin. Svetlana lahir dari keluarga kaya raya yang secara mengejutkan ternyata cukup bijak. Dialog Svetlana selalu quotable dan bikin kita ikut merenung. Salah satunya saat ia bilang "Sometimes I think there could be two kinds of love. There could be one rare kind that just naturally exist between certain people. Then there is more common kind that's constructed."

Kata-kata yang terlontar darinya cenderung sarkas dan sinis. Namun, Batuman tidak melupakan aspek bahwa Svetlana, sebagai bocah belasan tahun pada umumnya, tetap akan tergoda untuk memanfaatkan kekayaan orangtuanya. 

Baca Juga: 6 Aliran Filsafat Astika India yang Wajib Kamu Tahu!

dm-player

3.  Romansa di dalam novel dibangun lewat ikatan emosi, bukan interaksi fisik

5 Hal Seru dari 'The Idiot', Novel Filsafat yang Menyasar Anak Mudanovel The Idiot (instagram.com/penguinusa)

Ivan jadi salah satu karakter yang banyak dibahas oleh Selin. Maklum ia didesain sebagai love interest sang lakon. Namun, keduanya sama-sama enggan untuk terus terang dan cenderung tarik ulur. Interaksi keduanya bahkan lebih banyak dilakukan lewat surat elektronik dan telepon kabel (mengingat latarnya yang tahun 90-an).

Meski kadang kesal, pembaca justru disuguhi proses saling mengenal yang murni dibangun dari percakapan dan interaksi sehar-hari. Bukannya interaksi fisik yang biasanya mewarnai novel-novel romantis. Salah satu momen menarik adalah ketika Selin menyimpulkan satu pemikiran dari interaksinya dengan Ivan, yakni "The fateful character in your life wasn't the one who buried you in a rock, but the one who led you out to more people."

Selain Ivan, sebenarnya Selin juga punya sosok teman SMA yang tanpa sengaja satu kampus dengannya, Ralph. Meski tak banyak dapat porsi dalam novel, Ralph membentuk dinamika baru dalam novel. Belum jelas apakah mereka memiliki chemistry sebagai pasangan, tetapi lagi-lagi kamu akan disuguhi adegan manis yang murni disusun dari percakapan belaka. 

4. Tipe novel sastra yang fokus pada karakter ketimbang plot  

5 Hal Seru dari 'The Idiot', Novel Filsafat yang Menyasar Anak Mudanovel The Idiot (instagram.com/penguinusa)

The Idiot bukan tipe novel genre yang fokus pada plot. Seperti yang sudah bisa kamu baca dari beberapa poin sebelumnya, Batuman fokus pada perkembangan karakter Selin dan orang-orang di sekitarnya. Ini membuat The Idiot bisa dikategorikan novel sastra. 

Sebenarnya anggapan bahwa novel sastra superior dibanding novel genre biasa tidak bisa dibilang tepat. Hanya saja karena fokus pada karakter, biasanya penulis novel sastra akan banyak bermain dengan diksi untuk mengekspresikan perasaan dan pengamatan sang lakon. Ini yang bikin diksi dalam novel sastra jauh lebih indah dan variatif. 

Sama dengan The Idiot yang bakal membawamu hanyut dalam permainan kata-kata ala Elif Batuman. Memegang gelar S3 Comparative Literature dan bisa beberapa bahasa sekaligus, Batuman pun menyisipkan banyak perbandingan bahasa di novel ini. 

5. Buat yang belum puas, Batuman sudah merilis sekuel novelnya dengan judul 'Either/Or'

5 Hal Seru dari 'The Idiot', Novel Filsafat yang Menyasar Anak MudaEither/Or, sekuel novel The Idiot (instagram.com/penguinrandomhouse)

Perjalanan Selin ternyata masih menggantung. Batuman sepertinya sengaja mendesain novel itu untuk punya sekuel. Selang lima tahun sejak The Idiot terbit, ia pun menjawab rasa penasaran pembaca dengan merilis Either/Or. Di sini perjalanan coming-of-age Selin akan berlanjut. 

Intinya, buat kamu yang memimpikan cerita cinta tanpa adegan eksplisit, novel filsafat The Idiot boleh jadi pilihan. Tak hanya disuguhi drama percintaan dan pertemanan, kamu bakal dapat banyak kutipan seru di dalamnya. 

Baca Juga: Belajar Aspek Kehidupan via 7 Komunitas Filsafat Indonesia, yuk!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya