Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dwi Sasetyaningtyas selaku founder Sustaination menjadi pembicara dalam seminar "Unearth Real Talks: Women in Enviromental Acts di 1/15 Coffee, Jakarta Selatan. 7 Maret. IDN Times/Anjani Eka

Dwi Sasetyaningtyas atau yang akrab disapa Tyas ini merupakan salah satu socio-preneur yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Perempuan lulusan ITB ini saat ini menjadi pendiri "Sustaination" yang fokus pada gaya hidup minim sampah (zero waste). IDN Times sempat mengobrol dengan Tyas tentang perjuangannya mendirikan komunitas lingkungan hidup tersebut dan seperti apa sih sosok perempuan hebat baginya. Simak ya!

1. Terinspirasi untuk membuat platform infomasi gaya hidup hijau yang mudah diakses dan sesuai kearifan lokal

Dwi Sasetyaningtyas selaku founder Sustaination menjadi pembicara dalam seminar "Unearth Real Talks: Women in Enviromental Acts di 1/15 Coffee, Jakarta Selatan. 7 Maret. IDN Times/Anjani Eka

Salah satu hal yang membuat Tyas terdorong untuk menginisiasi gerakan ini adalah keresahannya tentang nasib anaknya di masa depan. "Aku gak mau nanti saat anakku udah gede terus lihat bumi ini rusak dia mikir mamahnya dulu ngapain ya?” ujarnya.

Dalam prosesnya, Tyas sempat menemukan beberapa kendala. Dia sadar bahwa informasi tentang zero waste masih sangat minim, kalau pun ada informasi yang tersedia cenderung dibalut dalam bahasa asing dan western centric.

"Indonesia itu sebenarnya kearifan lokalnya itu sangat minim sampah, lho! Misalnya, kita terbiasa membungkus makanan dengan daun pisang, terus juga pakai macam-macam tas daur ulang seperti tas purun, tas anyaman, tas rotan daun jati, dan sebagainya!" tambah perempuan berkacamata ini. Baginya, misi yang dibawa "Sustaination" fokus kepada mengingatkan warga Indonesia tentang kebiasaan-kebiasaan baik tersebut.

2. Pengalaman pahit diving di Pulau Pramuka menjadi salah satu titik balik Tyas peduli sampah plastik

Editorial Team

Tonton lebih seru di