5 Mitos seputar Kecemasan Sosial, Tak Hanya Dialami Introver

Jangan salah paham lagi, ya!

Social anxiety disorder, atau gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial, adalah gangguan kesehatan mental ditandai dengan kecemasan yang signifikan. Kecemasan ini biasanya ditandai dengan ketakutan yang berlebihan dan irasional saat berada dalam situasi sosial.

Gangguan kecemasan sosial merupakan kondisi mental serius yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan. Kecemasan sosial dapat mencakup:

  • Merasa khawatir saat harus berbicara di telepon atau bertemu orang baru.
  • Menghindari aktivitas sosial, seperti percakapan kelompok atau pesta.
  • Merasa sulit untuk melakukan sesuatu ketika merasa diperhatikan orang lain.
  • Takut dikritik, menghindari kontak mata.
  • Perasaan sakit, jantung berdebar-debar, berkeringat, atau gemetar.

Kecemasan sosial sebenarnya adalah masalah kesehatan mental yang cukup umum, hanya saja tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat umum. Ini sebagian besar disebabkan oleh banyaknya mitos atau kesalahpahaman tentang kecemasan sosial yang diyakini benar.

Supaya tidak salah paham lagi, kali ini kita akan mempelajari beberapa mitos seputar kecemasan sosial. Simak dengan baik, ya!

1. Kecemasan sosial sama dengan pemalu

5 Mitos seputar Kecemasan Sosial, Tak Hanya Dialami Introverilustrasi malu (pexels.com/cottonbro)

Kecemasan sosial dan rasa malu memang tampak serupa, tetapi sebenarnya keduanya bukan hal yang sama. Dilansir Oxford CBT, kecemasan sosial melibatkan perasaan takut terhadap situasi sosial, tetapi tidak selalu melibatkan penarikan diri dari situasi sosial.

Misalnya, beberapa orang dengan kecemasan sosial mungkin dapat menyembunyikan perasaan cemas batin mereka dan tampak santai. Sedangkan, orang yang pemalu akan cenderung menarik diri dari situasi sosial yang tidak mereka sukai. Orang yang pemalu sering memiliki kecemasan sosial, tetapi mereka yang memiliki kecemasan sosial tidak selalu tampak pemalu.

2. Kecemasan sosial hanya memengaruhi kemampuan seseorang berbicara di depan umum

5 Mitos seputar Kecemasan Sosial, Tak Hanya Dialami Introverilustrasi presentasi (pexels.com/fauxels)

Banyak orang mengira kecemasan sosial hanya terjadi saat seseorang diharuskan berbicara di depan umum. Namun, faktanya banyak situasi lain yang dapat menciptakan kecemasan yang luar biasa.

Diterangkan dalam laman The Recovery Village Drug and Alcohol Rehab, sekitar 92,6 persen orang dengan gangguan kecemasan sosial melaporkan bahwa mereka memiliki gangguan kemampuan untuk memenuhi peran mereka dengan baik dalam kehidupan karena kecemasan yang mereka rasakan.

Berikut adalah beberapa situasi yang dapat memicu kecemasan:

  • Berbicara di depan umum,
  • berbicara di pertemuan,
  • bertemu orang baru,
  • berbicara dengan orang penting, 
  • pergi ke pesta,
  • menyatakan tidak setuju,
  • memasuki kamar yang di dalamnya ada seseorang, dan
  • bekerja sambil diawasi.
dm-player

3. Kecemasan sosial adalah gangguan yang tidak biasa

5 Mitos seputar Kecemasan Sosial, Tak Hanya Dialami Introverilustrasi laki-laki sedang cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang mengira bahwa kecemasan sosial adalah kondisi yang tidak umum, sehingga orang-orang dengan kecemasan sosial kerap berpikir buruk tentang dirinya sendiri. Namun, faktanya kecemasan sosial adalah masalah yang lebih umum daripada yang selama ini kita kira.

Dilansir About Social Anxiety, kebanyakan orang pernah mengalami setidaknya sedikit kecemasan sosial  pada beberapa momen di hidup mereka. Ketakutan berbicara di depan umum, pergi untuk wawancara kerja, bertemu orang baru, dan gugup saat berkencan adalah beberapa tanda kecemasan sosial.

Baca Juga: 5 Tips untuk Mengatasi Kecemasan Sosial, Tetaplah Tenang! 

4. Setiap orang dengan kecemasan sosial adalah seorang introver

5 Mitos seputar Kecemasan Sosial, Tak Hanya Dialami Introverilustrasi perempuan sedang cemas (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menurut laman GoodTherapy, kecemasan sosial bahkan bisa dialami oleh orang yang percaya diri dan ekstrover. Ini karena kecemasan sosial bukan tentang pandanganmu secara keseluruhan tentang dirimu sendiri, melainkan keyakinan bahwa kamu sedang diperhatikan orang-orang di sekitarmu dan ketakutan akan kegagalan.

Gejala kecemasan sosial yang dialami orang-orang bisa berbeda-beda, ada yang tampak jelas atau halus. Namun, terkadang berjuang secara rahasia lebih sulit karena orang lain jadi tidak percaya kamu memiliki kondisi tersebut atau kamu jadi kurang mendapatkan dukungan karena mereka tidak tahu kondisimu.

5. Kecemasan sosial hanya menyebabkan rasa cemas dan tidak memiliki dampak lain

5 Mitos seputar Kecemasan Sosial, Tak Hanya Dialami Introverilustrasi perempuan merasa cemas (unsplash.com/Joice Kelly)

Kecemasan sosial tidak sekadar menyebabkan seseorang merasa cemas di situasi tertentu, tapi juga bisa menyebabkan gangguan yang signifikan dalam hidup. Dilansir Oxford CBT, orang-orang dengan kecemasan sosial mungkin memiliki penghasilan lebih rendah, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mendapatkan gelar, dan memiliki kesempatan lebih kecil untuk mendapatkan peran profesional. 

Kecemasan sosial juga bisa memicu penurunan produktivitas di tempat kerja, mempengaruhi hubungan pribadi, meningkatkan pemikiran bunuh diri, dan penggunaan layanan perawatan kesehatan yang lebih tinggi. Selain itu, gangguan kecemasan sosial juga dikaitkan dengan masalah kesehatan mental lainnya.

Karena kecemasan sosial adalah pengalaman yang sangat berbeda untuk masing-masing individu, tidak ada pengobatan yang cocok untuk semua. Tindakan terbaik untuk menenangkan emosi ini adalah dengan mencoba lebih memahami tentang di mana dan kapan kecemasan muncul, apa yang memicunya, dan apa yang dapat menenangkannya. Lebih baik lagi jika kecemasan sosial ini dibantu dengan terapi.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental saat Beban Pekerjaan Terlalu Banyak

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya