Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai Pinang

Ada kisah perjuangan David di balik pesisir laut

David Hidayat, atau yang kini lebih dikenal dengan sapaan Bang David Andespin, merupakan laki-laki yang lahir dan tumbuh di Desa Nagari Sungai Pinang sekaligus menjadi pendiri Andespin (Anak Desa Sungai Pinang) sejak 2014. Menghabiskan masa kecilnya di daerah pesisir, tanpa sadar telah menumbuhkan rasa cintanya terhadap laut.

Berlandaskan rasa cinta serta kekhawatirannya terhadap kondisi laut pesisir Desa Sungai Pinang, David merancang komunitas Andespin yang merupakan gerakan inisiatif dengan tujuan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem pesisir laut Desa Sungai Pinang sembari melibatkan sekaligus memberdayakan masyarakat setempat ke dalamnya.

"Kita harus meyakinkan orang tua dan masyarakat sekitar bahwasanya desa kita mempunyai potensi yang harus dikembangkan, terlebih di bidang perikanan dan kelautannya" ungkap David Hidayat saat bercerita tentang keyakinannya dalam membentuk komunitas Andespin.

Pada 2022 lalu, atas niat tulus serta kontribusinya di bawah bendera Andespin mengenai seluruh isu-isu laut, serta kegiatan pemberdayaan berbasis edukasi terkait manfaat dan pentingnya menjaga lingkungan pesisir laut kepada masyarakat lokal, terkhususnya masyarakat Sungai Pinang, David Hidayat menerima SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh Astra Indonesia dalam kategori lingkungan.

Baca Juga: Andespin: Garda Terdepan Konservasi Laut Pesisir Selatan

1. Berawal dari keinginan untuk membentuk klub selam dan terjadinya abrasi pantai di kampung halamannya

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangIlustrasi Berkeinginan Membentuk Klub Selam (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

David menjelaskan bahwa pada 2014 Andespin mulai berkegiatan dan bersamaan dengan terjadinya abrasi pantai di Desa Nagari Sungai Pinang. Kegiatan pertamanya tersebut ialah seruan berupa ajakan kepada seluruh relawan yang kala itu adalah mahasiswa.

Kini, laki-laki yang hampir berusia 36 tahun ini menjelaskan. Sejatinya, pada 2008, ia telah menginisiasikan untuk membuat klub selam sendiri sejak dirinya memasuki bangku perkuliahan di Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan, Universitas Bung Hatta. Hanya saja saat itu masih sangat disibukkan dengan rutinitas perkuliahan yang perlu diikuti. 

David kembali bercerita, tepat ketika ia telah merampungkan masa perkuliahannya dari Universitas Bung Hatta pada 2016, dirinya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan bertekad untuk mewujudkan impiannya tersebut dari pada mencari pekerjaan di kota sebagaimana harapan dari orang tuanya.

Keinginan disertai hobi selamnya, maka terciptalah Andespin. Sedari awal David tersadar bahwa seluruh program Andespin tidak dapat bekerja mandiri melainkan juga membutuhkan kerja sama dari banyak pihak, terkhususnya masyarakat.

Sejak Andespin dibentuk, kini sudah hampir sepuluh tahun, tetapi hanya terdapat enam orang anggota saja yang aktif. Dari sekian banyaknya relawan, enam anggota tersebut pulalah yang bersertifikat selam resmi dan dianggap sebagai pengurus tetap komunitas Andespin. Sebab, memang pada dasarnya inti kegiatan dari Andespin berkaitan erat dengan penyelaman.

2. Mangrove dan terumbu juga bagian dari kehidupan yang harus dirawat sekaligus bermanfaat jika dijaga kelestariannya

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangIlustrasi Ekosistem Terumbu Karang Sungai Pinang (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Tatkala melihat kondisi kritis wilayah pesisir di Desa Sungai Pinang, terutama ekosistemnya yang mencakup berbagai biota laut, David merasa prihatin. Pasalnya, ada banyak permasalahan yang perlu diperbaiki agar dapat menjaga keseimbangan dan keberlanjutan daerah pesisir laut.

Isu lingkungan yang ada dimulai dari tercemarnya lautan akibat dari adanya pembuangan sampah dan limbah, baik yang dibuang secara langsung maupun tidak langsung di pesisir yang kemudian terseret ombak menuju lautan. Tidak berhenti di situ, perkara ini juga terus bergulir hingga mengganggu keberlangsungan hidup terumbu karang.

Selain pencemaran laut, perubahan iklim, seperti badai dan polusi udara dalam bentuk kabut asap, juga berkontribusi pada peristiwa pemutihan (bleaching) terumbu karang belakangan ini. Mengapa demikian? Sebab, kabut asap dapat menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam perairan laut dan menghambat proses fotosintesis terumbu karang.

Selanjutnya, kekhawatiran utama David sebagai dampak dari rangkaian peristiwa tersebut adalah potensi kerusakan terumbu karang yang mungkin menjadi lebih parah, baik di wilayah restorasi maupun di wilayah yang belum mengalami restorasi. Selain terumbu karang, Andespin juga prihatin dengan kerusakan hutan mangrove akibat aktivitas warga desa setempat. Kemungkinan besar, warga menggunakan kayu mangrove untuk kebutuhan seperti pembuatan perahu dan perbaikan rumah.

Menurut David, hal ini maklum terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga mangrove, yang sebenarnya memberikan manfaat besar terutama bagi mereka selaku masyarakat pesisir.

"Tidak mencari kesalahan masyarakat, malahan kita harus dapat memperbaiki kondisi tersebut" tuturnya.

3. Selain promosi, strategi Andespin adalah menggunakan pendekatan persuasif untuk memberdayakan masyarakat

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangIlustrasi Pendekatan Persuasif (instagram.com/tre_engga)

Andespin dalam melaksanakan programnya membutuhkan banyak relawan, mulai dari masyarakat setempat hingga pihak pemerintah. Layaknya pepatah "tak kenal maka tak sayang", maka di sini hal utama yang perlu dilakukan yaitu promosi dengan tujuan untuk mem-branding komunitas Andespin.

Tentu saja, promosi bukanlah strategi satu-satunya yang dicanangkan oleh Andespin, pendekatan persuasif adalah yang utama. Tujuan dari strategi ini ialah untuk menarik rasa penasaran sekaligus simpati masyarakat agar secara sukarela ikut serta sekaligus mau diberdayakan dan mampu menghasilkan dampak positif.

"Kita memberikan gambaran dampak positif secara langsung kepada masyarakat. Tidak perlu mengunjungi rumah ke rumah untuk mengajak masyarakat karena kita bukan caleg" selorohnya.

Gayung bersambut, tanpa diduga, setelah menyelesaikan kuliah, David langsung diangkat oleh pemerintah Desa Nagari Sungai Pinang sebagai perangkat desa. Posisinya adalah di bidang kesejahteraan pemberdayaan masyarakat yang memimpin gerakan selam untuk konservasi laut sambil memberdayakan masyarakat.

"Membuat program pelatihan untuk kaum-kaum muda di bidang selam sekaligus penerapannya. Lalu, setelah pelatihan selesai, saya mengundurkan diri dari pemerintahan Nagari Sungai Pinang untuk fokus di kegiatan Andespin."

Menurut David, akhirnya mulai banyak relawan yang mengikuti program Andespin dan kesempatan inilah yang dapat digunakan untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap tindakan dari setiap program Andespin.

Baca Juga: Konservasi Laut Sungai Pinang ala David Hidayat dan Andespin

dm-player

4. Andespin memiliki andil besar dalam mengembangkan perekonomian masyarakat

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangIlustrasi Penanaman Bibit oleh Kaum Ibu-Ibu (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Pada awal pembentukan Andespin, David ingat betul bahwa pendapatan yang ada sangatlah minim, bahkan hampir tidak ada sama sekali. Setelah berhasil menghijaukan area hutan mangrove, banyak wisatawan yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut atau bahkan membantu program pembibitan dan penanaman mangrove di pesisir Sungai Pinang. 

Hal ini juga terjadi berkat dari peresmian jalan menuju Desa Nagari Sungai Pinang oleh Presiden Jokowi pada 2017, sehingga lebih mudah dijangkau oleh para wisatawan lokal maupun asing. 

Berkat kunjungan wisatawan, perekonomian warga pun juga turut terbantu. Salah satu contohnya, kaum ibu-ibu dan bapak-bapak setempat dapat menghasilkan setidaknya Rp100.000 dari hasil ke ikut sertaan-nya dalam mengumpulkan bibit dan menanam mangrove dalam rangka mencegah abrasi pantai.

Bahkan dari pihak akademisi, seperti halnya mahasiswa hingga dosen juga kerap berkunjung kemari untuk melakukan penelitian (riset). Dari sini warga dapat menjadi wirausaha bisnis berupa warung makan hingga membuka pelayanan jasa pemandu hingga penginapan.

"Memang konsep mangrove yang kita tanam itu, lokasinya kita jadikan laboratorium hidup hutan mangrove. Jadi segala kegiatan yang sifatnya positif bisa dilakukan di sana."

Selain dampak ekonomi, David juga merasa bangga dengan kegiatan penelitian tersebut karena memberikan kesempatan baginya dan teman-temannya untuk saling berbagi ilmu dan wawasan baru terkait pelestarian laut. Selain itu, hal ini memberikan motivasi kepada warga Desa Sungai Pinang untuk dapat memberikan pendidikan tinggi kepada anak-anak mereka.

Hampir sebagian masyarakat Desa Sungai Pinang berprofesi sebagai nelayan dan petani, dari sini strategi pengembangan ekonomi bagi masyarakat untuk dapat memperoleh penghasilan sampingan juga dicanangkan oleh Andespin melalui produk mandiri berupa batik dan kopi mangrove. 

"Pada 2020, kita mendapatkan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam hal penyediaan peralatan pengolahan kopi dan batik mangrove."

Inovasi unik dari batik Sungai Pinang berasal dari kombinasi bahan dasar pewarna yang utamanya berasal dari pohon mangrove (daun dan sebagainya), sementara biji kopinya berasal dari buah mangrove.

Di sisi lain dari program utama yaitu penghijauan hutan mangrove dan penanaman terumbu karang diikuti dengan pemberdayaan masyarakat, Andespin juga melakukan program-program tambahan lain berupa edukasi Rumah Belajar Andespin bagi anak-anak hingga program konservasi berupa perawatan penyu.

 

 

 

5. David Hidayat bersama Andespin menjadi koordinator pelestarian alam

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangIlustrasi Pelestarian Pesisir (instagram.com/tre_engga)

Zaman sekarang, media sudah sangat canggih, sehingga mendapatkan informasi tidak serumit dahulu karena arus informasi yang begitu cepat. Aksi heroik David bersama Andespin yang mengantarkannya menjadi peraih SATU Indonesia Awards di bidang lingkungan telah terdengar hampir di seluruh Indonesia. Hal ini membuatnya mendapatkan banyak tawaran untuk wawancara liputan dan kerja sama bersama mitra.

Tawaran ini menjadi sebuah peluang, terutama karena program utama Andespin saat ini adalah penanaman bibit mangrove (jenis propagul dan rhizophora), serta restorasi terumbu karang, yang mendapat dukungan semangat dari masyarakat yang ingin terlibat di dalamnya.

"Seolah-olah saya jadi artis. Setelah saya mendapat penghargaan dari Astra, banyak yang berubah. Banyak orang menghubungi saya dalam rangka menulis tentang kegiatan Andespin, dan itu cukup membuat bangga sekaligus membantu publikasi kegiatan kami. Ada juga yang menawarkan kerja sama, cuma sekarang masih dipikirkan lagi, karena hampir tidak ada lagi daerah di Sungai Pinang yang tergolong ke dalam status kritis. Takutnya, kita dianggap manipulasi."

Awalnya, David bersama Andespin dan masyarakat melaksanakan penanaman mangrove secara acak sesuai dengan kondisi lingkungannya hingga 2018. Namun, sejak 2019, pemerintah setempat yang bekerja sama dengan masyarakat melalui perantara David telah menetapkan lokasi seluas 3—4 hektar tersebut sebagai kawasan pelestarian hutan mangrove.

 

 

 

 

 

6. Seluruh kendala dapat dijadikan sebagai tantangan sekaligus penyemangat

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangDavid Andespin dan Pesisir Laut (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Sesungguhnya mengenai kendala, David menjelaskan bahwa Andespin hampir tidak memiliki kendala karena ia bersama dengan teman-temannya memulai kegiatan ini berdasarkan hobi, tanpa adanya paksaan. Sehingga, kendala apa pun yang ada di lapangan dianggap sebagai tantangan sekaligus penyemangat.

Namun, kenyataannya, tantangan selalu muncul. Pertama, David bersama kelompoknya tidak selalu berhasil meyakinkan masyarakat untuk tetap terlibat dalam kegiatan Andespin yang memiliki konsep sosial dan tidak mampu memberikan upah harian atau bulanan secara terus-menerus. Oleh karena itu, satu-satunya cara yang berhasil adalah dengan meyakinkan masyarakat melalui dampak positif yang dapat dihasilkan.

Kedua, kurangnya dukungan dari masyarakat, keluarga, dan kerabat terdekat menjadi kendala. Seperti yang telah diungkapkan oleh David pada awal pembentukan Andespin, banyak masyarakat yang awalnya tidak merestui bahkan memberikan tanggapan sinis terhadap inisiatifnya.

Tidak hanya itu, keluarga dan kerabat dekatnya pun awalnya tidak memberikan dukungan. Saat ini, masalah tersebut telah teratasi karena hampir seluruh masyarakat, keluarga, dan kerabat dekatnya memberikan dukungan penuh terhadap semua upaya yang dilakukan bersama Andespin, terutama setelah melihat dampak nyatanya.

Ketiga, mengenai sumber daya manusia (SDM) yang ada. Pada dasarnya, program utama Andespin adalah memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat, dan ini memerlukan kehadiran seorang pendamping (mentor) yang kompeten.

"Kita sangat berterima kasih, terutama kepada pemerintah daerah, atas dukungan prinsipiil yang diberikan. Kami berharap agar dalam kelompok penggiat seperti Andespin, terdapat pendampingan untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok memiliki keahlian di bidangnya masing-masing di masa yang akan datang."

 
 

7. Target pelestarian dan pembelajaran berharga oleh Andespin

Giat Lestarikan Laut, Jejak Segar bagi Masyarakat Sungai PinangIlustrasi Target Penanaman Mangrove (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

David serta Andespin bersama masyarakat Sungai Pinang memiliki impian besar untuk melestarikan ekosistem pesisir laut. Dalam meraih tujuan yang besar bersama Andespin memanglah tidaklah mudah dan masih membutuhkan perjalanan yang panjang.

Namun, David menjelaskan bahwa meskipun segala kondisi sedang tidak mendukung hingga beragam fenomena telah terjadi, tidak perlu menyalahkan pemerintah dan pihak lainnya, kita dapat berkontribusi untuk mengurangi dampak tersebut melalui tindakan sederhana seperti menanam pohon.

"Menyalakan lilin lebih baik dari pada mengutuki kegelapan" tambahnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Andespin sendiri di akhir 2023 ini memiliki target untuk melakukan penambahan penanaman mangrove sebanyak 10.000 bibit di beberapa lokasi. Aksi penanaman bibit ini mencakup sebesar 70 persen dari bibit mangrove yang telah ditanam oleh Andespin sedari awal, bukan dari keseluruhan wilayah Sungai Pinang.

Semangat perjuangan David bersama kelompok Andespin serta kelompok-kelompok penggiat konservasi ekosistem laut lainnya patut mendapat dukungan dari berbagai kalangan pihak dan masyarakat. Tidak seharusnya kita hanya berdiam diri sambil menyaksikan kondisi laut di Bumi Pertiwi ini merusak dan tidak memberikan manfaat. Mari kita semua bekerja sama dengan penuh semangat untuk melestarikan wilayah maritim nusantara, karena Indonesia adalah kita, yang satu dan bersatu.

 

 

 

 

 

Baca Juga: Eklin Sebarkan Perdamaian Lintas Agama dengan Dongeng

Elvina Ekaningtyas Damayanti Photo Verified Writer Elvina Ekaningtyas Damayanti

"Don't just study hard but also study smart"

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya