Zaman semakin modern, semua orang bisa mendapatkan tujuannya secara praktis. Meski begitu, bukan berarti rutinitas manusia semakin berkurang. Terutama di kota-kota besar, kesibukan yang padat dan hilir mudiknya tugas menuntut energi ekstra. Gak heran, stres dan penyakit menjangkiti.
Jika kamu adalah salah satu yang terjebak dalam kondisi itu, kamu perlu mengenal self healing. Yuk kenali fakta-fakta self healing dulu sebelum mulai mempraktikkannya?
Beberapa penyakit yang ada di lingkungan kita, diakibatkan oleh kuman yang berkeliaran. Di antara kuman yang bebas itu, mengapa tidak semua orang terkena sakitnya? Hal ini akarnya dari imunitas yang lemah. Imunitas yang lemah disebabkan oleh keadaan hormon yang tidak seimbang. Sementara kerja hormon dipengaruhi oleh syaraf atau otak. Fungsi otak pun mudah dipengaruhi oleh batin atau jiwa yang mengalami gangguan.
Hal tersebut menjelaskan, jika batinmu terganggu, maka rentan pula otakmu terganggu. Hormon jadi tidak stabil dan imunitas melemah. Kuman-kuman mudah masuk ke tubuh menjadi penyakit. Maka, syarat sehat secara holistik adalah sehat tubuh serta sehat pikiran, rasa, dan energi.
Ketika sedang mendapati sebuah masalah, pernah tidak kita merasa jadi sosok yang paling menderita di dunia? Ketimbang memendam dalam hati dan berbuah stres serta sakit, mulailah mendefinisikan masalah. Daftarlah apa saja yang sedang jadi keluhanmu dan tarik benang merahnya. Jangan-jangan, permasalahanmu selama ini memang cuma itu-itu saja dan kamu tidak bisa melihatnya sesuai dengan porsi?
Dalam konteks ini, ada paradoks energi yang kalau semakin dilawan, diusir, dan ditolak, masalah kita tadi tidak akan pergi. Tapi kalau otak kita mengizinkan masalah itu hadir dan benar-benar dicari akar permasalahannya maka masalah akan tuntas. Memang, ini perlu teknik. Untuk membantunya, cukupkan asupan air putih, kondisi rileks, dan latihan self healing agar stres bisa keluar.
Ada dua jenis meditasi yang dikenal dalam self healing, yaitu meditasi tanpa objek perhatian dan meditasi dengan objek perhatian. Jadi, meditasi tidak selalu bermakna mengosongkan pikiran. Ia lebih pada kondisi duduk diam, beristirahat, mengamati tanpa melakukan apa pun, dan sepenuhnya sadar.
Meditasi membuat kita peka pada diri sendiri dan lingkungan sekitar. Ia juga membuat kita bisa mendengarkan tubuh dan memperhatikannya. Apa yang sebenarnya dialami dan dibutuhkan tubuhmu, mudah terbaca. Kamu akan lebih banyak menikmati apa yang dilakukan ketimbang jadi robot lantaran rutinitas harian, pikiran lebih fokus, dan banyak bersyukur.
Seperti keahlian lainnya, self healing pun perlu terus dilatih supaya tidak terlupakan. Saat ada yang salah pada tubuh, kamu bisa merespons dengan cepat karena batin pun pasti keliru kondisinya. Kamu pun tidak perlu berlarut-larut mengatasi masalahmu. Kepekaanmu dalam merasakan tubuh dan pikiran juga meningkat.
Semua masalah yang selama ini kamu sangkal, pun bisa terkuak. Apakah benar kamu sudah beralih darinya atau hanya menutup-nutupi diri. Emosimu yang selama ini tidak terkontrol, bisa teratur. Ia akan tahu kapan harus dikeluarkan, di mana munculnya, dan kapan saatnya pergi.
Dikutip dari berbagai sumber, Reza Gunawan (pakar penyembuhan holistik dan suami dari Dewi Lestari) menyebutkan ada empat dasar penyembuhan diri. Mereka adalah napas, sentuhan, gerak, dan keheningan. Napas adalah jembatan tubuh dengan pikiran dan jiwa. Napas juga membuat kita dengan diri sendiri.
Sementara sentuhan lewat pijatan dilakukan agar sirkulasi tubuh lancar dan lebih rileks. Gerak membantu komunikasi manusia dan sirkulasi tubuh dan batin yang baik. Terakhir, suasana heninglah yang membantu kita agar lebih mendengarkan kata hati, raga, dan jiwa yang selama ini terabaikan.
Itu dia fakta-fakta self healing yang bisa jadi solusi jauhi stres dan badan sakit. Setelah memahami, tertarikkah kamu mencobanya? Jika perlu bantuan, jangan sungkan mengikuti kelas-kelas meditasi atau kesehatan holistik ya!