5 Fokus yang Wajib Dimiliki Penulis Biar Gak Cepat Nyerah, Catat!

- Fokus pada alasan menulis untuk membangkitkan gairah dan mengatasi tantangan.
- Perhatikan proses menulis dan konsistensi untuk menjadi penulis yang tangguh.
- Kenali target pembaca, jaga konsistensi, dan terus belajar untuk tumbuh sebagai penulis yang berkualitas.
Menjadi penulis itu bukan hanya soal merangkai kata-kata hingga kaya akan makna. Terkadang, hal yang lebih berat adalah bertahan tatkala semangat mulai goyah, rapuh, dan akhirnya roboh.
Nah, supaya kamu tetap kuat berhadapan dengan hal-hal seperti itu, perhatikan lima hal krusial di bawah ini. Bukan hanya untuk menjaga fokus, tapi juga memelihara gairah dalam dirimu untuk terus menulis.
1. Fokus kepada alasan mengapa kamu menulis

Sebelum kamu disibukkan dengan angka pembaca dan kejar tayang, cobalah menengok ke belakang. Kemudian ingat-ingat kembali alasan kenapa kamu jadi seorang penulis. Karena itu bisa jadi katrol yang membangkitkan gairahmu.
Entah alasanmu hanya untuk berbagi cerita, berbagi inspirasi, menebar motivasi, atau untuk menyembuhkan luka lama yang kamu dera. Ketika arahmu jelas, maka tantangan yang menghadang bukan lagi halangan. Tapi ia adalah dinamika dalam perjalananmu untuk meraih tujuanmu.
2. Fokus pada proses, tidak hanya sekadar hasil

Pada dasarnya, kehidupan ini bukanlah perlombaan. Begitu juga dengan menulis. Bukan siapa yang paling cepat menuntaskan naskahnya, tapi siapa yang paling sabar untuk melewati proses, hingga jadi penulis yang tangguh.
Ketika kamu sudah mencintai proses, hasil pun akan mengekor dengan sendirinya. Tidak perlu tergesa-gesa, tidak usah grasah-grusuh, progres kecil akan tetap bermakna, asalkan ia tetap konsiten.
3. Fokus pada siapa yang kamu sapa lewat tulisanmu

Setiap tulisan pasti punya target pembaca yang dituju. Mengenali siapa mereka dapat membantumu untuk meramu kata, memilih gaya bahasa, menyematkan diksi, dan menyisipkan pesan yang paling berkesan.
Ketika kamu sudah paham siapa yang akan jadi penikmat aksaramu, tulisanmu bakal terasa lebih hidup dan bernyawa. Ada koneksi emosional yang terbangun, lewat kalima-kalimat yang kamu rangkai sepenuh jiwa raga.
4. Fokus pada konsistensi

Tahu kok, menulis itu butuh inspirasi. Tapi kalau kamu nunggunya kelamaan, yang ada kamu malah makin ogah-ogahan. Menjadikan kertasmu yang putih, makin cerah tanpa sedikitpun noda pena yang menghampiri. Melahirkan sebuah ironi yang menyayat hati.
Nah makanya itu, mari buat gebrakan. Jadilah penulis kokoh yang tidak gampang tumbang. Tetap berusaha untuk konsisten, bahkan ketika bisikan-bisikan sesat senantiasa menghantui.
5. Fokus untuk tumbuh

Dunia kepenulisan itu memang tidak statis. Selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Teknik baru, media yang beragam, dan pembaca yang makin kritis yang membutuhkan tulisan yang lebih berkualitas.
Terus belajar bukan pertanda kalau kamu masih kurang. Sebaliknya, itu adalah bukti bahwa kamu ingin tumbuh lebih baik, lebih tinggi, dan lebih matang. Penulis yang berani mengarungi zaman, bakal tahan banting dan tidak gampang terombang-ambing.
Pada akhirnya, menulis itu bukanlah jalan yang mulus. Tapi, bukan berarti kamu harus berhenti melangkah. Sebaliknya, kamu harus terus menekan, sampai menjelma jadi penulis sejati. Tidak sudi pada kalah apalagi menyerah.