Salah Ambil Jurusan dan Berhenti Kuliah, Anak Muda Ini Justru Jadi Jutawan!

Dia pernah didepak keadaan

Siapa yang tak tahu Kebab Baba Rafi? Makanan ini sudah membumi di Tanah Air. Tapi, siapa sangka, ada pahit getir dan asam garam kehidupan yang dicecap Hendy Setiono, tokoh utama di balik suksesnya bisnis waralaba Kebab Baba Rafi.

Hendy Setiono, arek Suroboyo yang lahir pada 30 Maret 1983 ini tak menyangka bisa menjadi pengusaha muda yang sukses dengan bisnis makanan yang dijajakannya. Namun kemampuan berbisnisnya tak datang seketika. Hendy kecil memang suka berbisnis. Sejak kuliah, ia sudah menggeluti bidang usaha.

Semasa sekolah, bos Kebab Baba Rafi ini jual aksesori motor yang lagi hits waktu itu.

Salah Ambil Jurusan dan Berhenti Kuliah, Anak Muda Ini Justru Jadi Jutawan!Dok.pribadi/Hendy Setiono

Tangan dingin berbisnis sudah muncul sejak ia duduk di bangku sekolah. Kala itu, sedang naik daun aksesori motor yang beredar di kalangan anak muda. Memodifikasi motor pun dilakukan oleh teman-temannya. Namun ia tak mau sekadar menjadi pelaku konsumtif.

Hendy memang pandai mengambil celah dan memincing kesempatan. Tak seperti teman-teman sejawatnya, ia memilih menjadi sosok yang produktif dengan memanfaatkan kesempatan untuk berbisnis. Yap, dia mulai menjual aksesori motor yang saat itu sedang ngetren.

Dalam wawancara bersama IDNtimes, Hendy mengatakan bisnis ini bukan usaha serius yang dilakoninya. Ia kala itu hanya ingin menyalurkan hobinya berdagang. Tentu bisnis itu tak berlangsung lama.

Sebelum punya kebab, Hendy lebih dulu punya burger, tapi sayangnya ‘didepak’ keadaan.

Salah Ambil Jurusan dan Berhenti Kuliah, Anak Muda Ini Justru Jadi Jutawan!Dok.pribadi/Hendy Setiono

Masuk kuliah, Hendy mulai serius berbisnis untuk pertama kali. Ia mencoba-coba peruntungan membuka sebuah outlet yang menjajakan burger. Namanya Yummi Burger. Ia melakoni usaha itu sambil kuliah. Merintis dari awal buatnya tak menjadi hal yang menakutkan. Ia pun susah payah membangun brand itu.

Lantas, karena usahanya itu, bisnisnya sempat mulus dan naik daun selama sekitar setahun. Target pasarnya sudah tentu anak-anak kuliahan, apalagi yang ngekos di sekitar lokasinya berjualan. Sayangnya, setelah setahun bersusah-susah mementaskan produknya, ada brand burger baru yang muncul di Surabaya.

Alih-alih makin besar, usaha Hendy malah mulai menyurut karena ‘didepak’ brand burger baru yang kala itu teramat ngehits di Kota Pahlawan. Hendy pun legowo dengan keadaan ini.

Baca Juga: 10 Bisnis yang Lagi Naik Daun di Kalangan Pengusaha Usia 20an. Apa Saja Sih?

Di tengah badai berbisnis, keputusan meninggalkan kuliah malah jadi awal yang ‘besar’ baginya.

Salah Ambil Jurusan dan Berhenti Kuliah, Anak Muda Ini Justru Jadi Jutawan!Dok.pribadi/Hendy Setiono
dm-player

Ada dua keputusan besar yang diambil Hendy saat itu, ketika ia masih berusia kepala dua. Saat teman-teman sebayanya sibuk mengerjakan tugas kuliah, nongkrong, dan hore-hore dengan teman-temannya, Hendy malah berpikir untuk terus berbisnis dan menghasilkan duit sendiri. Pasca usaha burgernya gagal, Hendy memutuskan beralih ke bisnis lain, yang kala itu belum tenar di Indonesia. Binsis kebab. Yap, dia memilih kebab untuk peruntungannya kali ini. Keputusan pertama sudah diambil. Lantas, keputusan kedua cukup mencengangkan. Ia memilih OD (Out Dewe/keluar sendiri) dari kampus untuk menekuni usahanya.

Kalau banyak orang mengukur kesuksesan dari level pendidikan yang ditempuh, Hendy justru kebalikannya. Ia punya cara sendiri yang membuatnya terangkat menjadi orang sukses. Hendy dulunya adalah mahasiswa jurusan teknik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

“Saya mulai merintis usaha ini ketika masih tercatat sebagai salah satu mahasiswa jurusan Teknik Informatika di ITS, karena untuk menjalani usaha ini, saya harus memilih antara melanjutkan kuliah atau menjalankan bisnis ini, dan akhirnya saya memilih untuk (OD) Out Dewe alias berhenti kuliah dan terjun 100 persen untuk menjalankan bisnis ini,” tutur Hendy.

Hendy memang salah jurusan. Jiwanya entrepreneur, tapi kuliahnya di jurusan teknik. Ia mengaku sebenarnya sejak awal ingin berbisnis. Namun orang tuanya ingin Hendy melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dan pilihannya kala itu jatuh di ITS. Ia tak malu keluar dari jalur formal pendidikan. Sebab, ternyata jalur non-formal malah memberinya pelajaran yang amat berharga.

Berawal dari gerobak yang ‘ngutang’.

Salah Ambil Jurusan dan Berhenti Kuliah, Anak Muda Ini Justru Jadi Jutawan!Dok.pribadi/Hendy Setiono

Hendy mulai berbisnis kebab dengan sebuah gerobak kecil bermodal 4 juta rupiah. Modal itu dipinjam dari adik perempuannya pada 2003. Langkahnya membuat kebab terinspirasi saat ia mengunjungi Qatar. Ada banyak outlet kebab di sana. Ia pun ingin membukanya di Indonesia, tapi dengan rasa yang dicocokkan dengan lidah orang Nusantara.

Gerobak kecil itu lama-lama jadi besar. Ia sukses membangun brand Kebab Baba Rafi yang dikenal paling tidak oleh orang-orang di Surabaya. Kemudian Hendy mengubahnya menjadi sistem waralaba atau franchise pada 2005.

Tak hanya sampai situ, usahanya juga memperoleh penghargaan. Ia menerima The World's Biggest Kebab Chain. Berentetan setelah itu, ia menerima penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Sampai akhirnya punya enam depot di enam kota besar.

Salah Ambil Jurusan dan Berhenti Kuliah, Anak Muda Ini Justru Jadi Jutawan!Dok.pribadi/Hendy Setiono

Usahanyha berbuah manis. Hendy akhirnya beroleh hasil yang besar pada 2015. Setelah naik-turun tangga kehidupan, bahkan sampai mengorbankan kuliah, ia pun makin sukses mengembangkan usaha. Tercatat enam depot di enam kota besar, seperti Bogor, Serang, Indramayu, Mojokerto, Sidoarjo dan Bali berhasil dibangunnya.

Tak berhenti di situ, usahanya juga berekspansi di dunia internasional. Gerobaknya tersebut mampu membumi sampai Malaysia, Filipina, Cina, Sri Lanka dan hendak dibuka di Singapura, Brunai Darussalam dan Belanda.

Sosok Hendy mengajarkan kita tentang keyakinan terhadap diri sendiri. Segala keputusan akan menghasilkan buah yang baik kalau kita mau mempertanggungjawabkannya dengan serius. Seperti kata Hendy,

“Vision without action is merely a dream. Action without vision just passes the time. Vision with action can change the world.”

Baca Juga: Ternyata, Tidak Semua Pebisnis Bisa Disebut Pengusaha Lho!

Topik:

Berita Terkini Lainnya