Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Wujudkan Ramah Autis

 Masalah autisme perlu perhatian lebih

Autisme bukan lagi hal tabu untuk diperbincangkan. Belakangan muncul berbagai gerakan untuk meningkatkan kesadaran tentang hal itu. Apalagi WHO menyebutkan bahwa 1 dari 100 anak di dunia mengidap autisme.

Sayangnya, angka pastinya tidak diketahui, terutama di negara berpenghasilan rendah dan sedang. Di Indonesia sendiri, gerakannya belum banyak, tetapi bukan berarti tidak ada.

Teman Autis, misalnya, muncul ke permukaan sejak 2017. Mereka makin berkembang karena diurus salah seorang yang konsisten menggerakkan kegiatan. Dia adalah Alvinia Christiany, peraih Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2022 dari PT Astra International Tbk.

1. Berawal dari Light Up Project

Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Wujudkan Ramah Autiskegiatan Teman Autis (dok. Teman Autis)

Teman Autis tidak sekonyong-konyong jadi. Ia lahir dari simpati, yang kemudian berkembang menjadi empati, dari dua orang perempuan Indonesia bernama Ratih Hadiwinoto (founder) dan Alvinia Christiany (co-founder).

Alvinia memaparkan bahwa Teman Autis terbentuk karena perasaan mengganjal di hatinya. Dia dan temannya melihat penyandang autisme mendapat perlakuan yang tidak adil. Mereka bahkan kerap dirisak karena stigma negatif.

Autisme tidak jarang dianggap menular. Padahal ia tidak seperti itu. Autisme adalah sebuah kondisi perkembangan neurologis. Ia tentu tidak menular. Autisme justru perlu perhatian lebih.

Tersenyumlah Indonesia sebab Alvinia mau membentuk Light It Up Project, cikal bakal Teman Autis, pada 2017. Ia dan sukarelawan bergerak mencari seluk beluk autisme.

"Kami lakukan kegiatan sukarelawan bareng. Dari situ, kami lebih tertarik, 'Oh, kayaknya kondisi autisme ini belum banyak diketahui masyarakat Indonesia dan perlu kita sebarkan kesadarannya ke lingkungan kita agar lebih sadar: Apa, sih, autisme?' Biar teman-teman autisme gak dirundung lagi," jelas Alvinia saat diwawancarai. "Jadi, kegiatan Light It Up dulu lebih ke meningkatkan kesadaran apa itu autisme sendiri."

2. Makin terarah setelah jadi Teman Autis

Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Wujudkan Ramah Autiskegiatan Teman Autis (instagram.com/temanautis)

Light It Up Project terus berusaha meningkatkan kesadaran akan autisme lewat berbagai gerakan. Contohnya dengan membawa spanduk di car free day.

Mereka juga mengadakan seminar yang mempertemukan orangtua dan penyandang autisme dengan masyarakat. Semuanya diberi ruang untuk berdiskusi agar bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi autis.

Selama ini, oleh karena kurangnya perhatian, informasi autisme menjadi simpang siur. Para orangtua juga tidak tahu ke mana mereka harus mencari solusi. Namun, berkat Light It Up Project, pelita itu mulai terang. Ada harapan yang tumbuh bersama kegiatan-kegiatan yang mereka lalui.

Dari kegiatan-kegiatan seperti car free day dan seminar, timbul niat dalam diri Alvinia Christiany untuk membuat wadah yang lebih baik. Dia sadar bahwa mereka bisa menjadi sumber informasi yang penting untuk membantu mengatasi masalah. Alvinia lantas membentuk Teman Autis setahun setelah Light It Up Project berjalan.

"Kami mendapat cerita dari orangtua bahwa mereka kesulitan menemukan tempat terapi dan sekolah yang tepat untuk anaknya. Dari sana, tahun 2018, Light It Up berubah menjadi Teman Autis. Fokusnya tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga memberikan informasi," terang Alvinia.

Sejak menjadi Teman Autis, program mereka makin terarah. Alvinia dkk juga menjadi semacam jembatan yang menghubungkan autis, orangtua, dan ahli.

Baca Juga: KAKG, Oasis Segar di Tengah Kalutnya Korban Kekerasan Seksual

dm-player

3. Menjembatani berbagai pihak, termasuk orangtua

Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Wujudkan Ramah Autiskegiatan Teman Autis (dok. Teman Autis)

Ini adalah eranya kolaborasi alih-alih kompetisi. Apalagi kita satu Indonesia. Meningkatkan kesadaran akan autisme bukan pekerjaan satu orang, melainkan kolektif. Teman Autis pun menyadari itu. Mereka yang tadinya bergerak sendiri kini mulai mendekati lebih banyak orang, termasuk para ahli.

Kegiatan Teman Autis cukup beragam. Dengan teknologi yang makin canggih, mereka bisa menjangkau lebih banyak orang lewat dunia digital. Teman Autis tidak hanya menyediakan situs yang bisa diakses masyarakat, tetapi juga kegiatan daring yang jangkauannya luas.

“Kami undang ahli, biasanya psikolog. Mereka bisa tanya jawab. Orangtua bisa tanya apa pun yang mereka mau, asal berhubungan dengan autisme. Jadi konsultasi gratis, tapi kita buka langsung untuk banyak orang," kata Alvinia dalam wawancara yang sama.

4. Mulai fokus menyediakan layanan daring

Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Wujudkan Ramah Autiskegiatan Teman Autis (instagram.com/temanautis)

Ide-ide terus bermunculan. Apalagi era digital mempermudah banyak hal, yang jauh pun terasa dekat. Dengan itu, Teman Autis mulai fokus menyediakan layanan daring. Sebab, tidak semua orang ternyata selalu bisa menjangkau apa yang mereka tuju.

Ide layanan daring kebetulan datang dari salah seorang orangtua yang curhat tentang jarak. Mereka tinggal di luar Jakarta, sentral kegiatan Teman Autis, sehingga tidak selalu bisa mengakses kegiatan luring Teman Autis.

Oleh karena itu, Teman Autis mengoordinasikan grup WhatsApp. Orangtua bisa berkomunikasi dengan gerakan dan para orangtua lain di sana. Mereka juga beberapa kali menghubungkan orangtua dengan ahli lewat layanan daring.

Alvinia sendiri berjanji untuk terus meningkatkan layanan. Bahkan, bantuan dari Astra Indonesia lewat SATU Indonesia Awards hendak dia pakai untuk itu.

"Ketika dapat bantuan dari SATU Indonesia Awards ini, kami bilang kepada mereka, kami akan menggunakan hadiah ini untuk mengembangkan layanan konsultasi online agar lebih baik lagi," aku Alvinia.

5. Langkah positif untuk lingkungan yang inklusif

Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Wujudkan Ramah Autiskegiatan Teman Autis (dok. Teman Autis)

Stigma negatif perlu dilawan. Teman Autis terus berupaya melakukannya. Mereka menjadi sumber informasi sekaligus edukasi. Langkah-langkahnya kecil, tetapi berarti.

Alvinia Christiany dkk ingin lingkungan yang inklusif. Mereka punya mimpi Indonesia ramah autis. Oleh karena itu, Teman Autis rajin mencari solusi atas berbagai permasalahan.

Untuk mewujudkan itu, kolaborasi memang sangat dibutuhkan. Konsistensi juga menjadi kunci penting. Indonesia ramah autis tidak bisa terjadi begitu saja tanpa usaha.

Alvinia lantas berpesan agar pemuda Indonesia ikut bergerak. "Lakukan sesuatu sekecil apa pun. Jika dilakukan secara konsisten, nanti akan ketemu dengan teman-teman yang tergerak hatinya untuk bekerja bersama, membuat dampak yang lebih besar," katanya lagi.

Teman Autis sendiri kini terus berdiri. Kegiatan positif masih berlangsung, sementara pendirinya selalu berpikir apa lagi yang harus mereka lakukan agar tercapainya visi.

Baca Juga: Semangat Bhrisco Jordy Nyalakan Harapan Pendidikan Anak-anak Papua

G.N. Putra Photo Verified Writer G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya