Tidak adil rasanya mendapatkan perlakuan yang tidak diinginkan. Terlalu banyak perlakuan yang terjadi hampir setiap hari. Entah itu akan timbul perasaan senang, kecewa, sedih, dan semua yang dirasakan akan berpengaruh pada psikis seseorang.
Jangan mengira hal seperti ini adalah sesuatu yang dianggap sebelah mata, enteng, tanpa berpikir dua kali, dan tanpa mengetahui dampak dari sebuah lontaran. Ingin tau lebih jelasnya, tetap simak baik-baik, ya!
Pernahkah kamu mengalami menjadi bahan dibandingkan atau malah disamakan dengan orang lain, teman, ataukah saudara sendiri? Bahkan, yang tak lain orang-orang di lingkup keluarga sendiri berani melakukannya.
Semua orang di muka bumi ini tidak terlahir dengan kesamaan yang membuat senang orang yang telah memperbandingkan dengan orang lain. Bukan tidak mungkin lagi, terdapat kelebihan dan kekurangan yang melekat dalam diri setiap orang.
Perkara semacam ini, harusnya perlu dipikir dengan nalar yang logis, real, dan sesuaikan dengan perluasan cara pandang. Beda orang, beda juga, dong antara kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Tidak mungkin kok, keduanya bisa sama rata. Masih saja ada yang tidak bisa membedakannya, lantaran tidak pernah menggali lebih dalam tentang kelebihan dan kekurangan seseorang.
Sering kali bahwa menganggap dirinya merasa benar sendiri. Memang hal ini cukup dianggap benar, anggapan yang berasal dari sumber pemikiran versi diri sendiri tidak bisa disalahkan. Tapi, ketika berhadapan dengan sekumpulan orang, hal yang dianggapnya benar di mata orang-orang justru menjadi kebalikannya.
Egois dalam diri akan menimbulkan bumerang yang tidak baik bagi psikologis dan cara menghadapi persoalan yang tidak sesuai dengan pemikiran. Seperti layaknya, jalan raya yang lurus, mulus, tidak ada belokan terus melaju tanpa melihat kiri-kanan yang seharusnya memperhatikan aturan berkendara. Tidak asal dalam menilai seseorang, jika belum pernah mengenal karakter, pribadi, dan seluk-beluk orang yang bersangkutan.
Mindset berbeda, yang tidak mungkin terhitung berapa banyak jumlahnya. Tentu berbagai macam, sejuta respons akan bereaksi dengan hal yang tidak mungkin sama, sampai tidak pernah mengira akan menjadi seperti apa nantinya. Yang ada, terjadi perdebatan dari penjuru setiap orang di mana saja.
Tidak terlepas dari itu, pemikiran yang belum tentu sejalan, rawan terjadi saling adu opini, memperdebatkan, dan memperjuangkan siapa yang paling berhak atas pembenaran dalam diri.
Tidak ada habis-habisnya melanjutkan dengan lemparan perdebatan. Jika tidak ada salah satu yang mengalah, malahan akan semakin runyam permasalahan yang ada. Satu-satunya jalan bisa ditempuh dengan mengalah, dan menghentikan konflik yang tidak diinginkan.
Sejatinya yang paling mengerti ialah hati kita sendiri yang merasakannya. Bagaimanapun keadaan atau situasi yang terjadi pada hidup kita sekarang ini, entah nanti seperti apa ke depannya, maka yang harus dilakukan tetap menjalaninya dengan sepenuh hati.
Teruntuk orang lain yang mencoba memberitahu hal apa yang terbaik bagi hidup kita, belum tentu dapat diterima dengan pemikiran yang sepaham dan menjadi satu definisi. Mengerti soal kehidupan yang menurutnya terbaik, tidak melulu itu ditelan dengan mentah-mentah. Pasti ada gejolak rasa yang berbenturan dengan pegangan prinsip hidup.
Pilihan hidup yang bisa menentukan hanyalah diri sendiri, bukan terpaku pada ucapan orang lain. Keputusan yang telah diambil seseorang bisa saja bertentangan dengan orang lain juga. Banyak sebab, tipikal orang yang semacam ini, merasa tidak cocok dengan keputusan yang sudah menjadi tekad bulat terhadap pilihan mana yang sesuai untuk diri sendiri.
Boleh sekali, mereka mengajukan saran, atau pilihan lain, tapi jangan seperti seolah-olah mengintimidasi bahwa apa yang menurut kita layak untuk dipertahankan, justru membuat keputusan pribadi menjadi sia-sia, dan terkadang merasa tidak berguna.
Ditambah lagi bisa mematahkan semangat yang telah tertanam sebelumnya. Pengambilan keputusan terbaik ada di tangan kita sendiri, selagi kita yakin dengan pilihan tersebut serta mampu melakukan hal yang tepat, merasa nyaman, kenapa tidak?
Perbandingan tidak mungkin bisa menjadi persamaan yang sudah melekat dalam diri kita. Berbeda bukan berarti tidak memiliki kelebihan, namun dengan berbeda malah menjadi lebih unik. Lantaran karena keunikannya justru memperlihatkan sisi spesial dalam pancaran diri.