Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi isra miraj 2025 (pexels.com/Michael Burrows)

Isra Miraj merupakan peristiwa luar biasa yang dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, yang menggambarkan perjalanan spiritualnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad telah dicatat dalam Al-Qur'an, yaitu isra` dalam QS al-Isra`/17:1, dan mi`raj di QS al-Najm/53:13-18. 

Hadis-hadis tentang Isra Miraj memberikan kita wawasan mendalam tentang pengalaman luar biasa yang dialami Rasulullah selama perjalanan tersebut. HBukan hanya mengandung nilai historis, tetapi juga memberikan pelajaran-pelajaran penting tentang iman, ketaatan, dan kebesaran Allah SWT. Yuk, cari tahu beberapa kumpulan hadis tentang Isra Miraj Nabi Muhammad dan rangkaian peristiwanya melalui artikel di bawah ini!

1. Pembedahan kedua Rasul sebelum perjalanan Isra

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/rdne)

Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dijelaskan, sebelum Rasulullah SAW mengalami peristiwa Isra Miraj, malaikat Jibril melakukan pembedahan dada Rasul dan menyucikan kalbunya dengan air zam-zam. Peristiwa ini juga diperjelas melalui hadis dari Malik bin Sha’sha’ah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Ketika aku berada di sisi Ka’bah antara tidur dan bangun. Beliau menyebutkan seorang laki-laki di antara dua laki-laki.” Artinya ada malaikat yang mendatangi beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

“Lalu dibawakan kepadaku sebuah bejana dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan iman. Lalu, dada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dibelah dari nahr (النَّحْرِ) sampai bawah perut, kemudian perut dicuci dengan zam-zam, kemudian dipenuhi dengan hikmah dan keimanan.”

2. Rasulullah SAW melakukan perjalanan dengan menaiki Buraq

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/thirdman)

Rasulullah saw mengalami peristiwa isra tidak sendirian, tetapi menaiki kendaraan “buraq” dan ditemani malaikat Jibril as. Imam Nawawi berkata:

“Buraq ialah nama seekor binatang yang pernah dinaiki Rasulullah SAW pada malam isra.” (Syarah Shahih Muslim, Juz 2, h. 210).

Berdasarkan hadis-hadis sahih dan penegasan para ulama, buraq yang dikendarai Rasulullah SAW ketika isra itu benar-benar seekor binatang (hakiki), bukan sekadar kiasan (majazi) seperti anggapan sebagian orang. Dalam kitab shahih al-Bukhari disebutkan:

“Dari Anas bin Malik, dari Malik bin Sha`sha`ah, bahwa Nabi SAW telah menceritakan kepada para sahabat tentang malam ketika beliau diisrakan … . Kemudian didatangkan kepadaku seekor binatang yang tubuhnya lebih kecil dari pada bighal dan lebih besar dari pada himar (keledai), putih rupanya. Lalu Jarud bertanya kepada Anas, “apakah itu buraq, wahai Abu Hamzah? Anas menjawab, ya binatang itu sekali melangkah, sejauh mata memandang.” Lantas aku (Nabi) ditunggangkan di atasnya… “ (Riwayat al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz 2, h.327).

Hadis tersebut diperkuat dengan riwayat Muslim dalam Shahih Muslim, Juz 1, h. 81. Penjelasan-penjelasan mengenai buraq juga dapat dibaca dalam beberapa kitab, antara lain: Syihab al-Din al-Qasthalani, Irsyad al-Sari Syarah Shahih Bukhari, Juz 6, h. 204; Imam Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Juz 2, h. 210; Syeikh Nawawi, Nur al-Zhalam, h. 38; Imam Najum al-Din al-Ghaithi, dan al-Mi`raj al-Kabir, h. 61-62.

3. Perjalanan Nabi Muhammad SAW sampai di Baitul Makmur hingga melihat Sidratul Muntaha

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/rdne)

Perjalanan panjang Isra Miraj ini diceritakan dalam sebuah hadis panjang riwayat Bukhari dan Muslim. Pada perjalanan ini, Nabi Muhammad mulai menembus pintu-pintu langit bersama Jibril, sambil bertemu dengan para Nabi lainnya di setiap pintu langit. Nabi Muhammad bertemu dengan beberapa nabi yang mendiami langit-langit 1 hingga 7.

Nabi Adam merupakan nabi yang ditemui di langit pertama, disusul oleh Nabi Yahya dan Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. Detail perjumpaan dengan para nabi ini memberikan gambaran mendalam tentang kebesaran Allah dan mendemonstrasikan betapa mulianya perjalanan spiritual Nabi Muhammad selama Isra Miraj.

“Lalu aku bertanya kepada Jibril. Maka Malaikat Jibril berkata, ‘Ini Baitul Makmur, setiap harinya 70.000 Malaikat shalat di situ. Kalau sudah keluar, tidak kembali lagi.”

Lalu, Nabi Muhammad SAW terus dibawa naik sampai ke Sidratul Muntaha.

“Aku melihat Shidratul Muntaha di langit ke tujuh. Ternyata bijinya seperti kendi daerah Hajar dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar empat sungai; dua sungai tak terlihat dan dua sungai terlihat.”

Lalu aku bertanya kepada Jibril, “Adapun yang tak terlihat itu adanya di surga sedangkan yang tampak yaitu sungai Nil dan Eufrat.”

4. Perjalanan spiritual Rasulullah SAW mengenai perintah salat lima waktu

ilustrasi pria sedang berdoa (pexels.com/adarmel)

Puncak dari perjalanan spiritual Rasulullah SAW dalam isra dan miraj adalah “perintah salat lima waktu”. Sebuah hadis riwayat Ahmad, al-Nasa-i, dan al-Tirmidzi menegaskan:

“Salat telah difardukan kepada Nabi SAW pada malam isra lima puluh waktu, kemudian dikurangi menjadi lima waktu. Lalu diserulah, wahai Muhammad, sungguh putusan-Ku tidak dapat diubah lagi dan dengan salat lima waktu ini, engkau tetap mendapat pahala lima puluh waktu.”

Perintah salat lima waktu diterima Rasulullah SAW di langit, bukan di bumi seperti kewajiban-kewajiban lain (puasa Ramadan, zakat, ibadah haji, dan sebagainya). Langit menunjukkan posisi tempat yang berada di atas, apalagi Sidrah al-Muntaha berarti merujuk pada lokus tertinggi.

Filosofinya, salat lima waktu merupakan sentral dari ibadah yang menjadi tolok ukur amal kaum muslimin. Karena itu, salat lima waktu wajib dijaga, tidak boleh ditinggalkan dan dilalaikan waktunya (QS al-Nisa`/4:103 dan hadis riwayat Tirmidzi).

Perintah salat lima waktu diterima Rasulullah SAW secara langsung tanpa perantaraan malaikat Jibril AS. Ini mengilustrasikan bahwa salat merupakan komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang ditunaikan tanpa perantaraan seorang pun di antara makhluk-Nya. Dalam sebuah hadis disebutkan:

“Posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya (Allah SWT), yaitu ketika sedang sujud (salat). Maka perbanyaklah doa ketika itu.” (Riwayat Muslim)

Salat sebagai martabat paling sempurna dalam menghambakan diri kepada Allah SWT. Dengan salat, seorang hamba menyebut nama Tuhannya dengan menggunakan hati, lidah, dan seluruh anggota tubuh.

Dalam salat, masing-masing anggota tubuh memperoleh bagian untuk menghambakan diri kepada sang Pencipta (Khaliq). Inilah gambaran dari firman Allah SWT:

“Tidaklah semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS al-Dzariyat/51:56)

Itulah beberapa uraian hadis tentang Isra Miraj yang berkisah mengenai perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada malam 27 Rajab. Mengenai isra miraj, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan Allah SWT begitu besar dan absolut. Ini memperjelas akan keterbatasan ilmu dan akal manusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team