ilustrasi pria sedang berdoa (pexels.com/adarmel)
Puncak dari perjalanan spiritual Rasulullah SAW dalam isra dan miraj adalah “perintah salat lima waktu”. Sebuah hadis riwayat Ahmad, al-Nasa-i, dan al-Tirmidzi menegaskan:
“Salat telah difardukan kepada Nabi SAW pada malam isra lima puluh waktu, kemudian dikurangi menjadi lima waktu. Lalu diserulah, wahai Muhammad, sungguh putusan-Ku tidak dapat diubah lagi dan dengan salat lima waktu ini, engkau tetap mendapat pahala lima puluh waktu.”
Perintah salat lima waktu diterima Rasulullah SAW di langit, bukan di bumi seperti kewajiban-kewajiban lain (puasa Ramadan, zakat, ibadah haji, dan sebagainya). Langit menunjukkan posisi tempat yang berada di atas, apalagi Sidrah al-Muntaha berarti merujuk pada lokus tertinggi.
Filosofinya, salat lima waktu merupakan sentral dari ibadah yang menjadi tolok ukur amal kaum muslimin. Karena itu, salat lima waktu wajib dijaga, tidak boleh ditinggalkan dan dilalaikan waktunya (QS al-Nisa`/4:103 dan hadis riwayat Tirmidzi).
Perintah salat lima waktu diterima Rasulullah SAW secara langsung tanpa perantaraan malaikat Jibril AS. Ini mengilustrasikan bahwa salat merupakan komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang ditunaikan tanpa perantaraan seorang pun di antara makhluk-Nya. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“Posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya (Allah SWT), yaitu ketika sedang sujud (salat). Maka perbanyaklah doa ketika itu.” (Riwayat Muslim)
Salat sebagai martabat paling sempurna dalam menghambakan diri kepada Allah SWT. Dengan salat, seorang hamba menyebut nama Tuhannya dengan menggunakan hati, lidah, dan seluruh anggota tubuh.
Dalam salat, masing-masing anggota tubuh memperoleh bagian untuk menghambakan diri kepada sang Pencipta (Khaliq). Inilah gambaran dari firman Allah SWT:
“Tidaklah semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS al-Dzariyat/51:56)
Itulah beberapa uraian hadis tentang Isra Miraj yang berkisah mengenai perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada malam 27 Rajab. Mengenai isra miraj, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan Allah SWT begitu besar dan absolut. Ini memperjelas akan keterbatasan ilmu dan akal manusia.