Setiap orang pasti suka dengan pujian. Kita akan bangga jika mendapat sanjungan dari orang di sekitar. Sebaliknya, orang lain juga akan senang bila kita melontarkan pujian atas suatu hal baik yang tampak di pandangan mata.
Menyampaikan pujian adalah sebuah hal wajar. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan bila ingin pujian yang disampaikan meninggalkan kesan mendalam bagi orang lain. Apa saja itu?
Memuji sebuah tindakan baik seseorang secara spesifik merupakan salah satu cara agar pujian membekas dalam ingatan. Orang lain akan terpacu untuk melakukan hal sama di kemudian hari oleh karena apresiasi yang kita utarakan padanya.
Sebagai contoh, teman kamu berhasil menuntaskan tugasnya dalam kerja kelompok. Hasil apik yang dia buat diapresiasi oleh diri kamu dengan memberikan penjelasan bahwa dia cekatan dan teliti dalam mengerjakan bagiannya. Secara tidak langsung pujian kamu akan berdampak pada usahanya di kemudian hari untuk tetap bekerja dengan teliti serta cepat.
Sama seperti permohonan maaf, pujian juga perlu disampaikan pada waktu yang tepat. Pilihlah momen paling berkesan agar pujian dapat terus diingat oleh mereka yang memperoleh pujian.
Kamu bisa mengapresiasi saat teman atau saudara berhasil memperoleh prestasi di sekolah atau kampus. Atau, kamu dapat memuji penampilan rekan ketika sedang menghadiri sebuah pesta. Tetapi, pujilah dengan kadar yang wajar agar tidak terkesan berlebihan.
Saat memuji kita juga perlu memilih kata-kata yang tepat. Ini dimaksudkan agar orang yang diapresiasi dapat menangkap apa yang kita sampaikan.
Selain itu, cermat memilih kata saat mengapresiasi juga menghindarkan kita dari salah ucap yang mungkin dapat menyakiti orang lain atau bahkan orang yang kita beri pujian. Duh, jangan sampai terjadi ya!
Saat memuji kita perlu memerhatikan intensitas dari pujian yang kita sampaikan. Maksudnya, hindari memuji terlalu sering dan mengulang pujian pada hal sama berulang kali.
Ibarat makan buah mangga sebanyak mungkin, orang yang mendapat pujian yang sama beberapa kali juga akan bosan mendengarnya. Cukup satu atau dua kali kita memuji orang pada suatu hal baik darinya. Selepasnya, kita bisa menggiring pembicaraan ke topik lain yang menarik.
Kecenderungan kita saat memuji salah satunya dengan membandingkan pencapaian orang lain. Memang terdengar sangat wajar tetapi kita perlu berhati-hati. Bermaksud untuk membandingkan, tak jarang kita justru menjatuhkan pihak lain dengan harapan menyenangkan orang yang dipuji
Keadaan seperti ini malah akan memperkeruh suasana. Bisa jadi pihak yang dibandingkan prestasinya merasa tidak nyaman dengan perkataan kita karena terkesan menjatuhkan. Akibatnya, kita masuk dalam pusaran pertengkaran yang seharusnya dapat dihindari.
Memuji seseorang diperlukan agar hubungan kita dengan orang di sekitar tetap hangat. Tetapi, jangan sampai pujian kita justru jadi bumerang yang malah menghancurkan reputasi diri sendiri serta hubungan yang sudah terjalin selama ini.