Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Bisa Diterapkan dari Konsep Hygge di Rumah

ilustrasi bersantai (freepik.com/benzoix)
Intinya sih...
  • Pencahayaan lembut menciptakan suasana hangat dan tenang di rumah
  • Sentuhan tekstur lembut seperti wol dan katun memberi kenyamanan fisik dan visual
  • Ruang khusus untuk bersantai tanpa gangguan membantu mengisi ulang energi dan memperkuat ketenangan mental

Konsep hygge berasal dari Denmark dan Norwegia, yang intinya adalah menciptakan suasana nyaman, damai, dan penuh kehangatan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini bukan hanya sekadar tren desain interior, tapi juga filosofi hidup yang mengajarkan pentingnya menikmati momen kecil dengan penuh kesadaran. Rumah jadi tempat pelarian dari hiruk-pikuk dunia luar, tempat untuk beristirahat bukan cuma fisik tapi juga mental. Dengan menerapkan hygge, rumah bisa berubah menjadi ruang yang penuh ketenangan dan kedamaian.

Gak perlu tinggal di negara dingin atau punya rumah mewah untuk bisa menerapkan hygge. Justru, esensinya ada pada hal-hal kecil yang selama ini sering terabaikan. Mulai dari cahaya hangat, tekstur lembut, sampai interaksi yang tulus dengan orang terdekat. Lima hal berikut bisa menjadi awal yang menyenangkan untuk menciptakan suasana hygge di rumah sendiri.

1. Pencahayaan lembut yang membawa kehangatan

ilustrasi ruangan yang hidup dan hangat (unsplash.com/Yucel Moran)

Salah satu elemen terpenting dari hygge adalah pencahayaan. Rumah yang terlalu terang justru menghilangkan kesan hangat yang ingin diciptakan. Lampu kuning redup, lilin beraroma, atau bahkan lampu tumblr bisa membantu menghadirkan suasana tenang. Pilih lampu dengan tone hangat yang membuat ruangan terasa lebih nyaman, bukan kaku seperti kantor.

Cahaya lembut juga berpengaruh terhadap suasana hati. Saat malam tiba, mengganti cahaya terang dengan nyala lilin atau lampu meja bisa membantu tubuh lebih rileks. Kegiatan sederhana seperti membaca buku atau menyeruput teh jadi terasa lebih spesial. Semuanya karena atmosfer yang mendukung ketenangan batin.

2. Sentuhan tekstur lembut dan natural

ilustrasi bersantai (freepik.com/freepik)

Sentuhan kain lembut pada selimut, bantal, dan karpet bisa membuat rumah terasa lebih bersahabat. Tekstur yang halus dan hangat seperti wol, katun tebal, atau rajutan membuat aktivitas sehari-hari terasa lebih nyaman. Sofa biasa bisa jadi tempat yang menyenangkan hanya dengan tambahan selimut hangat dan bantal empuk. Tekstil alami juga memberi kesan tenang karena tampak lebih organik dan menyatu dengan alam.

Selain kenyamanan fisik, tekstur juga memberi stimulasi visual yang menenangkan. Warna netral seperti krem, abu-abu muda, atau cokelat tua membuat rumah terasa lebih hangat tanpa harus terlalu ramai. Gak perlu gorden mewah atau furnitur mahal, yang penting setiap sudut rumah punya elemen yang mendukung rasa nyaman. Ketika tubuh dan mata terasa nyaman, pikiran pun ikut tenang.

3. Ruang khusus untuk bersantai tanpa gangguan

ilustrasi baca buku santai (freepik.com/freepik)
ilustrasi baca buku santai (freepik.com/freepik)

Konsep hygge mendorong setiap orang punya ruang kecil untuk menyendiri dan rehat dari hiruk-pikuk dunia luar. Gak perlu ruangan besar, cukup sudut kecil di dekat jendela atau pojok kamar yang bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan. Letakkan kursi empuk, bantal, buku favorit, dan mungkin speaker kecil untuk mendengarkan musik tenang. Tempat ini jadi zona aman untuk mengisi ulang energi.

Ruang seperti ini juga bisa membantu menetapkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Apalagi kalau sering bekerja dari rumah, sangat penting untuk punya ruang tanpa layar, notifikasi, atau beban tugas. Waktu yang dihabiskan di sini memberi rasa kontrol atas hidup sendiri. Meskipun sederhana, dampaknya sangat besar pada ketenangan mental.

4. Momen hangat bareng orang tersayang

ilustrasi menonton film (freepik.com/freepik)
ilustrasi menonton film (freepik.com/freepik)

Kebersamaan juga merupakan bagian inti dari hygge. Makan malam sederhana dengan lilin menyala, nonton film bareng, atau sekadar ngobrol santai tanpa gangguan gawai bisa menjadi pengalaman yang menghangatkan hati. Gak perlu acara besar atau makanan mewah, yang penting adalah kehadiran dan keterhubungan satu sama lain. Saling mendengarkan dan memberi perhatian jadi bentuk kasih sayang yang autentik.

Hal ini membantu memperkuat hubungan sekaligus menciptakan kenangan manis yang bertahan lama. Dalam dunia yang serba cepat, waktu berkualitas sering terlewatkan. Konsep hygge justru mengajak memperlambat langkah dan menikmati keberadaan orang terdekat. Kehangatan emosional ini yang membuat rumah terasa lebih hidup.

5. Aktivitas sederhana yang membahagiakan

ilustrasi merajut (freepik.com/freepik)

Alih-alih mengejar kesempurnaan, hygge mengajak menikmati hal-hal kecil yang menenangkan. Membuat teh hangat sambil membaca buku, menyalakan dupa sambil journaling, atau merajut di sore hari bisa memberi ketenangan yang gak tergantikan. Aktivitas ini gak harus produktif dalam arti umum, tapi punya nilai emosional yang dalam. Justru saat gak ada tekanan, pikiran jadi lebih bebas.

Melibatkan diri dalam aktivitas yang membuat tenang bisa menjadi cara merawat diri secara utuh. Pilih kegiatan yang membawa kedamaian, bukan yang membuat lelah secara mental. Dengan cara ini, rumah benar-benar menjadi tempat pemulihan yang sesungguhnya. Semua hal besar selalu dimulai dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten.

Konsep hygge memang berasal dari budaya Skandinavia, tapi semangatnya bisa diterapkan di mana saja, termasuk di rumah sendiri. Dengan sentuhan kecil seperti cahaya hangat, tekstur lembut, dan waktu berkualitas, suasana nyaman bisa tumbuh pelan-pelan. Yang terpenting, hygge bukan tentang apa yang dimiliki, tapi tentang bagaimana menjalani hidup dengan rasa syukur dan kedekatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us