ilustrasi gambar RA Kartini (freepik.com/freepik)
Hari Kartini diperingati sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama di bidang pendidikan. Gagasannya yang tertuang dalam surat-surat kepada sahabatnya di Belanda, mencerminkan pemikiran yang berani dan progresif serta jadi landasan penting bagi gerakan emansipasi perempuan di Indonesia.
Kesadaran Kartini terhadap ketimpangan gender, mendorongnya untuk berjuang mengubah keadaan, meskipun harus menghadapi tantangan budaya dan tradisi. Dengan dukungan suaminya, Bupati Rembang, Kartini bahkan berhasil mendirikan sekolah untuk perempuan, yang jadi langkah awal menuju kesetaraan akses pendidikan.
Peringatan Hari Kartini awalnya dilakukan secara sederhana di lingkungan sekolah dan komunitas lokal, terutama di wilayah Jawa. Seiring waktu, semangatnya menyebar luas ke berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat mulai menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti lomba, seminar, pawai, dan pementasan budaya sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan Kartini dan kontribusi perempuan dalam pembangunan bangsa.
Sebagai bentuk penghargaan resmi, Presiden Soekarno menetapkan 21 April sebagai Hari Kartini melalui Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964. Dalam keputusan tersebut, Kartini juga diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Hingga kini, Hari Kartini dirayakan setiap tahun sebagai simbol semangat perempuan Indonesia yang tangguh, berani bermimpi, dan terus bergerak maju.
Peringatan 21 April memiliki makna mendalam bagi Indonesia, lebih dari sekadar mengenang Kartini. Momen ini mengingatkan kita akan perjuangan perempuan untuk meraih kesetaraan. Semoga semangat Hari Kartini terus menginspirasi generasi mendatang untuk memperjuangkan kesetaraan dan kemajuan perempuan di Indonesia.