3 Pertanyaan untuk Cek Level Fanatisme pada Pilihan Capres 

Jangan sampai buta terhadap kekurangan calonmu!

Pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia tinggal menghitung minggu. Sudah ada banyak orang yang menentukan pilihan mereka; dan mungkin kamu juga begitu. Tidak sedikit orang yang punya pendapat kuat tentang calon yang mereka pilih. Mereka sangat yakin bahwa calon itu lebih baik dibandingkan calon-calon lainnya. Keyakinan itu sangatlah normal. Namun, jangan sampai keyakinan itu berubah menjadi sikap fanatik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata fanatik sebagai kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu ajaran – salah satunya politik – yang sangat kuat. Tidak masalah jika memiliki kepercayaan yang sangat kuat, asal kita masih terbuka dengan masukan-masukan terhadap kepercayaan itu. Bagaimana cara mengetahui apakah kamu fanatik atau tidak terhadap pilihan calon presidenmu? Yuk, ajukan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ke dirimu sendiri untuk tahu jawabannya!

1. Apa alasan kamu memilih calon itu?

3 Pertanyaan untuk Cek Level Fanatisme pada Pilihan Capres ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Edmond Dantès)

Kepribadian seorang calon memang sangat menentukan dalam pemilihan umum ini. Bahkan, tidak akan mengherankan apabila seseorang pada awalnya memilih calon yang kepribadiannya paling ia sukai. Itulah mengapa para calon presiden dan wakil presiden selalu berusaha menampilkan karakter yang terbaik, baik itu agar diri mereka selalu terlihat santun, sederhana, ataupun trendy. Itu pula mengapa politik identitas – umumnya mengenai suku atau agama – sering digaungkan.

Makanya, salah satu pertanyaan awal yang harus kamu tanyakan ke diri sendiri adalah, “Kenapa aku memilih calon ini?” Apakah karena ada program yang menarik perhatianmu? Apakah karena track record si calon yng bagus? Ataukah kamu memilih hanya karena kamu suka dengan penampilannya atau karena ia berasal dari suku yang sama sepertimu? Kalau kamu menjawab yang terakhir, berhati-hatilah! Bisa jadi kamu sudah selangkah menuju lubang fanatisme.

Baca Juga: [QUIZ] Siapakah Kamu Jika Menjadi Calon Presiden?

2. Apa kekurangan dari calon itu?

3 Pertanyaan untuk Cek Level Fanatisme pada Pilihan Capres ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Edmond Dantès)

Kalau kamu sudah tahu alasan kamu memilih calon itu, kamu juga harus tahu kekurangannya. Karena, sebaik-baiknya calon yang kamu dukung, pasti ia punya kekurangannya tersendiri. Kalau kamu bisa mengidentifikasi dan mengakui kekurangan calon ini, berarti kamu masih memilih dia secara sehat dan tidak fanatik.

Bisa jadi calon yang kamu dukung punya program yang bagus di bidang hukum, tapi tidak kuat di bidang pertahanan negara. Bisa jadi ia punya visi yang besar, tapi tidak realistis dan tidak punya rencana pelaksanaan yang kuat. Tidak menutup kemungkinan pula kamu menyukai sikap si calon yang santun, tapi di sisi lain kesantunan itu justru membuat ia rawan diperalat.

3. Apa kelebihan calon lain?

3 Pertanyaan untuk Cek Level Fanatisme pada Pilihan Capres ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Element5 Digital)

Walaupun kamu tidak suka terhadap calon-calon lain, pastinya tetap ada kelebihan yang mereka miliki. Walaupun hanya ada satu atau dua, kamu seharusnya tetap bisa menyebutkan kelebihan itu. Kalau kamu tidak bisa menyebutkan setidaknya satu kelebihan saja, kamu perlu bertanya ke diri sendiri, “Apakah calon lainnya memang seburuk itu, ataukah aku terlalu fokus ke kelebihan calon yang aku dukung?”

Mengakui kelebihan calon lain bisa seperti berkata, “Program kerja si Calon A di bidang pendidikan itu bagus. Konsepnya fresh, tapi sayang pelaksanaannya bakal sulit. Makanya aku tidak memilih dia.” Pengakuan juga bisa seperti mengucapkan, “Si Calon B pandai dalam mengutarakan pemikirannya. Walaupun ada satu atau dua gagasan yang tidak aku setujui, tapi beberapa kali jalan pikirannya aku sukai.”

Teguh terhadap pilihan calon presiden dan wakil presiden itu bagus. Namun, bedakan antara teguh dengan fanatik. Tidak masalah mendukung keras calon pilihanmu, tapi jangan sampai kamu dibutakan dengan apa yang kamu anggap kelebihan calon itu dan tidak memperhatikan kekurangannya ataupun kelebihan calon-calon lain. Selamat menentukan pilihan dan berpolitik dengan sehat!

Baca Juga: Kenali Jenis Pemilih, dari Swing sampai Strategic Voter

Helmi Elena Photo Verified Writer Helmi Elena

Writer | Reader | Cat lover Yuk, mengobrol dengan saya di Instagram @coffeeandgraphite

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya