5 Pengingat saat Hidupmu Sudah Mapan, Jaga Pengeluaran

Masa susah itu memang sudah berlalu, tetapi jangan sampai kamu melupakannya. Kesusahan mengajarkan lebih banyak hal ketimbang masa mudah dan bahagia. Hari-hari ketika kamu ketar-ketir tentang biaya kontrakan misalnya, mendorongmu buat memprioritaskannya begitu waktu gajian tiba.

Melupakan masa sulitmu justru bisa membuatmu lupa diri dan berujung sikap tidak bijaksana dalam membelanjakan uang. Tetap mengingatnya juga mendorongmu untuk lebih menghormati orang lain karena kamu pernah diperlakukan dengan buruk saat masih hidup susah. Jadi, jangan malah berpura-pura gak pernah hidup sengsara, ya.

Itu bukan kondisi yang memalukan. Dirimu justru wajib bangga sebab dapat mengubah nasib menjadi lebih baik. Kenang penderitaan di waktu lampau dengan penuh rasa syukur karena telah berhasil melaluinya.

Roda kehidupanmu sedang di atas, tetapi ini tentu tak menghilangkan kemungkinan terjadinya hal-hal buruk dalam hidupmu. Cara terbaik dalam menjalani hidup ialah mengantisipasi. Kondisi keuanganmu yang sedang bagus jangan membuatmu terlena.  

Malam bisa datang lebih cepat. Artinya, kesulitan hidup yang membutuhkan biaya tinggi dapat muncul tiba-tiba. Kamu memang gak perlu selalu hidup dengan mengkhawatirkan soal uang.

Namun, berjaga-jagalah untuk situasi terburuk yang mungkin dialami. Optimismemu tentang kondisi keuangan mesti diikuti dengan kewaspadaan. Bukan seperti menganggap tidak mungkin terjerat problem keuangan atau terjadi penurunan pendapatan.

Kondisi hidup yang telah jauh lebih baik juga bisa membuatmu usil pada kehidupan orang lain. Beberapa teman barangkali belum semapan kamu. Dirimu telah memiliki rumah, sedangkan mereka belum.

Hindari suka bertanya mengapa mereka tidak segera membelinya. Orang dewasa umumnya juga tahu pentingnya rumah pribadi. Mereka pun mungkin menginginkannya.

Bila hingga sekarang mereka belum mempunyai rumah, berarti mereka masih berjuang. Jangan membuat mereka merasa tersinggung dengan secara berkala mengecek sudah pindah ke rumah pribadi atau belum. Pertanyaan seperti itu enteng buatmu, tetapi dapat membuat orang lain kurang nyaman karena merasa diejek secara halus.

Toh, jika kelak mereka sudah pindah tentu juga akan memberi tahu orang-orang yang dianggap perlu. Kalaupun dirimu ingin mengirimkan sesuatu, cukup tanyakan paket itu sebaiknya dialamatkan ke mana. Jangan membawa-bawa soal mereka masih mengontrak, indekos, atau punya rumah sendiri.

Sampai kelak kamu sekaya apa pun, kedua hal di atas tetap wajib dikendalikan. Pendapatan yang besar dapat cepat habis apabila pengeluaran tidak dikontrol. Pengeluaran yang meningkat seiring kenaikan penghasilan itu wajar.

Akan tetapi, tetap gunakan persentase. Seperti total pengeluaran setiap bulan maksimal 80 persen dari pemasukan dan 20 persen lagi wajib masuk tabungan. Dengan begitu, setinggi apa pun penghasilanmu tetap ada jatah buat menabung dan nilainya juga lebih besar ketimbang ketika pendapatanmu masih kecil.

Gak cuma pengeluaran, utang pun kudu dikontrol. Bila masih dapat membeli apa saja tanpa utang, inilah yang perlu diutamakan. Jika pun ada utang, batasi seperti hanya kredit rumah karena nilainya memang besar.

Jangan membuat kemapananmu semu belaka. Ini ditandai dari besarnya pengeluaran sampai menyulitkanmu menabung meski pendapatan telah tinggi. Demikian pula utang di mana-mana cuma buat konsumsi.

Kemapananmu hari ini bukan tanda untukmu dapat berhenti bekerja atau mengurangi keseriusanmu dalam mencari uang. Rekeningmu harus terus dialiri dengan uang dan itu hanya bisa diperoleh dengan bekerja. Kecuali, kelak kamu sudah punya banyak sekali investasi dan dapat hidup makmur tanpa perlu aktif bekerja.

Jaga sifat giat dalam bekerja seakan-akan dirimu belum kaya. Jangan turunkan semangat dan performamu sebab itu menghambat rezekimu. Bekerjalah seperti biasa bahkan tingkatkan kariermu.

Seiring kemapanan, seharusnya menjaga fokusmu dalam bekerja menjadi jauh lebih mudah. Pikiran tak sedikit-sedikit terusik oleh kebutuhan sehari-hari. Ini waktu yang tepat buat menunjukkan kinerja terbaikmu.

Semua orang menginginkan hidup yang mapan. Namun, ketika hidupmu sudah mapan jangan sampai lupa diri. Nikmati kenyamanan yang diperoleh dari hidup mapan sambil tetap mewaspadai berbagai kemungkinan di masa depan dan menjaga sikapmu pada siapa pun.