7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?

Buang jauh-jauh stereotip biar diri berkembang

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek dalam kehidupanmu, termasuk caramu bekerja. Semakin banyak perusahaan yang mengadopsi model remote working sebagai solusi untuk memastikan kelangsungan operasional mereka.

Namun, meskipun kerja remote telah menjadi tren yang semakin populer, masih banyak stereotip yang salah terkait dengan gaya kerja ini. Artikel ini akan membagikan tujuh stereotip yang salah tentang remote working dan mengapa kamu harus melepaskan pemikiran negatif ini.

Baca Juga: 5 Alasan Anak Muda Cocok Kerja di Asuransi, Bisa Remote

1. Kamu akan menjadi malas dan kurang produktif

7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi kerja remote (pexels.com/olia danilevich)

Salah satu stereotip yang paling umum tentang kerja remote adalah bahwa kamu akan menjadi malas dan kurang produktif karena tidak ada pengawasan langsung. Namun, kenyataannya adalah, kerja remote dapat meningkatkan produktivitas jika kamu memiliki disiplin dan manajemen waktu yang baik. Tanpa gangguan sehari-hari di kantor, kamu dapat fokus pada tugas-tugas yang perlu diselesaikan, mengurangi waktu perjalanan, dan bahkan meningkatkan keseimbangan hidup kerja.

2. Kamu akan merasa terisolasi dan kesepian

7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi kerja remote (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ada anggapan bahwa kerja remote membuatmu merasa terisolasi dan kesepian karena tidak ada interaksi langsung dengan rekan kerja. Namun, dengan kemajuan teknologi dan platform komunikasi, kamu masih dapat menjalin hubungan yang kuat dengan rekan kerja meskipun secara virtual. Selain itu, kerja remote juga memberikan fleksibilitas untuk mengatur jadwal sosial di luar jam kerja, sehingga kamu dapat tetap terhubung dengan teman dan keluarga.

3. Kamu tidak akan bisa mencapai keseimbangan hidup yang lebih sehat

7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi bekerja remote (pexels.com/Vlada Karpovich)

Salah satu alasan utama orang beralih ke kerja remote adalah untuk mencapai keseimbangan hidup kerja yang lebih sehat. Namun, stereotip yang salah adalah bahwa kamu akan bekerja lebih keras dan lebih lama saat bekerja dari rumah. Hal ini tidak sepenuhnya benar.

Dengan manajemen waktu yang baik, kamu dapat menentukan batas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Kamu memiliki fleksibilitas untuk mengatur jadwal yang sesuai dengan kebutuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan waktu yang cukup untuk rekreasi, olahraga, dan interaksi sosial.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Gak Cocok Kerja Remote, Kerjaan Jadi Gak Efektif

4. Kamu akan kehilangan kesempatan berkarier

dm-player
7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi kerja remote (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Banyak yang percaya bahwa kerja remote akan menghambat kemajuan kariermu karena kurangnya paparan dan interaksi langsung dengan atasan dan rekan kerja. Namun, dengan adanya teknologi komunikasi yang maju, kamu masih dapat berinteraksi dengan tim secara efektif melalui video conference, email, atau alat kolaborasi online lainnya. Selain itu, kerja remote juga memungkinkanmu untuk mengambil peluang karier di perusahaan di luar daerah tempat tinggalmu tanpa harus pindah.

5. Kamu akan kehilangan disiplin kerja

7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi bekerja remote (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Stereotip lain tentang kerja remote adalah bahwa kamu akan kehilangan disiplin kerja karena kurangnya pengawasan langsung. Namun, sebenarnya, kerja remote membutuhkan tingkat disiplin yang tinggi.

Kamu harus mandiri dan bertanggung jawab dalam mengatur waktu, menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu, dan mencapai target yang ditetapkan. Dengan disiplin yang tepat, kamu dapat menjadi lebih efisien dan sukses dalam pekerjaanmu.

6. Kamu tidak akan bisa menemukan keuntungan kantor fisik

7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi kerja remote (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Banyak orang beranggapan bahwa kerja di kantor fisik memberikan keuntungan tambahan, seperti fasilitas yang lengkap, ruang kerja yang nyaman, dan interaksi sosial yang lebih spontan. Meskipun itu benar, kerja remote juga memiliki keuntungan yang signifikan.

Kamu dapat menghemat waktu perjalanan, mengurangi biaya transportasi, dan bekerja dari lingkungan yang nyaman sesuai keinginanmu. Selain itu, kamu juga memiliki fleksibilitas untuk bekerja di mana saja, baik itu dari rumah, kafe, atau bahkan saat sedang bepergian.

7. Kamu akan kehilangan kolaborasi dan kreativitas

7 Stereotip yang Salah tentang Kerja Remote, Jadi Pemalas?ilustrasi video call (pexels.com/Anna Shvets)

Stereotip terakhir tentang kerja remote adalah bahwa kamu akan kehilangan kolaborasi dan kreativitas karena kurangnya interaksi langsung dengan rekan kerja. Namun, dengan adanya alat kolaborasi online dan platform berbagi file, kamu masih dapat berkolaborasi secara efektif dengan tim, berbagi ide, dan bekerja sama dalam proyek. Selain itu, kerja remote juga memungkinkanmu untuk mencari inspirasi dari lingkungan yang berbeda dan memperluas wawasanmu.

Kerja remote adalah pilihan yang fleksibel dan efektif bagi banyak orang. Stereotip yang salah tentang kerja remote harus ditinggalkan agar kamu dapat menghargai keuntungan dan peluang yang ditawarkan oleh model kerja ini. Mari beradaptasi dengan perubahan dan menjadikan kerja remote sebagai kesempatan untuk berkembang dan mencapai keseimbangan hidup kerja yang lebih baik!

Baca Juga: 5 Stereotip Buruk tentang Orang Friendly, Sering Disalahpahami

Kazu Zuha Photo Verified Writer Kazu Zuha

Hanya seorang anak SMK yang menyukai pelajaran SMA. Cenderung seperti bunglon, bisa menjadi Kpopers, Wibu, Agamis, Anak Sosiologi, Anak Politik, dan lain lain sesuai situasi dan kondisi hehe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya