Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kegiatan Teman Autis saat masih bernama Light It Up project. (instagram.com/temanautis)

Stigma negatif bagi individu autis tidak dipungkiri masih sering terjadi. Autisme kerap dikatakatan sebagai penyakit, bahkan tidak jarang yang mengatakan sebagai penyakit menular.

Padahal, definisi autis dikutip dari laman temanautis.com adalah gangguan perkembangan neurologis atau kondisi neurodevelopmental disorders pada seseorang. Banyak masyarakat memandang individu autis sebagai orang gila, sukanya mengamuk, dan ada juga yang menganggapnya sebagai kutukan dalam keluarga.

Oleh karena itu, tidak jarang individu autis kerap mendapatkan perundungan dari teman-temannya, keluarga, atau orangtua yang denial (tidak terima akan kondisi anaknya yang didiagnosa autisme) terhadap sang buah hati. Selain itu, perlakuan diskriminatif lainnya dari lingkungan sekitarnya juga kerap dirasakan individu autis.

Hal-hal inilah yang membuat si anak tidak mendapatkan penanganan, perawatan, maupun terapi dengan sebaik-baiknya. Salah satu komunitas yang berada di Jakarta, Teman Autis, sangat konsen terhadap permasalahan seperti yang diutarakan di atas.

1. Tidak hanya biaya, orangtua memiliki beban psikologi yang berat

ilustrasi anak dengan autisme (unsplash.com/Caleb Woods)

Seperti diketahui, perawatan dan terapi untuk anak autis memerlukan biaya yang tidak sedikit, walaupun ada yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Keterbatasan informasi mengenai klinik maupun tempat merawat anak autis juga menjadi faktor orangtua tidak bisa maksimal untuk merawat anaknya.

Selain beban biaya, orangtua juga memiliki beban psikologis saat memiliki anak autis. Seperti yang dialami oleh Putu (nama samaran), seorang ibu rumah tangga di Denpasar, di mana anak sulungnya divonis autisme oleh dokter.

"Mungkin kalau dengan keluarga masih memaklumi kondisi anaknya. Namun, tidak begitu dengan orang di luar keluarga, terutama di sekolah. Guru, murid, hingga orangtua murid merasa tidak nyaman dengan kondisi anak kami yang terkadang mengamuk atau menangis tanpa sebab. Kami disarankan untuk memindahkan sekolah anak kami demi kenyamanan lingkungan sekolah," tutur Putu saat ditemui di rumahnya di Denpasar, Minggu (27/11/2022).

2. Teman Autis didirikan untuk memberikan pemahaman tentang autisme

Editorial Team

Tonton lebih seru di