10 Kutipan Bijak dari Buya Syafii, Sarat Nilai dan Toleransi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jumat (27/05), bangsa Indonesia berduka atas wafatnya Buya Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beliau merupakan seorang cendikiawan muslim dari Sumatera Barat yang lahir pada tanggal 31 Mei 1935.
Buya Syafii Maarif memiliki nama lengkap Ahmad Syafii Maarif. Tercatat dalam memoar-otobiografinya bahwa beliau pernah mengenyam pendidikan Ph.D bidang pemikiran Islam di University of Chicago, Amerika Serikat, di usia 47 tahun. Kariernya di bidang akademik mampu mengantarkan beliau menjadi guru besar di beberapa universitas di Indonesia dan menjadi dosen tamu di beberapa universitas di luar negeri.
Untuk mengetahui pemikiran beliau, berikut adalah kutipan bijak Buya Syafii yang sarat akan makna dan nilai kehidupan.
1. "Tidak ada manfaatnya mengerang-meratap panjang, tanpa berbuat sesuatu kebajikan untuk semua, betapa pun kecil nilainya."
2. "Hidup harus bermakna, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Sebagai tanggung jawab sosial dan kemanusiaan."
3. "Hidup yang berkemajuan adalah hidup yang sarat dengan pertarungan ide untuk mencari yang terbaik dan benar."
4. "Kita harus bangkit kembali menyelamatkan bangsa ini, menyelamatkan keturunan kita untuk ratusan bahkan ribuan tahun yang akan datang."
5. "Allah yang Mahatahu di mana posisi kita masing-masing. Di depan Allah, sebuah kebohongan, sekalipun diulang-ulang, akan sia-sia, tidak ada nilainya sama sekali."
Editor’s picks
Baca Juga: 7 Kutipan Bijak Nelson Mandela Soal Kepemimpinan yang Paling Fenomenal
6. "Siapa pun yang telah memilih jalan kebenaran atau kejujuran tidak boleh berhenti di tengah jalan, betapa terjal, panjang, berkeloknya jalan itu."
7. "Si pengecut tidak akan pernah meraih tujuan-tujuan hidup yang bermakna. Sifat pengecut adalah merampok di jalan raya kehidupan. Sifat ini merupakan faktor penyebab yang tak sehat bagi perkembangan emosi manusia."
8. "Dalam demokrasi seorang warga negara punya hak dan kewajiban untuk turut serta dalam proses pembuatan keputusan, sesuatu yang tabu dalam sistem kerajaan atau sistem demokrasi semu."
9. "Dari sisi ajaran, semua agama pasti memerintahkan pemeluknya untuk mewujudkan perdamaian dan menegakkan keadilan. Sebab tanpa dua pilar itu perumahan kemanusiaan akan menjadi ringkih, jika bukan malah berantakan."
10. "Untuk merawat hari depan bangsa ini agar bertahan lama diperlukan suasana hati teduh, pikiran jernih, dan jiwa besar dalam menghadapi perbedaan pandangan. Tanpa itu, bangsa ini benar-benar bisa menjadi bangsa kuli yang hina-dina."
Kutipan bijak dari Buya Syafii di atas setidaknya menjadi gambaran betapa bijaksana sosoknya. Beliau memiliki pemikiran dan jejak langkah terkait keislaman dan kehidupan yang sarat akan makna. Pemikirannya mampu menghadirkan toleransi atas kebinekaan di antara masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Sosok Buya Syafii Maarif, Negarawan Bersahaja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.