KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersama

Kerja sama warga jadi kuncinya

Pagi ini saya sudah memiliki rencana dengan salah satu penggiat Kampung Berseri Astra di salah satu sudut ibu kota. Berbekal Google Maps, saya menelusuri jalan yang saat itu cukup sibuk meski di hari Sabtu.

Sekitar pukul 8.30 WIB, saya sampai di sebuah jalan dengan gapura yang menyambut saya dengan tulisan selamat datang, tepat di Jalan Kayu Besar Dalam RW 011. Jalan tersebut adalah pintu masuk menuju ke salah satu Kampung Berseri Astra yang ada di wilayah DKI Jakarta, tepatnya di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat.

Sekitar 500 meter dari gapura tersebut tibalah saya di kantor sekretariat RW 011. Di sana saya disambut oleh Pak Sulaiman, mentor atau fasilitator KBA Cengkareng Timur. Dari sinilah perjalanan saya dimulai untuk mencari tahu beragam kisah inspiratif yang ada di KBA Cengkareng Timur.

1. Berawal dari RPTRA

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan BersamaSulaiman, mentor KBA Cengkareng Timur saat diwawancarai di Kantor Sekretariat RW. 011, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat (dok. Pribadi/Ines Melia)

Pukul 09.15 WIB, Pak Sulaiman akhirnya mempersilakan kami masuk ke salah satu ruangan di kantor sekretariat RW 011. Sambil duduk di sofa biru, Pak Sulaiman menceritakan awal mula berdirinya Kampung Berseri Astra di RW 011.

Awalnya, Astra Indonesia melakukan mapping untuk mencari tahu kira-kira wilayah mana yang cocok untuk mereka bina, agar masyarakat di sekitarnya pun bisa aware dengan lingkungan sekitar mereka. Pilihan Astra Indonesia pun jatuh ke sebuah RW 011 yang berada di Jalan Kayu Besar Dalam, Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat.

Tahun 2016, Astra Internasional lewat program CSR mereka mulai memberikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) kepada wilayah RT 012, RW 011. Memasuki tahun 2017, RPTRA yang berlokasi di depan SDN Cengkareng Timur 21 Pagi akhirnya diresmikan. Pembinaan pun awalnya dilakukan lewat RPTRA tersebut.

Sejak tahun 2017-2018, Pak Sulaiman sebagai penggagas saat itu akhirnya mengusulkan, agar pembinaan juga dipusatkan di wilayah RW 011. Hingga akhirnya, kini kegiatan terpadu hingga pembinaan pun terealisasikan dalam bentuk Kampung Berseri Astra yang terpusat di Pos RW 011, Cengkareng Timur.

2. Empat pilar yang terus dipegang teguh

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan BersamaAsiah, ketua KBA Cengkareng Timur saat diwawancarai di Kantor Sekretariat RW. 011, Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat (dok. Pribadi/Ines Melia)

Sejak resmi menjadi Kampung Berseri Astra (KBA), ada banyak kegiatan yang sudah dilakukan oleh para penggiat sekaligus warga di wilayah RW 011. Beragam kegiatan tadi dilakukan tidak terlepas dari empat pilar yang terus dipegang teguh, yakni pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan.

Lewat pilar pendidikan, Astra Indonesia memberi dukungan kepada sekolah-sekolah di wilayah RW 011 untuk menjadi sekolah adiwiyata. Selain itu, sejumlah PAUD yang ada di sana juga diberi perlengkapan yang dibutuhkan oleh PAUD itu sendiri.

Untuk mendukung pilar kesehatan, Astra Indonesia memberikan pembinaan kepada para kader posyandu yang ada di wilayah RW 011. Pembinaan tersebut pun diselenggarakan langsung oleh Astra Internasional.

Sebelum pandemik COVID-19, para kader akan diundang untuk hadir dalam pertemuan sekaligus pembinaan secara tatap muka. Namun, saat COVID-19 mulai merebak, kegiatan tersebut dialihkan secara online dengan memanfaatkan zoom.

Tak hanya mengayomi masyarakat di wilayah RW 011 dalam hal kesehatan, posyandu yang ada di sana pun mengikuti beragam lomba.

"Sampai (posyandu RW 011) ikut lomba antar posyandu," jelas Pak Sulaiman saat diwawancarai di Kantor Sekretariat RW. 011 pada 11 Desember lalu.

Antusias para kader posyandu yang tinggi akhirnya membawa mereka bahkan bisa menjuarai lomba tersebut.

"Di 2021 ini kita (posyandu RW 011) ikut lomba e-posyandu dan menang juara tiga," lanjut Pak Sulaiman.

Selain pembinaan, Astra Indonesia juga memberikan peralatan yang dibutuhkan oleh posyandu di wilayah tersebut, seperti salah satunya timbangan bayi.

Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Menurut Pak Sulaiman, ada dua pilar yang saling berkaitan, yakni lingkungan dan kesehatan. Ini karena KBA Cengkareng Timur memiliki sejumlah hasil tanam dari pengembangan pilar lingkungan yang nantinya dijual kembali sebagai bentuk menjalankan pilar kewirausahaannya. 

3. Hasil tanam yang bantu warga berwirausaha

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersamatanaman pakcoy yang dibudidayakan di KBA Cengkareng Timur dan tengah menunggu waktu panen tiba (dok. Pribadi/Ines Melia)

Mendengar jika KBA Cengkareng Timur memiliki hasil tanam, saya jadi tergelitik untuk melihat langsung tanaman-tanaman yang ditanam oleh warga. Saya pun diajak oleh Pak Sulaiman untuk melihat kebun di lahan yang berada tepat di seberang kantor sekretariat RW 011.

Saat baru tiba tadi, memang saya sudah melihat ada gerbang hitam besar dan tinggi yang cukup mencolok di sana, karena berada di tengah-tengah rumah warga kampung sekitar yang rata-rata tidak berpagar.

Di balik pagar hitam itulah, ternyata warga di KBA Cengkareng Timur menanam beragam tanaman, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, hingga tanaman hias.

Saat saya melewati gerbang hitam tersebut, hal pertama yang ada di pikiran saya adalah betapa asrinya pemandangan langka di depan mata saya ini. Sebab dewasa ini saya sudah mulai jarang melihat lahan kosong di Jakarta ditanami berbagai macam tanaman seperti ini.

Dari keluarga sayuran di lahan pertanian tersebut ada tanaman kangkung, daun bawang, pakcoy, terung ungu, pare, singkong, timun, bayam merah, lamtoro atau petai cina, hingga oyong. Sedangkan dari golongan buah-buahan yang ditanaman adalah tomat merah dan hijau, stroberi, anggur, jagung, jeruk, cabai, hingga pisang.

Tak sebanyak tanaman dari sayur-sayuran dan buah-buahan, sejumlah tanaman hias seperti bunga sepatu, kumis kucing, keladi, dan lidah mertua. Bahkan, tanaman Coleus atropurpureus atau yang biasa dikenal dengan sebutan daun miana pun ikut ditanam di sini.

Menurut salah satu petani yang sedang berada di sana, Rahmat, tanaman yang ditanam tidak melulu yang sudah disebutkan tadi.

"Apa aja ditanam di sini," kata pria paruh baya yang biasa disapa Cing Rahmat itu saat diwawancarai di ladang milik KBA Cengkareng Timur pada 11 Desember lalu.

Sayangnya, menurut Cing Rahmat, tanaman-tanaman di sana suka menjadi serbuan para burung gereja. Alhasil beberapa daun sayuran, seperti pakcoy pun banyak berlubang karena menjadi santapan para burung.

Ketika ditanya mengenai hasil panen akan dijual atau dikonsumsi sendiri, Cing Rahmat mengatakan, jika terkadang diberikan kepada warga sekitar atau dijual di pasar yang tak jauh dari ladang tersebut.

Warga yang bisa menjual kembali hasil tanam mereka pun secara tidak langsung ikut berwirausaha, di mana nantinya uang hasil penjualan tersebut akan masuk ke kas KBA Cengkareng Timur untuk selanjutnya dibelikan bibit baru hingga kebutuhan pertanian lainnya.

4. Bank sampah yang punya banyak nasabah setia

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan BersamaAsiah (kiri) dan Sulaiman (kanan) saat menunjukkan ruangan bank sampah yang dikelola oleh KBA Cengkareng Timur (dok. Pribadi/Ines Melia)

Keluar dari ladang, di seberang jalan ada salah satu bangunan yang kembali menarik perhatian saya. Di bagian depan bangunan tersebut terpasang spanduk berwarna kuning dan putih bertuliskan "Bank Sampah Berseri". Kami ditemani dengan Pak Sulaiman dan Ibu Asiah, ketua KBA Cengkareng Timur yang mengenakan kerudung maroon mendekati bank sampah tersebut.

dm-player

Dari dekat saya melihat bahwa bank sampah tersebut dikunci. Namun, dari jendela kecil yang ada di sana terlihat banyak sekali tumpukan kardus dan botol-botol plastik yang sudah dipilah. Pak Sulaiman pun mengatakan, jika itu adalah sampah para nasabah yang sudah dikumpulkan.

Menurut Ibu Asiah, sebulan sekali setiap minggu keempat, para nasabah akan datang dengan sampah-sampah yang sudah dipilah untuk ditimbang di bank sampah ini. Para nasabah pun akan memilah sendiri barang-barang yang akan mereka bawa ke bank sampah dari rumah..

"Setiap bulan buka timbangan, (nasabah) datang bawa (sampah) yang mau ditimbang. Nanti, kan ada petugas bank sampahnya gitu, nyatet, dia bawa buku tabungan," jelas Pak Sulaiman sambil menunjuk ke samping pintu masuk bank sampah yang biasa dijadikan tempat untuk menaruh timbangan.

Jumlah uang yang akan diberikan oleh nasabah pun tergantung dengan barang apa yang mereka bawa ke sana. Contohnya adalah kardus yang per kilonya dihargai Rp1.000.

"Dari Sudin sudah ditetapkan harganya," pungkas Ibu Asiah saat diwawancarai di depan bank sampah KBA Cengkareng Timur.

Ibu Asiah juga menambahkan, meskipun harga yang ditawarkan masih jauh dari harga penjual barang bekas, tapi para nasabah setia tetap mendatangi bank sampah KBA Cengkareng Timur untuk menjual sampah-sampah mereka.

Baca Juga: KBA Indah Madani, Kampung Hijau di Tengah Kota Minyak!

5. Peran KBA Cengkareng Timur di masa pandemik COVID-19

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan BersamaKBA Cengkareng Timur bersama Polres Metro Jakarta Barat dan tim gugus tugas penanganan COVID-19 RW. 011 mengalih fungsikan ruangan menjadi tempat isolasi mandiri bagi warga RW. 011 yang terpapar virus (dok. Pribadi/Ines Melia)

Setelah melihat bank sampah, saya bersama Pak Sulaiman dan Ibu Asiah pun kembali lagi ke kantor sekretariat RW 011. Pak Sulaiman pun menunjukkan kepada saya salah satu ruangan yang sempat dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga sekitar yang positif COVID-19.

Berdirinya tempat isolasi mandiri ini dilakukan KBA Cengkareng Timur bekerja sama dengan Polres Metro Jakarta Barat serta tim gugus tugas COVID-19 RW 011. Ini juga menjadi salah satu peran KBA Cengkareng Timur di masa pandemik sekaligus menjalankan pilar kesehatan.

Selain tempat isolasi mandiri, para anggota dan pengurus KBA Cengkareng Timur pun terus menghimbau masyarakat sekitar untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, memberikan edukasi terkait harus diapakan orang yang terpapar COVID-19, hingga seberapa ganasnya virus tersebut. Kegiatan vaksinasi juga ikut digalakkan di KBA Cengkareng Timur, terutama kepada para lansia.

6. Partisipasi dan antusias warga ciptakan beragam inovasi

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersamasistem aquaponik yang digunakan KBA Cengkareng Timur sebagai salah satu alternatif menanam tanaman yang tidak memerlukan banyak lahan (dok. Pribadi/Ines Melia)

Setelah melihat-lihat bank sampah dan tempat isolasi mandiri saya bersama Ibu Asiah dan Pak Sulaiman kembali lagi ke kantor sekretariat RW 011. Di sana, Ibu Asiah berbagi cerita mengenai seberapa antusias warga dalam partisipasi membangun lingkungan yang lebih baik lagi lewat program Kampung Berseri Astra.

Menurut Ibu Asiah, jika para warga ingin mengikuti lomba maka mereka akan saling melakukan pembinaan. Hal inilah yang membuat Ibu Asiah juga merasa sangat bangga. Sebab, meskipun hadiah uang tunai yang dijanjikan oleh pihak penyelenggara tidak besar, tapi antusias para warga lebih besar dari hadiah yang akan didapatkan.

"Saya lihat dari foto pembinaannya, video-videonya, saya bangga banget," ujar Ibu Asiah sambil mengelus dadanya sebagai tanda terharu akan antusias para warga. 

Ibu Asiah juga memotivasi para warga yang ingin mengikuti lomba untuk menciptakan inovasi, agar bisa menambah penilaian. Hal ini juga bisa menginspirasi para warga untuk terus berpikir kreatif.

Alhasil, para warga dari rukun tetangga lain yang tadinya belum berinovasi pun ikut melakukan sejumlah kegiatan kreatif, salah satunya dengan mendirikan bank sampah di RT tempat mereka tinggal.

"Setelah ada lomba, akhirnya dibentuk. Berarti, kan dengan adanya seperti itu maka nasabah pun meningkat," lanjut Ibu Asiah.

Ibu Asiah pun merasa senang sekaligus bersyukur dengan adanya program Kampung Berseri Astra yang telah menjadikan wilayah tempat tinggalnya mulai mengalami perubahan ke arah yang positif. Para warga juga bisa memiliki pengetahuan lebih tentang menjaga dan merawat lingkungan, berwirausaha, budidaya tanaman, hingga saling menjaga kesehatan bersama.

"Senangnya gini dengan adanya (program) Astra ide jadi muncul dan ada perubahan," tutup Ibu Asiah.

7. Tantangan nyata

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersamajamur tiram di ruang pembibitan yang gagal panen karena bibit yang didapat kurang baik (dok. Pribadi/Ines Melia)

Membuat masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan memang tidak semudah kelihatannya. Tidak semua warga langsung bisa menerima kampanye-kampanye yang digaungkan oleh KBA Cengkareng Timur.

Beberapa dari mereka masih banyak yang ingin lingkungannya hijau pun awalnya masih kurang teredukasi. Sebab menurut mereka, menanam pohon atau tanaman membutuhkan lahan yang luas.

"Dari 14 RT ini, mereka yang senang rumahnya hijau dan lebih bersih antusias. Ada juga beberapa warga yang berpikiran 'ah, rumah saya sempit, nih untuk menanam pohon'. Ya, kita perlu mengedukasi jika tanaman tadi bisa ditaruh di dinding aja," ujar Pak Sulaiman.

Edukasi-edukasi seperti itu pun akhirnya membuat hati para warga terketuk dengan sendirinya untuk ikut melakukan penghijauan di sekitar rumah mereka. Pak Sulaiman juga menyatakan, jika para warga tadi tidak menolak, hanya saja kurang edukasi terkait inovasi-inovasi yang bisa dilakukan.

Salah satu tantangan yang belum lama ini juga dirasakan oleh KBA Cengkareng Timut adalah bibit jamur tiram yang gagal tumbuh. Menurut Pak Sulaiman, mereka baru mengetahui jika bibir jamur tiram yang didapat kurang bagus. Alhasil, selama beberapa bulan ini warga tidak bisa menanam dan memanen jamur tiram.

Padahal, jamur tiram yang ditanam oleh warga di KBA Cengkareng Timur ini sangat diminati pembeli. Bahkan jamur tiram tersebut sering dijajakan di pasar yang berada tidak jauh dari kantor sekretariat RW 011. Pembelinya pun juga datang dari warga di luar wilayah RW 011.

8. Dari Astra Indonesia untuk masyarakat dan lingkungan yang lebih baik lagi

KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersamapembuatan komposter menjadi salah satu bentuk dukungan Astra Indonesia kepada warga KBA Cengkareng Timur (dok. Pribadi/Ines Melia)

Saat Ibu Asiah dan Pak Sulaiman ditanya mengenai kontribusi Astra Indonesia dalam program KBA di Cengkareng Timur ini, keduanya senada mengatakan jika ada banyak sekali dukungan yang diberikan.

Astra Indonesia memberikan pelatihan dan pembinaan kepada para pengurus KBA, serta mengedukasi masyarakat dengan cara-cara inovatif untuk menjaga dan melestrasikan lingkungan. Salah satu contohnya adalah pembuatan komposter seperti pada gambar di atas.

Astra Indonesia juga turut memberikan dukungan berupa peralatan-peralatan yang dibutuhkan KBA Cengkareng Timur dalam menjalankan empat pilar mereka, yakni lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan kewirausahaan.

Astra Indonesia tidak hanya membentuk program yang menjadi tanggung jawab sosial perusahaan. Mereka juga memberikan ilmu, edukasi, hingga mendukung dari segi material agar masyarakat bisa melakukan beragam inovasi membangun yang juga berguna untuk masa depan Indonesia yang lebih baik lagi. Terima kasih Astra. Sukses selalu KBA Cengkareng Timur!

Baca Juga: Mariana Yunita Hendriyani, Penggerak Edukasi Kesehatan Seksual di NTT

Ines Melia Photo Verified Writer Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya