Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ingin Punya Teman? Atasi Dulu 5 Penyebab Rasa Malu dalam Bergaul

ilustrasi ekspresi malu (unsplash.com/isco_me)

Menilik karakteristik manusia di kehidupan sosial, ada karakter yang supel sekali, ada juga yang kesulitan untuk memiliki beberapa teman dekat saja. Memang, sih, memiliki sebanyak mungkin teman bukanlah keharusan.

Untuk orang-orang introver, lingkar pertemanannya biasanya lebih kecil ketimbang mereka yang ekstrover. Meski demikian, tetaplah penting untuk memastikan kamu tidak terkucil dari pergaulan. Hambatan terbesar untuk bergaul sering kali ialah rasa malu.

Namun, gak cukup sampai di situ saja karena rasa malu dalam bergaul biasanya juga disebabkan oleh beberapa hal ini. Simak ulasannya agar kamu mampu meluaskan sirkel pertemenan kamu, yuk! 

1. Khawatir kamu hanya akan diabaikan saat berusaha mendekati orang lain

ilustrasi pemalu (unsplash.com/matt909)

Pertanyaannya, sudah pernahkah kamu mencoba dan mengalami hal tersebut? Atau, itu hanya kekhawatiran yang tak beralasan? 

Bahkan, jika kamu pernah dicuekin ketika mencoba mendekati orang lain, pertimbangkanlah kemungkinan sebab-sebab berikut. Pertama, barangkali kamu hanya mendekati mereka secara fisik. Kamu gak menyapa mereka dengan kata-kata maupun senyuman sehingga mereka gak tahu kalau kamu ingin berteman. Kedua, kebetulan saja kamu mendekati orang yang terlalu cuek.

Untuk sebab terakhir, kamu perlu ingat bahwa sekarang kamu berhadapan dengan orang yang berbeda. Jadi, reaksinya juga pasti gak sama dengan pengalamanmu dahulu.

2. Takut kamu gak akan nyambung dengan obrolan mereka

ilustrasi seorang perempuan (unsplash.com/yunhao_)

Apa yang membuatmu berpikir begitu? Apakah kamu sudah tahu bahwa topik-topik obrolan sekelompok orang selalu terlalu jauh dari kemampuanmu memahaminya?

Bila jawabannya iya, bukankah kamu dapat memilih kelompok pertemanan yang lain? Gak mungkin, kan, kamu gak mampu mengikuti semua topik obrolan mereka?

Kalaupun hanya ada satu kelompok dengan topik obrolan yang sering tidak kamu mengerti, kamu dapat menempatkan diri sebagai pendengar yang baik. Nanti lama-kelamaan kamu juga pasti akan paham. Meski begitu, terus menambah wawasan kamu sendiri, ya.

Pun mustahil juga jika mereka sama sekali gak pernah membicarakan hal-hal umum seperti kemacetan di jalan, jajanan yang lagi booming, dan beberapa topik-topik ringan lainnya. Manfaatkan momen-momen seperti itu untuk menunjukkan keberadaanmu di antara mereka.

3. Cemas kamu gak bakal diterima dengan apa adanya

ilustrasi seorang pria (unsplash.com/lulusphotography)

Memangnya, harus ada apanya supaya kamu dapat diterima dalam pergaulan? Jika sekelompok orang hanya mau berteman dengan kalangan tertentu dan kamu gak termasuk di dalamnya, ya, cari saja lingkaran pertemanan yang lain!

Kelompok pertemanan yang eksklusif seperti itu gak sebanyak yang kamu bayangkan, kok. Masih lebih banyak lagi orang yang mau berteman dengan siapa saja asalkan sosok itu bukanlah pelaku kriminal.

Kamu memang tidak sempurna, tetapi semua orang juga demikian. Oleh karena itu, pasti selalu ada orang yang mau menjadi temanmu. Dengan catatan, kamu sendiri gak boleh terlalu menutup diri, ya!

4. Bayang-bayang trauma pertemanan di masa lalu

ilustrasi rasa trauma (unsplash.com/ardalanhamedani)

Orang yang berkata menghapus rasa trauma itu mudah, mungkin belum pernah benar-benar mengalaminya sendiri. Namun, gak baik juga kalau kamu membiarkan dirimu disandera oleh pengalaman traumatismu.

Misal, kamu pernah menjadi korban perundungan oleh teman-temanmu sendiri selama bertahun-tahun. Wajar jika kamu menjadi sulit untuk memercayai orang lain dan memulai pertemanan baru.

Akan tetapi, cobalah memikirkan satu hal ini. Bila dirimu sendiri bukan perundung, apakah mungkin tidak ada orang lain yang sebaik kamu sehingga kalian dapat berteman? Bukankah selama ini mereka sebenarnya juga ada? Mereka ialah semua orang di luar para pelaku perundungan atau bahkan orang yang berani untuk menolongmu.

5. Kebiasaan menyendiri sejak kecil

ilustrasi rasa malu (unsplash.com/a12li0)

Sekalipun manusia terbentuk dari serangkaian pembiasaan, ini justru menandakan kamu masih dapat berubah bila kebiasaanmu juga diubah. Contoh, sejak kecil kamu dibiarkan oleh orang tua terus menyendiri di kamar.

Dari bermain sampai makan, semua kamu lakukan seorang diri di dalam kamarmu. Setelah besar, kebiasaan ini telah membentukmu menjadi orang yang seperti gak pernah butuh teman. Kalau kamu ingin berubah, mulailah dengan mengubah kebiasaan harianmu. Duduklah di ruang makan bersama keluargamu. Belajarlah bersosialisasi di lingkungan terdekat, biarkan dirimu disapa dan berilah respon yang memadai.

Dari situ saja, sedikit demi sedikit kamu akan belajar cara bergaul. Mengubah kebiasaan memang tidak gampang. Namun, yang terpenting adalah kamu sudah memiliki keinginan untuk berubah dan mau terus mencobanya.

Tidak memiliki teman sama sekali bukan hanya akan membuatmu kesepian. Itu juga dapat menjadi masalah besar saat kamu memasuki dunia kerja dan mencari pasangan. Berubahlah selagi masih ada waktu. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us