Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jarang Didengar, 7 Fakta Wayang Timplong yang Terancam Punah

blogkulo.com
blogkulo.com

Wayang merupakan salah satu budaya yang cukup dikenal di Indonesia. Kisah-kisah yang sarat akan pesan moral membuat UNESCO menetapkan wayang sebagai warisan budaya dunia pada 7 November 2003.

Penetapan itu tercantum dalam Piagam yang berjudul "A Masterpiece Of The Oral and Intangible Heritage of Humanity”. Jenis wayang pun terbagi kedalam beberapa klasifikasi. Ada Wayang Kulit, Wayang Golek, dan juga Wayang Krucil. Namun ada satu jenis wayang yang jarang diketahui oleh banyak orang, yaitu Wayang Timplong.

Wayang Timplong berasal dari Dusun Kedungbajul, Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dari segi bahan baku, wayang timplong ini terbilang unik karena terbuat dari kayu yang dipahat hampir menyerupai wayang kulit.

Namun seiring perkembangan zaman, Wayang Timplong pun kian sepi peminat. Walaupun begitu, terdapat fakta unik dan kisah menarik tentang sejarah Wayang Timplong ini. Berikut adalah penjelasannya.

1. Terbuat dari kayu

blog.misteraladin.com
blog.misteraladin.com

Berbeda dengan Wayang Kulit yang berbahan dasar kulit kerbau, Wayang Timplong ini berbahan dasar kayu waru. Kayu waru dipilih sebagai bahan dasar pembuatan Wayang Timplong karena teksturnya yang ringan, cukup padat, dan memiliki struktur kayu yang halus sehingga mudah untuk dipahat.

2. Diciptakan pada abad ke-17

Dilansir kanal YouTube Garda Warta, Ki Solekhan Sumoatmojo yang merupakan salah satu pelestari Wayang Timplong, menjelaskan bahwa Wayang Timplong lahir pada abad ke-17 melalui seorang budayawan yang bernama Eyang Sariguno. Pementasan pertama kali oleh Eyang Sariguno membuat para penonton sangat terpukau pada waktu itu. Sehingga Wayang Timplong semakin dikenal oleh masyarakat setelahnya.

3. Terdiri dari sedikit personel

Jika dibandingkan dengan Wayang Kulit, maka jumlah personil dari Wayang Timplong ini terbilang sangat sedikit. Jumlah personel Wayang Kulit mencapai belasan hingga puluhan orang tergantung dari skala pertunjukannya. Sementara jumlah personel dari Wayang Timplong ini hanya berjumlah 5--8 orang yang terdiri dari 1 dalang, 2 sinden, dan sisanya adalah pemain gamelan atau pengrawit.

4. Penamaan karakter berbeda dengan Wayang Kulit

jendralgaram.com
jendralgaram.com

Jika pada pertunjukan Wayang Kulit terdapat penamaan tokoh berikut dengan latar belakangnya yang cukup detail seperti Arjuna, Werkudara, Gatotkaca, dan lain sebagainya. Maka pada pertunjukan Wayang Timplong hanya terdapat sedikit penamaan tokoh. Di antaranya adalah seorang tokoh perempuan yang dinamai Ratu, seorang laki-laki yang diberi nama Pandji, dan beragam tokoh lainnya.

5. Bercerita tentang asal usul suatu tempat

Jika ditinjau dari segi cerita, maka pertunjukan Wayang Timplong banyak menceritakan asal usul suatu tempat seperti Babad Nganjuk, dan Babad Kediri. Berbeda dengan Wayang Kulit yang bercerita tentang kisah yang erat dengan budaya Hindu seperti Mahabarata dan Ramayana. Ketika menggelar pertunjukan Wayang Timplong, seringkali dalang menyelipkan beberapa pesan moral yang sarat akan makna kehidupan.

6. Ditampilkan pada acara sakral

Pertunjukan Wayang Timplong seringkali digelar pada acara-acara sakral seperti bersih desa. Selain itu, seringkali pagelaran Wayang Timplong juga digelar pada peringatan ulang tahun Kabupaten Nganjuk, acara Kedinasan, hingga acara penyambutan tamu kehormatan. 

7. Semakin sepi peminat

Pertunjukan Wayang Timplong menemui masa kejayaan pada periode 1940. Pada periode tersebut, wayang digunakan sebagai sarana hiburan sekaligus perjuangan. Karena seringkali dalang menyelipkan pesan-pesan perjuangan untuk menentang para penjajah. Periode kejayaan Wayang Timplong bertahan hingga dekade 1980-an. Pada dekade 1980-an, pertunjukan Wayang Timplong masih bisa bertahan dan cukup populer di kalangan masyarakat Kabupaten Nganjuk. Dalam seminggu, dalang bisa menerima 7 undangan pertunjukan.

Namun seiring berkembangnya zaman, minat masyarakat akan pertunjunjukan Wayang Timplong kian menurun. Menurut Ki Solekhan Sumoatmojo, hal itu disebabkan karena instrumen gamelan yang kurang variatif. Untuk mengatasinya, pihak penyelenggara melakukan penambahan musik campursari di sela-sela pertunjukan Wayang Timplong untuk menarik minat masyarakat. Namun hasilnya kurang memuaskan, karena minat masyarakat akan Wayang Timplong tetap menurun.

Itu tadi adalah tujuh fakta dari Wayang Timplong yang merupakan wayang asli Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Pemerintah Daerah sebenarnya telah melakukan upaya pelestarian kesenian Wayang Timplong. Namun, rendahnya minat dan ketertarikan masyarakat akan budaya ini menjadikannya kendala.

Diperlukan sinergi antara Pemerintah Daerah dan masyarakat khususnya generasi muda untuk membuat kesenian ini tetap eksis dan terhindar dari kepunahan. Langkah regenerasi harus dilakukan untuk mencari bibit-bibit yang akan menjaga warisan budaya Wayang Timplong agar tetap lestari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandhu Manhistha
EditorBandhu Manhistha
Follow Us