ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Tauhid terbagi menjadi tiga, yaitu tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan al asma was shifat.
Tauhid rububiyyah yaitu keyakinan bahwa Allah SWT sebagai satu-satunya yang dapat menciptakan bumi dan langit beserta dengan isinya. Hanya Allah yang mampu memberikan rezeki, menggerakkan matahari dan bulan, mendatangkan badai dan hujan, serta apa pun yang terjadi di alam semesta ini sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini pun terdapat dalam ayat Al-Qur'an :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ
Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang." (QS. Al An'am: 1)
Tauhid uluhiyyah dapat diartikan sebagai tauhid ibadah. Maksudnya, mengesakan Allah dalam hal ibadah dan hanya Allah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi. Hal ini pun terdapat dalam ayat Al-Qur'an :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya:
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." (Al Fatihah: 5)
Dalam kitab Syarh Tsalatsatil Ushul, tauhid Al aswa was sifat adalah tauhid dengan cara menetapkan nama dan sifat Allah sesuai dengan yang sudah Allah tetapkan bagi diri-Nya, dan menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan dari diri-Nya dengan tanpa tahrif, tanpa ta'thil, dan tanpa takyif. Hal ini pun terdapat dalam ayat Al-Quran :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
Artinya:
"Hanya milik Allah nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya." (QS. Al A'raf: 180)