Jika Ingin Jadi Anak Muda Sukses, Miliki 6 Hal Paling Mendasar Ini!

Berpikir kritis merupakan skill yang sangat wajib dimiliki oleh para pemuda-pemudi bangsa. Alec Fisher dalam bukunya yang berjudul Critical Thinking An Introduction Second Edition mendefinisikan berpikir kritis yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan interpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi ide dan argumen.

Mengapa berpikir kritis itu perlu? Karena di era globalisasi ini seseorang dengan mudahnya mencari informasi dan mendapatkan segala macam informasi dari berbagai sumber. Yang menjadi masalah adalah hoax yang semakin bertebaran, serta ujaran-ujaran kebencian yang semakin banyak kita temui di media sosial.

Pentingnya berpikir kritis tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang mengenyam pendidikan formal tetapi seluruh elemen masyarakat saat ini sangat wajib memiliki kemampuan berpikir kritis. Contohnya adalah ketika satu orang mendapatkan informasi mengenai sebuah kejadian, maka perlu kita telusuri dahulu sumbernya, pertanyakan apakah sumber tersebut valid atau tidak, tingkatkan daya nalar dengan mengajukan banyak pertanyaan hingga kita mendapatkan jawaban yang tegas dan logis.

Jangan hanya asal menyebar tidak tahu sumbernya dari mana dan apakah pernyataan tersebut logis atau tidak. Maka penting sekali kemampuan berpikir kritis di era saat ini.

Sebagai pemuda bangsa, kita perlu berpikir maju, terbuka, dan berorientasi kepada masa depan. Katanya ingin bangsa kita maju, hanya karena berita tidak benar saja kita bisa terpecah belah. Diminta untuk membuat inovasi tapi bisanya hanya mengkritik dan berdebat tanpa dasar yang kuat. Baru mendapatkan satu informasi sudah pandai menggurui dan berdebat hebat di media sosial.

Lalu, bagaimana bangsa ini bisa maju? Membuang sampah saja masih sembarangan, antre saja masih saling serobot, aturan yang mudah diterapkan saja malah disepelekan. Sukanya hanya mengkritik dan menyalahkan pemerintah atas hal yang sebenarnya penyebabnya adalah berasal dari diri kita sendiri.

Maka perlulah kita sebagai pemuda bangsa ini berpikir futuristik dan terbuka. Jangan hanya menjadi konsumeris dan hedonis, mulailah berinovasi dan tumbuh menjadi pemuda yang mampu menciptakan sebuah produk inovasi baru yang bernilai guna.

Perlu kita tahu, negara kita sangat terkenal dengan keramah-tamahannya. Kita sangat menjunjung tinggi norma kesopanan. Tapi kini, nilai sopan santun mulai memudar di kalangan milenial. Dengan guru saja berani, alasannya guru bisa kita anggap sebagai teman. Mereka menyalah artikan konteks “teman” yang dimaksudkan agar siswa tidak menganggap guru sebagai seseorang yang meneyeramkan dan tidak mengerti mereka.

Contoh lainnya adalah bertegur sapa, ketika orang yang lebih muda kini seenaknya “nyelonong” tanpa permisi ketika lewat di depan orang yang lebih tua. Berkata kasar kepada orang yang berniat baik menasehati, saling hujat di media sosial padahal belum tentu saling kenal, omongan kotor dan negatif seperti sudah terbiasa terlontar dari mulut dan jari-jari mereka, dan masih banyak lagi.

Maka, penting sekali kita kembalikan dan hidupkan norma kesopanan ini menjadi acuan dalam bermasyarakat. 

Maksudnya adalah, kita perlu memiliki kemampuan bersaing yang tinggi dan sehat. Jangan hanya pasrah dan mengandalkan takdir Tuhan, tapi juga berusaha. Bisanya hanya mengeluh kepada keadaan itu tidak akan mengubah apapun dalam hidupmu.

Ingatlah Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum jika tidak dirinya sendiri yang mengubahnya. Kalau ingin menjadi negara maju seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan dan negara maju lainnya, ya berusaha. Bersaing secara sehat dan tingkatkan kemampuan diri. Jangan maunya sukses tapi dengan cara instan.

Tidak ada kesuksesan yang diraih secara instan apalagi diraih dengan cara curang. Sesungguhnya kesuksesan yang diraih secara curang tidak akan bertahan lama.

Coba tanyakan dalam diri kita, seberapa peduli kita terhadap ciptaan Tuhan? Manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta ini. Sudahkah kita peduli terhadap sesama manusia? Contoh kecilnya menjaga perkataan dan sikap kita agar saudara kita tidak sakit hatinya atau membantu sebisanya ketika mereka sedang kesulitan.

Sudahkah kita peduli terhadap hewan? Dengan tidak membuang sampah di laut agar hewan-hewan di laut tidak memakan bungkus plastik atau tidak melakukan kekerasan terhadap hewan yang hanya meminta sedikit makanan. Sudahkah kita peduli kepada tumbuhan dan ekosistem yang ada? Dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Dan sudahkah kita peduli dengan seluruh ciptaan Tuhan ini? Padahal Tuhan dengan segala kebaikanNya yang tiada terkira menyerahkan segala hal untuk kita. Sepatutnya kita jaga dan peduli dengan apa yang sudah kita miliki. Maka bersyukurlah, maka kita tidak akan kekurangan.

Siapa bilang humor tidak penting saat ini. Kalau apa-apa kita tanggapi serius, bayangkan saja dunia ini akan suram. Guyonan sarkas di media sosial saja kita anggap serius dengan kedok “hanya sekadar mengingatkan”.

Tapi ketahuilah, humor itu penting. tapi perlu diingat, humor penting tapi harus tahu tempat. Ketika suatu pembahasan dinilai sangat penting, maka seriuslah. Tapi kalau sudah waktunya humor ya jangan dianggap serius. Yang awalnya akur dan baik-baik saja, karena salah tangkap bisa jadi terpecah belah.

Itulah enam hal yang perlu kita miliki sebagai generasi bangsa saat ini. Bangsa ini butuh pemuda dan pemudi yang mau berpikir demi negaranya. Tidak egois yang hanya memikirkan isi perutnya sendiri. Saat ini bangsa membutuhkan kita untuk membuat sebuah inovasi yang akan menghantarkan negara kita pada kemajuan seperti halnya negara-negara lain yang sudah sangat maju, jauh sekali dibanding negara kita ini.

Mari kita berbenah diri, selagi masih ada waktu, kesehatan, dukungan dan segala hal yang sudah disediakan mari kita benahi lagi apa yang kurang. Tidak ada kata terlambat bagi kita untuk berbenah diri.