Karena Menjadi Koruptor itu Baik. Baik untuk Membinasakan Negeri Ini!

Artikel WorthyStory IDNtimes.com
Salah satu hal terpenting dalam sebuah negara ataupun kerajaan adalah generasi penerusnya. Sebagai generasi penerus tentulah harus memiliki kualitas yang bagus agar kelak bisa dengan jenius dalam menangani setiap permasalahan negaranya. Dan cita-cita, merupakan indikator penting yang harus ditanamkan sejak dini kepada para penerus. Akan jadi apa dimasa depan? Akankah cita-cita tersebut semakin memperkuat kedudukan negaranya dan menaikkan peringkat negaranya dimata dunia?
Inilah secarik pesanku, teruntuk para pemuda-pemudi penerus negeri Indonesia ini. Apa cita-cita yang paling popular saat ini? Presiden? Menteri? Polisi? Hakim? Atau dokter? Bukan, karena nyatanya semua itu hanyalah jembatan bagi cita-cita yang sebenarnya sudah mereka rencanakan. Yaitu menjadi koruptor.

Tentu para oknum-oknum itu tak mungkin melakukan tindakan korupsi jika tak mempunyai jabatan bukan? Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi pula nominal yang masuk ke bank. Tak apa, menjadi koruptor bukan sesuatu yang buruk. Justru baik, baik dalam merusak negara.
Korupsi itu baik, baik dalam memperkaya diri sendiri. Tak apa, karena melihat nama sendiri masuk majalah dunia dalam daftar orang terkaya jauh lebih membanggakan daripada melihat rakyatnya sejahtera.
Menjadi koruptor itu baik, baik dalam mempermegah rumah. Tak apa, karena memiliki istana jauh lebih baik daripada benar-benar jujur dan melindungi rakyatnya dari sengatan sang surya.
Menjadi koruptor itu baik, baik dalam mengoleksi kendaraan-kendaraan mewah. Tak apa, karena memiliki mobil branded jauh lebih baik daripada benar-benar berjuang dalam membuka jalan atau jembatan yang aman sehingga anak-anak itu tak perlu lagi mempertaruhkan nyawa ketika hendak sekolah.

Menjadi koruptor itu baik, baik dalam membahagiakan keluarga. Tak apa, karena wajar saja jika ingin melihat anak istri tercukupi materi. Tak peduli uang negeri, persetan dengan uang haram. Amanah rakyat? Alah, percuma sudah duduk di kursi setinggi ini jika tak ada sepeserpun yang masuk rekening. Penuhi dulu kebutuhan diri sendiri, baru rakyat diurusi. Itupun kalau tak keburu diselidiki polisi.
Sekali lagi, menjadi koruptor itu baik, baik dalam mengasah skill untuk melarikan diri ke luar negeri. Atau skill acting, pura-pura sakit contohnya. Atau skill mempengaruhi orang lain untuk ikut-ikutan korupsi, menyuap jaksa, hakim dan petugas polisi supaya bebas keluar masuk tahanan dan mendapat pelayanan memuaskan misalnya. Tak apa, yang namanya manusia jangan berhenti berusaha bukan? Siapa tahu tuduhannya berkurang. Ah, uang memang lebih sakti dari amanah.

Percayalah, menjadi koruptor adalah cita-cita terbaik. POLRI, gubernur, hakim, jaksa bahkan menteri agama saja melakukannya. Tak perlu takut kehabisan ladang untuk dikorupsi, masih banyak kok. Tinggal pilih saja, uang pajak, gardu listrik, pengadaan Al-quran, kuota impor daging, atau dana haji? Pintar-pintar saja membagi uang hasil korupsi kepada banyak orang. Jadi kalau nanti ketahuan, tidak akan ditahan sendiri, akan banyak orang yang dipersalahkan.
Jadi, tunggu apa lagi. Jadikanlah koruptor menjadi cita-citamu maka kamu telah ikut berkontribusi dengan parasit-parasit itu dalam menghancurkan negeri ini. Jadilah koruptor, maka kamu telah sukses ikut mengubur negeri ini.
Jadilah koruptor, maka dimasa depan Indonesia hanyalah sebuah legenda yang didongengkan para orangtua kepada anak-anaknya. Jadilah koruptor, maka yang akan tersisa dari Indonesia hanyalah sebuah nama.