5 Kebiasaan di Dapur yang Bikin Tagihan Listrik Membengkak, Hindari!

- Kebiasaan kecil, seperti sering membuka kulkas dan membiarkan alat standby, dapat membuat konsumsi listrik meningkat tanpa disadari.
- Penggunaan peralatan listrik dapur yang tidak efisien dan tanpa perencanaan berkontribusi besar pada tagihan listrik yang membengkak.
- Mengubah kebiasaan penggunaan alat dapur secara lebih sadar bisa menghemat listrik tanpa mengurangi kenyamanan sehari-hari.
Di banyak rumah, dapur menjadi pusat aktivitas rumah tangga. Di ruangan inilah berbagai peralatan elektronik bekerja hampir setiap hari, mulai dari kulkas, rice cooker, sampai dispenser air panas. Tanpa disadari, dapur juga menjadi salah satu penyumbang terbesar konsumsi listrik di rumah, terutama jika kebiasaan penggunaannya kurang tepat.
Banyak orang terkejut saat tagihan listrik tiba-tiba membengkak, padahal tidak merasa menambah peralatan elektronik baru. Faktanya, masalahnya sering bukan pada jumlah alat, melainkan pada kebiasaan kecil yang terus dilakukan setiap hari. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa membuat konsumsi listrik meningkat secara perlahan tapi pasti. Supaya kamu tidak mengalami kejadian serupa, yuk lihat apa saja kebiasaan di dapur yang bikin tagihan listrik membengkak.
1. Terlalu sering membuka tutup kulkas

Kulkas adalah peralatan dapur yang menyala 24 jam tanpa henti. Setiap kali pintu kulkas dibuka, udara dingin di dalamnya keluar dan digantikan udara panas dari luar. Akibatnya, kompresor harus bekerja lebih keras untuk menurunkan suhu ke kondisi ideal. Jika kamu terbiasa membuka kulkas terlalu sering atau terlalu lama, konsumsi listrik juga akan ikut naik.
Sayangnya, banyak orang menganggap sepele kebiasaan membuka kulkas hanya untuk melihat-lihat isi di dalamnya tanpa benar-benar mengambil sesuatu. Padahal, durasi pintu kulkas terbuka meski hanya beberapa detik, jika dilakukan berulang kali, tetap berdampak pada kerja mesin. Solusinya, pastikan kamu sudah tahu apa yang ingin diambil sebelum membuka kulkas dan segera menutupnya kembali.
2. Membiarkan rice cooker dalam mode hangat terlalu lama

Rice cooker hampir selalu ada di dapur rumah tangga Indonesia. Sayangnya, banyak orang membiarkan rice cooker berada di mode “warm” selama berjam-jam, bahkan seharian. Mode hangat memang praktis, tetapi tetap membutuhkan listrik untuk menjaga suhu nasi.
Jika nasi sudah dimasak dan tidak akan segera dikonsumsi, sebaiknya matikan rice cooker. Kalau kamu ingin menyantap nasi hangat, kamu bisa nyalakan kembali rice cooker 10-20 menit sebelum waktu makan. Kebiasaan kecil ini bisa membantu menekan konsumsi listrik harian.
3. Menggunakan dispenser air panas sepanjang hari

Dispenser dengan fitur air panas dan dingin memang sangat memudahkan, terutama bagi keluarga yang sering membuat minuman hangat. Namun, membiarkan fitur pemanas menyala sepanjang hari tanpa jeda bisa menjadi penyebab tagihan listrik membengkak. Elemen pemanas pada dispenser bekerja untuk menjaga suhu air tetap panas. Jika jarang digunakan, sebaiknya fitur pemanas dimatikan sementara. Menyalakannya hanya saat dibutuhkan jauh lebih efisien dibandingkan membiarkannya aktif terus-menerus.
4. Memasak dengan alat listrik tanpa perencanaan

Penggunaan alat masak listrik, seperti oven, air fryer, dan microwave yang tidak terencana juga berkontribusi pada borosnya listrik. Misalnya, menyalakan oven hanya untuk memanaskan makanan dalam porsi kecil. Atau, menggunakan air fryer berkali-kali dalam sehari untuk waktu singkat.
Alat-alat ini membutuhkan daya cukup besar saat pertama kali dinyalakan. Jika penggunaannya tidak efisien, konsumsi listrik akan menjadi lebih tinggi. Merencanakan waktu memasak, menggabungkan beberapa proses sekaligus, atau memilih alat yang paling sesuai dengan kebutuhan dapat membantu menghemat energi.
5. Tidak mencabut steker peralatan dapur

Banyak orang membiarkan peralatan dapur tetap terhubung ke listrik meskipun tidak sedang digunakan, seperti blender, microwave, atau coffee maker. Dalam kondisi standby, alat-alat ini tetap mengonsumsi daya meski jumlahnya kecil. Namun, jika dikumpulkan dari banyak peralatan dan berlangsung terus-menerus, dampaknya cukup signifikan. Untuk menekan biaya tagihan listrik, biasakan diri mencabut steker setelah selesai menggunakan alat dapur. Selain menghemat listrik, kebiasaan ini juga meningkatkan keamanan dapur dari risiko korsleting.
Tagihan listrik yang membengkak sering kali tidak disebabkan oleh satu kesalahan besar, melainkan kumpulan kebiasaan kecil di dapur yang dilakukan setiap hari. Dengan lebih sadar terhadap cara menggunakan peralatan elektronik, konsumsi listrik bisa ditekan tanpa harus mengorbankan kenyamanan. Mengubah kebiasaan memang tidak selalu mudah, tetapi setiap langkah kecil dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang.


















