Kenapa Sih Kamu (Kadang) Gak Perlu Kerja Sesuai dengan Passion?

Kamu tak boleh terburu-buru menilai passion-mu. Jangan-jangan, yang kamu anggap passion itu hanya kesukaan terhadap hal-hal tertentu dalam waktu yang tak lama atau temporer. Ingat, passion bisa kamu sadari atau kamu temukan saat kamu sudah melakoni suatu pekerjaan. Kamu tak perlu terlalu idealis mencari pekerjaan, misalnya tak mau bekerja kalau tak jadi dosen.

Padahal, melakoni pekerjaan menjadi dosen sebenarnya bukan passion-mu yang sesungguhnya. Kamu hanya merasa suka sesaat. Karena itu, kamu jadi susah sendiri dan terjebak dengan passion yang salah. Kamu juga jadi gak punya kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuanmu.

Bekerja sesuai dengan passion rupanya tak selamanya menarik. Seketika, passion bisa hilang hanya karena kamu sangat tertekan dengan pekerjaan, dengan lingkungan kantor, atau bahkan ditekan bos.

Ketika pekerjaan gagal, kamu kehilangan pembelaan diri untuk mencoba bangkit. Pasalnya, kamu akan berpikir, bekerja sesuai dengan passion saja gagal, apalagi bekerja dengan gawean yang tak kamu minati. Saat itu juga, kamu akan merasa frustrasi dan cenderung trauma dengan pekerjaan yang menurutmu sesuai dengan passion-mu. Gairah bekerjamu pun jadi menurun. Kalau sudah kayak gini, lalu kamu bisa apa?

Kamu harus berpikir realistis. Kalau pekerjaan yang menurutmu sesuai dengan passion-mu itu tak membuahkan hasil yang maksimal, ya carilah pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhanmu. Hidup ini penuh hal-hal realistis. Untuk itu kamu harus berjuang.

Kamu merasa punya passion melukis, tapi ternyata kamu tak mampu melukis. Kamu hanya suka, tapi tak sanggup. Siapa yang rela mengeluarkan rupiah untuk membayar lukisanmu, yang menurut mereka tak layak dipajang?

Atau kamu merasa passion-mu adalah menyanyi. Namun sayangnya suaramu tak merdu-merdu amat dan tak punya karakter. Label rekaman mana yang akan melirikmu? Seberapa banyak juga orang yang ingin mendengarkan suaramu? Coba pikirkan ulang.

Kita tak boleh menutup mata dengan kondisi ekonomi global dan keadaan pasar. Jika bidang yang kamu minati ternyata tak masuk hitungan, jangan memaksakan bekerja di bidang yang saat ini tak dibutuhkan itu. Hal tersebut hanya akan merugikanmu.

Carilah pekerjaan yang dalam jangka waktu belakangan sangat dibutuhkan, atau yang menjanjikan jenjang karier yang jelas. Sekali lagi, hidup perlu realistis.

Mungkin kamu mulai bekerja saat usia 23 atau 24 tahun. Lantas, selama lima tahun pertama bekerja, kamu sering sekali pindah kantor dan bidang pekerjaan. Alasannya karena tak sesuai dengan passion. Came on guys, jangan terjebak dengan hal ini. Itu berarti kamu menyia-nyiakan lima tahunmu. Dan kini, saat usiamu hampir 30-an, kamu belum juga beroleh hasil apa-apa.

Seperti falsafah Jawa, tresna jalaran seka kulina, cinta tumbuh karena terbiasa. Jangan menyerah hanya karena kamu bekerja tak sesuai dengan passion. Cinta dengan pekerjaan itu tak datang secara tiba-tiba. Lihat, setelah beberapa tahun berjibaku dengan pekerjaan yang saat ini kamu lakoni, cinta itu akan datang dengan sendirinya dan kemampuan terhadap bidang tersebut akan meningkat berkali-kali lipat. Beberapa tahun lagi, kamu akan menjadi mahir di bidang itu.

Toh kamu bisa menjadikan pekerjaan yang kamu anggap sesuai dengan passion itu sebagai side job. Ketika kamu lelah dengan pekerjaanmu yang sekarang, ada pekerjaan sampingan yang bikin kamu segar dan rasanya seperti refreshing. Selain mendapat hiburan, kamu juga dapat penghasilan tambahan. Menarik, kan?

Jadi jangan kecil hati kalau kamu bekerja gak sesuai dengan passion. Mulai sekarang, tersenyumlah dan cintai apa pun pekerjaanmu.