Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu’a yang Sayang Dilewatkan

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Thirdman)
Intinya sih...
  • Puasa Asyura menghapus dosa satu tahun yang lalu, sesuai hadits dari Abu Qatadah RA.
  • Puasa Asyura dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW dan menjadi sunah muakkad setelah puasa Ramadhan diwajibkan.
  • Puasa Tasu’a dan Asyura sebagai bentuk pembeda dari kaum yahudi, dianjurkan untuk umat Islam berpuasa dua hari.

Dalam kalender Hijriah, bulan Muharram adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat dua hari istimewa yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, yaitu hari Tasu’a (9 Muharram) dan hari Asyura (10 Muharram). Puasa pada dua hari ini dikenal sebagai amalan sunah yang paling utama dan penuh dengan keutamaan.

Lalu, apa sebenarnya keistimewaan puasa Tasu’a dan Asyura? Berikut lima keutamaannya yang perlu kamu ketahui.

1. Menghapus dosa satu tahun yang lalu

ilustrasi sedang berdoa (pexels.com/RDNE Stock project)

Keutamaan terbesar puasa Asyura adalah penghapusan dosa setahun yang lalu. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu.”
(HR. Muslim)

Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah terhadap hamba-Nya. Dengan hanya berpuasa satu hari, dosa-dosa kecil selama setahun bisa terhapus, tentu jika disertai dengan taubat dan tidak melakukan dosa besar.

2. Puasa yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW

ilustrasi membagikan takjil (pexels.com/Alena Darmel)

Puasa Asyura termasuk ibadah sunah yang sangat dicintai Nabi Muhammad SAW. Bahkan, beliau dahulu sempat mewajibkannya sebelum puasa Ramadhan ditetapkan.

Namun setelah puasa Ramadhan diwajibkan, puasa Asyura menjadi sunah muakkad (sangat dianjurkan). Rasulullah SAW juga bersabda:

“Hari ini adalah hari Asyura, dan tidak diwajibkan atas kalian berpuasa. Akan tetapi, aku berpuasa, maka barang siapa yang ingin, silakan berpuasa, dan siapa yang tidak ingin, boleh meninggalkannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Tasu’a sebagai bentuk pembeda dari kaum yahudi

ilustrasi beribadah (pexels.com/Thirdman)

Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi juga berpuasa pada 10 Muharram untuk memperingati selamatnya Nabi Musa dari Firaun. Maka Rasulullah pun ikut berpuasa sebagai bentuk penghormatan, namun beliau bersabda:

“Jika aku masih hidup hingga tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan juga (Tasu’a).”
(HR. Muslim)

Tujuannya adalah untuk membedakan kebiasaan umat Islam dari umat Yahudi. Karena itu, umat Islam dianjurkan berpuasa dua hari: tanggal 9 (Tasu’a) dan 10 Muharram (Asyura).

4. Amalan di bulan haram yang diberkahi

ilustrasi membaca Al-quran (pexels.com/RDNE Stock project)

Muharram termasuk satu dari empat bulan haram dalam Islam (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Dalam bulan ini, segala amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, dan puasa menjadi ibadah yang paling utama.

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.”

Artinya, puasa Asyura dan Tasu’a memiliki posisi sangat istimewa di antara puasa sunah lainnya.

5. Meneladani semangat hijrah dan kesabaran Nabi Musa

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Michael Burrows)

Selain sisi fadhilah ibadah, puasa Asyura juga mengandung nilai historis dan spiritual. Pada hari Asyura, Allah menolong Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Firaun, sebagai simbol kemenangan atas kezaliman.

Dengan berpuasa di hari itu, umat Islam diajak untuk:

  • Mengenang perjuangan para nabi,

  • Meneladani nilai kesabaran, ketauhidan, dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup.

Puasa ini bisa menjadi momentum refleksi diri: sejauh mana kita sudah berhijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari lalai menuju sadar, dan dari ego menuju tawakal.

Puasa Tasu’a dan Asyura bukan hanya ibadah sunah biasa, melainkan ibadah penuh hikmah, pengampunan, dan keteladanan. Bagi yang mampu, sangat dianjurkan untuk tidak melewatkannya. Tidak hanya mendatangkan pahala, tapi juga memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah SWT.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us