Nama Arik Murwanto memang belum dikenal luas sebagaimana artis dan tokoh politik di Indonesia. Tapi soal kiprah dan prestasi, jangan ragukan lagi! Buat generasi millenials, ia adalah sosok inspiratif yang patut diteladani. Di samping aktivitasnya menjadi PNS, ia jadi pelatih pencak silat dan membuka Kios Terate untuk memajukan olahraga pencak silat dari rumahnya sendiri.
Kisah Arik Murwanto, PNS yang Berbisnis untuk Majukan Pencak Silat
1. Selain jadi PNS (guru matematika di SMK), Arik adalah pelatih pencak silat. Kebutuhan dana untuk ikut serta lomba adalah awal mula bisnisnya
Dalam kesehariannya, Arik adalah seorang pengajar matematika di SMKN 1 Pasuruan. Sekilas tak ada yang istimewa. Namun sepulangnya bekerja, ia masih harus bersiap-siap di rumah demi melatih anak didiknya olahraga pencak silat. Permasalahan terjadi tatkala anak-anak didiknya memerlukan dana ketika ikut berbagai lomba.
"Di Pasuruan, jarang ada yang mau mendukung soal pendanaan. Termasuk untuk lomba pencak silat. Akhirnya setiap bulan, saya selalu menyisihkan gaji saya Rp200 ribu. Kalau kurang lebih sudah ada satu juta, berarti siap berangkat. Kalau enggak, nanti anak-anak patungan," kisah pria yang juga murid dari salah satu pelatih pencak silat Asian Games 2018 ini.
Dari hal tersebut, Arik berpikir kalau ia harus punya usaha. Jika tidak, ia dan anak-anaknya akan terus-menerus patungan. Tentunya, ini akan menyulitkan. Maka, dimulailah usaha Kios Terate yang menjual aneka macam perlangkapan pencak silat. Mulai dari seragam, bed, belati, hingga kayu rotan tersedia lengkap tersedia di tokonya.
2. Bisnisnya dimulai dengan toko offline, namun hasilnya biasa-biasa saja. Begitu mempelajari marketplace dan bergabung, hasilnya luar biasa!
Perjuangan Arik pun dimulai dari membuka Kios Terate di rumahnya. Pria yang belajar pencak silat dari masih cilik ini mengatakan, penjualannya tidak menggairahkan karena barang yang dijual adalah barang yang begitu segmented. Sampai suatu ketika, ia tergerak mempelajari berjualan via internet karena sang anak kerap menyanyikan iklan sebuah marketplace.
Tak dinyana, hasilnya lebih memuaskan ketimbang membuka toko sendiri. Setelah beberapa waktu menunggu orderan pertamanya, pembeli terus menerus datang. Terlebih melihat stok barang yang dijual Arik begitu lengkap. "Tetangga saya sampai bingung. Sepertinya sepi dan gak ada pembeli yang datang. Tiba-tiba saja ada kurir yang ke rumah dan ambil pesanan," katanya.
Meski begitu, bukan berarti Arik tidak menemui tantangan atau pengalaman pahit. "Dalam mencari supplier itu, yang sulit adalah mencari orang yang bisa dipercaya," ungkapnya. Ia pun punya pengalaman sering tertipu. Namun hasratnya sama sekali tak surut. Dari modal Rp400 ribu, kini omzetnya mencapai Rp100 juta lebih per bulan.
3. Pada awalnya, sulit punya 3 profesi sekaligus. Tapi melihat banyak orang yang terbekati lewat Kios Terate, ia lakukan semua dengan segenap hati
Ditanya soal caranya membagi waktu, Arik menjawab sambil tersenyum, "Wah, ini pusing ini." Namun Arik tak kehabisan akal untuk mengakali banyaknya order yang masuk di sela-sela aktivitas lainnya. Ketika masih mengajar dan mendapat pertanyaan dari pembelinya, ia berusaha sebaik mungkin membalas menggunakan bahasa yang meyakinkan.
Kemudian sepulang mengajar dan melatih, ia melakukan packing. Sementara pengiriman dilakukan keesokan harinya sebelum bekerja dan di sela istirahat siang. Semakin banyaknya pesanan, ia pun tak ragu lagi menambah jumlah karyawan. Kini sudah ada empat pegawai yang mengurus administrasi dan packaging, serta 30 mitra yang bekerjasama.
Arik juga bersyukur memiliki keluarga yang mendukung penuh dan memahami resiko pekerjaannya. Dikisahkannya, terkadang kedua anaknya diajak serta saat Arik mendampingi muridnya ke luar kota. "Mereka juga lihat dan merasakan sendiri, bagaimana tidur di tribun penonton bersama murid-murid pencak silat."
4. Pesan Arik buat millenials yang tengah galau akan pilihan kariernya saat pembukaan CPNS kali ini: "Ikuti kata hati & jalankan sungguh-sungguh!"
Ketika ditanya mana yang jadi passion antara jadi guru, pencak silat, atau berbisnis, Arik menjawab sambil berkelakar. "Kalau dulu, jualan itu hanya sampingan ya. Karena hasilnya juga tidak seberapa. Kalau sekarang, teman-teman saya malah menggoda jika jadi gurulah yang pekerjaan sampingan," bebernya bapak dua anak ini.
Arik memegang prinsip, profesionalisme harus dijunjung dan bekerja harus dengan hati. "Kenapa sekarang saya punya pegawai? Agar fokus mengajar anak-anak," ujarnya. Resign pernah terbesit di benaknya, namun diurungkan. Baginya, mengajar tak cuma kejar uang. "Saya bisa bertemu anak-anak dan punya hal terbaik yang dimiliki untuk anak-anak. Apa yang bisa saya miliki dan bisa ditularkan, ya ditularkan," tambahnya lagi.
Di tengah euforia pembukaan rekrutmen CPNS 2018 ini, Arik berpesan pada millenials yang galau akan pilihan kariernya. "Galau itu karena memandang orang lain. Tentukan pilihan dari kata hati. Jangan mengikuti kata orang lain, tapi ikuti kata hati sendiri." Baginya, selama kata hati dijalankan dengan sungguh-sungguh, pasti bisa mengubah orang jadi sukses.