HIV karena Facial, Kisah Ini Ajarkan Kita Bijak Pilih Salon Kecantikan

Facial bukanlah hal asing buat cewek-cewek di era modern. Minimal sebulan sekali, cewek-cewek akan pergi ke salon atau klinik kecantikan untuk mengeluarkan komedo yang bersarang di wajah. Jika tidak, komedo tersebut akan menghambat pori-pori dan jadi jerawat. Namun cerita viral ini mengajarkanmu agar hati-hati pilih tempat facial. Yuk, kita simak!
1. Beberapa waktu lalu, Andrea Gunawan sempat berbagi soal HIV. Yang mengejutkan adalah respons yang mengatakan positif HIV karena facial

Andrea Gunawan dikenal sebagai Sexual Health Activist, Independent Image Consultant, dan Date Coach. Di akun Instagramnya, ia sering berbagi topik soal cinta, seks, dan kencan di era modern. Terakhir, ia berbagi pengetahuannya soal penyakit HIV.
Yang menjadikannya viral adalah komentar seorang netizen yang terkena HIV karena facial. Netizen tersebut tidak pernah ke dokter gigi dan tidak pernah melakukan seks bebas. Suaminya bahkan bebas dari HIV. Mengenakan jarum suntik bergantian pun tidak. Setelah dirunut, dahulu ia rajin melakukan facial sebulan sekali.
2. Menurut dokter yang memeriksa, peralatan di klinik facial tidak steril. Facial sendiri melibatkan darah saat pemencetan jerawat

Kasus HIV karena facial memang jarang terjadi dan disebut langka. Namun bila dipikirkan, kasus tersebut ada benarnya. Penyebabnya adalah peralatan facial yang tidak steril. Idealnya, peralatan facial dibersihkan sebelum dipakai ke orang lain. Kegiatan memencet jerawat saat facial akan mengeluarkan darah.
Menurut dr. Rony Wijaya, HIV dapat menular lewat darah penderita HIV ke orang sehat melalui luka yang terkelupas. Meskipun hanya setetes dua tetes, kemungkinan penularan tetap ada.
3. HIV adalah virus penyebab AIDS & menyerang kekebalan tubuh manusia. Penyebarannya mulai dari seks bebas sampai bergantian jarum suntik

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS dan menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas) manusia. Barang siapa yang terkena virus ini, tubuhnya akan melemah dan tidak punya pertahanan ketika terkena infeksi. Biasanya, penyakit ini mengintai mereka yang suka seks bebas atau pemakai narkoba.
Masih menurut dr. Rony Wijaya, penularan HIV dapat terjadi karena hubungan seksual (vaginal, anal, oral tanpa pengaman dengan penderita HIV), bergantian jarum suntik dengan penderita HIV (biasanya pada pengguna narkoba), transfusi darah yang terkontaminasi HIV, dan ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
4. Meskipun kasus HIV-AIDS karena facial masih langka, facial kerap tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan scar, iritasi, dan jerawat baru

Cerita viral ini mengajarkanmu agar hati-hati pilih tempat facial. Carilah salon atau klinik yang menyediakan facial dengan alat-alat yang steril. Walaupun kasus HIV-AIDS karena facial masih kecil, tapi facial yang dilakukan sembarangan berpotensi membuat wajahmu penuh dengan scar (luka parut), membengkak, iritasi, bahkan jerawat baru karena pori-pori yang terbuka dan merangsang sebum.