5 Komik Menyentuh tentang Trauma dan Penyembuhan

- Komik menyentuh tentang trauma dan penyembuhan membuatmu memahami luka emosional adalah bagian dari kemanusiaan.
- Komik "Epileptic" menceritakan kehidupan seorang anak yang terganggu oleh penyakit kakaknya, dengan visual khas dan simbol yang kuat.
- Thi Bui menggambarkan trauma perpindahan keluarganya dari Vietnam ke Amerika, menyoroti luka emosional antar generasi.
Trauma sering kali diasosiasikan dengan tragedi besar, tetapi sesungguhnya bisa datang dari hal-hal yang tampak biasa. Menariknya, banyak seniman komik memilih medium ini untuk menggambarkan pengalaman traumatis dengan cara yang lebih dalam dan personal. Gambar demi gambar tak hanya menceritakan kisah, tapi juga memperlihatkan luka yang tak kasat mata.
Lewat visual kuat dan narasi yang jujur, lima komik berikut bukan sekadar hiburan, tapi bentuk ekspresi menyentuh. Masing-masing karya ini menawarkan sudut pandang unik tentang bagaimana trauma terbentuk, diwariskan, dan dihadapi. Berikut beberapa komik menyentuh tentang trauma dan penyembuhan yang membuatmu memahami bahwa luka emosional adalah bagian dari kemanusiaan.
1. Come Home, Indio–Jim Terry

Komik ini menggambarkan bagaimana rasanya tumbuh sebagai seseorang yang berasal dari kelompok minoritas di masyarakat yang rasis, dan di tengah keluarga yang penuh masalah kecanduan. Jim Terry mengajak pembaca melihat kehidupan dari sudut pandangnya sebagai orang pribumi di Amerika Serikat.
Ia tidak mengalami satu peristiwa kekerasan yang dramatis, tapi serangkaian pengalaman menyakitkan sejak kecil, mulai dari diskriminasi, pengabaian, hingga kecanduan. Dengan gaya gambar yang sederhana tapi menyentuh, Terry menuturkan kisah masa kecilnya dengan jujur dan penuh emosi.
Proses penyembuhan dari trauma dalam komik ini terasa sangat manusiawi. Hal ini membuatnya mudah untuk dihubungkan oleh siapa saja yang pernah merasa tidak aman dalam hidupnya.
2. Epileptic–David B.

Komik ini menceritakan kehidupan David kecil di Prancis yang sebenarnya nyaman, hingga terguncang oleh penyakit epilepsi yang diderita kakaknya. Setiap kejang menjadi mimpi buruk yang mengubah hari-hari biasa menjadi kekacauan. David merasakan cinta yang besar terhadap kakaknya, tetapi juga kesal dan cemburu karena perhatian orang tua terus tersedot pada sang kakak.
Keunikan Epileptic terletak pada visualnya yang sangat khas dan penuh simbol. Gaya gambarnya memakai garis hitam tebal dan paduan antara detail rumit dengan imajinasi liar yang menyerupai mimpi. Komik ini menunjukkan bagaimana dunia batin anak-anak yang dipenuhi pertanyaan dan emosi bisa dituangkan dalam bentuk seni.
3. The Best We Could Do–Thi Bui

Thi Bui menggambarkan trauma perpindahan dan pengungsian melalui kisah keluarganya yang meninggalkan Vietnam pascaperang menuju Amerika. Perjalanannya tidak hanya melibatkan tubuh yang pindah dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga luka-luka emosional yang menempel kuat dalam hati setiap anggota keluarga.
Lewat kenangan dan cerita orang tuanya, Thi berusaha menyusun ulang sejarah keluarganya dan mencari makna di balik luka mereka. Komik ini menyentuh trauma antar generasi, tentang penderitaan masa lalu tidak berhenti di satu titik, tapi ikut terbawa dan diwariskan. Bui menggambarkan bagaimana seseorang bisa memaknai warisan emosional yang rumit.
4. Maus–Art Spiegelman

Karya klasik ini menceritakan kisah orang tua Spiegelman, penyintas Holocaust, yang menghadapi penderitaan luar biasa di bawah kekuasaan Nazi di Polandia. Dengan tokoh-tokoh yang digambarkan sebagai hewan, Yahudi sebagai tikus dan Nazi sebagai kucing, komik ini berhasil menangkap betapa kejam dan mencekamnya masa itu.
Namun yang paling menarik adalah bagaimana trauma tidak berhenti pada generasi yang mengalami langsung, tapi juga menimpa anak-anak mereka. Spiegelman menampilkan dirinya sendiri sebagai anak dari dua penyintas, tumbuh di Amerika dengan beban yang berat meski hidupnya jauh lebih aman. Komik ini menunjukkan bagaimana trauma bisa menetap diam-diam dalam keluarga.
5. Look Again–Elizabeth Trembley

Elizabeth Trembley mengalami kejadian tak terduga, ia menemukan mayat saat sedang berjalan santai. Peristiwa itu memicu reaksi emosional yang dalam, meskipun secara logika ia tahu bahwa kejadian tersebut tidak menimpanya secara langsung. Dalam komik ini, Trembley mencoba memahami dampak psikologis yang muncul.
Menariknya, ia menceritakan ulang pengalaman yang sama dalam beberapa versi, dengan penekanan dan detail yang berbeda-beda. Pendekatan ini sangat menggambarkan bagaimana otak manusia memproses trauma yakni tidak linier, penuh lapisan, dan terkadang membingungkan. Komik ini selaras dengan teori psikologi terbaru tentang trauma dan penyembuhan.
Kelima komik menyentuh tentang trauma dan penyembuhan membuktikan bahwa trauma bisa divisualisasikan dalam bentuk gambar yang menyayat dan membuat pulih sekaligus. Dari semua cerita ini, pengalaman mana yang paling terasa dekat dengan hidupmu?