Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kurban Unta untuk Berapa Orang? Ini Penjelasannya!

ilustrasi hewan unta (pexels.com/denniskemmerling)
Intinya sih...
  • Kurban adalah ibadah yang sarat makna spiritual, mendekatkan diri kepada Allah
  • Nilai sosial penting dari kurban, dagingnya dibagikan kepada fakir miskin
  • Satu ekor unta dapat dikurbankan untuk tujuh orang menurut ajaran Islam

Ibadah kurban menjadi salah satu momen penting yang selalu dinantikan setiap tahunnya oleh umat Islam di seluruh dunia. Di balik pelaksanaannya, terdapat berbagai aturan dan ketentuan yang perlu dipahami agar ibadah ini berjalan sesuai syariat.

Salah satu hal yang kerap menimbulkan pertanyaan adalah mengenai pembagian hewan kurban, khususnya unta, yang memiliki karakteristik dan nilai tersendiri dibanding hewan lainnya. Untuk menjawab kebingungan tersebut, artikel ini akan mengulas ketentuan kurban unta dan pembagiannya secara jelas. Yuk, disimak!

1. Makna dan keutamaan dalam berkurban

ilustrasi pria menggiring unta (pexels.com/senuscape)

Ibadah kurban merupakan bentuk pengabdian yang sarat makna spiritual, yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Kata “kurban” berasal dari bahasa Arab qaruba yaqrubu qurbanan yang berarti “mendekat”, mencerminkan esensi ibadah ini sebagai wujud ketaatan menjalankan perintah-Nya. Kurban termasuk sunah muakkad yang selalu dijalankan Nabi Muhammad SAW sejak disyariatkan hingga wafat.

Keutamaan kurban sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadis. Salah satunya adalah sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa amalan paling dicintai Allah pada Hari Raya Idul Adha adalah menyembelih hewan kurban.

Ibadah ini melambangkan ketulusan, pengorbanan, dan kepasrahan dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Kurban bukan sekadar ritual penyembelihan, melainkan pengingat bahwa semua yang dimiliki harta, waktu, dan tenaga bisa menjadi sarana meraih rida Allah.

Selain makna spiritual, kurban juga memiliki nilai sosial yang penting. Daging kurban dianjurkan dibagikan kepada fakir miskin, sementara sebagian boleh dinikmati oleh keluarga yang berkurban. Hal ini sesuai perintah Allah dalam QS. Al-Hajj ayat 28, yang menegaskan pentingnya berbagi agar tercipta solidaritas, empati, dan keberkahan dalam masyarakat.

2. Kurban unta untuk berapa orang?

ilustrasi hewan unta (pexels.com/fransvanheerden)

Dalam ajaran Islam, satu ekor unta dapat dikurbankan untuk tujuh orang, sebagaimana ditegaskan dalam hadis sahih dari Jabir bin Abdillah RA. Dalam hadis tersebut, disebutkan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabatnya pernah berkurban bersama dengan satu unta untuk tujuh orang, begitu juga dengan seekor sapi.

"Kami berkurban bersama Rasulullah SAW pada tahun Hudaibiyah dengan seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang." (HR. Muslim no. 1318)

Hadis ini menjadi dasar yang kuat bahwa syariat memperbolehkan unta dikurbankan atas nama tujuh orang, selama niat mereka benar-benar untuk beribadah. Tidak disebutkan jumlah yang lebih dari itu. Artinya, batas tujuh orang adalah ketentuan yang sudah final menurut dalil syar’i.

Kesepakatan para ulama dari mazhab Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali turut memperkuat ketentuan ini. Dalam Al-Majmu’, Imam Nawawi menjelaskan bahwa satu ekor unta atau sapi sah dijadikan kurban untuk tujuh orang, baik mereka satu keluarga maupun tidak, selama semua berniat berkurban. Jumlah peserta tidak boleh melebihi tujuh orang, karena syariat menetapkan batas maksimal tersebut.

Para ahli hadis dan ulama fikih juga sepakat bahwa ketentuan ini berlaku umum dan tidak terbatas pada kondisi khusus di masa Nabi SAW. Oleh karena itu, jika ingin berkurban secara kolektif, pastikan bahwa satu ekor unta hanya diperuntukkan bagi tujuh orang yang semuanya berniat untuk ibadah, bukan sekadar membeli daging bersama.

3. Kriteria hewan kurban

potret unta arab (pexels.com/Denys Gromov)

Dikutip NU Online, para ulama sepakat bahwa semua hewan ternak dapat dijadikan hewan kurban, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai urutan keutamaannya. Imam Malik menilai kambing atau domba sebagai yang paling utama, diikuti sapi dan unta, sedangkan Imam al-Syafi’i justru mengutamakan unta, lalu sapi dan kambing.

Untuk sahnya ibadah kurban, hewan yang dipilih harus memenuhi kriteria tertentu berdasarkan usia dan jenisnya. Misalnya seperti domba, yang minimal berusia satu tahun atau sudah berganti gigi, kambing dan sapi minimal dua tahun, serta unta minimal lima tahun.

Selain itu, hewan kurban harus dalam kondisi sehat tanpa cacat fisik yang jelas, seperti buta mata, sakit, pincang, atau sangat kurus tanpa lemak. Namun, beberapa cacat ringan seperti hewan yang dikebiri atau pecah tanduk tidak menghalangi kesahihan kurban, berbeda dengan cacat yang mengurangi daging, seperti putus telinga atau ekor yang membuat hewan tersebut tidak sah untuk kurban.

Dengan memahami aturan syariat tentang kurban unta yang dapat dibagikan untuk tujuh orang, ibadah ini bisa dilakukan secara bersama-sama dengan niat yang benar-benar ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketentuan ini juga menjaga agar ibadah kurban tetap sah dan bermakna, sekaligus memperkuat nilai kebersamaan dan kepedulian sosial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us