Surat Al-Anbiya' Ayat 1-23 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Tentang orang-orang zalim dan kebesaran Allah SWT

Surat Al-Anbiya' merupakan surat Makkiyah yang terdiri dari 112 ayat. Surat ini menceritakan tentang kisah beberapa nabi seperti Nabi Ibrahim a.s, Nabi Daud a.s, Sulaiman a.s, dan lain sebagainya.

Surat Al-Anbiya' menjadi surat ke-21 dan bagian dari juz 17 dalam Al-Qur'an. Berikut bacaan surat Al-Anbiya' ayat 1–23 beserta arti, kandungan, dan keutamaannya.

1. Surat Al-Anbiya' ayat 1–23 beserta artinya

Surat Al-Anbiya' Ayat 1-23 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi Al-Qur'an (pixabay/coffe)

Terdiri dari ayat-ayat pendek, berikut merupakan surat Al-Anbiya ayat 1-23 beserta dengan terjemahannya:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 1

اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ

Iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim mu'riḍụn.

Artinya: Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).

Ayat 2

مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ

Mā ya`tīhim min żikrim mir rabbihim muḥdaṡin illastama'ụhu wa hum yal'abụn.

Artinya: Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mā ya`tīhim min żikrim mir rabbihim muḥdaṡin illastama'ụhu wa hum yal'abụnmendengarkannya sambil bermain-main.

Ayat 3

لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ

Lāhiyatang qulụbuhum, wa asarrun-najwallażīna ẓalamụ hal hāżā illā basyarum miṡlukum, a fa ta`tụnas-siḥra wa antum tubṣirụn.

Artinya: Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”

Ayat 4

قٰلَ رَبِّيْ يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۖ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Qāla rabbī ya'lamul-qaula fis-samā`i wal-arḍi wa huwas-samī'ul-'alīm.

Artinya: Dia (Muhammad) berkata, “Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui!”

Ayat 5

بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌۚ فَلْيَأْتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَآ اُرْسِلَ الْاَوَّلُوْنَ

Bal qālū aḍgāṡu aḥlām, baliftarāhu bal huwa syā'ir, falya`tinā bi`āyating kamā ursilal-awwalụn.

Artinya: Bahkan mereka mengatakan, “(Al-Qur'an itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu.”

Ayat 6

مَآ اٰمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۚ اَفَهُمْ يُؤْمِنُوْنَ

Mā āmanat qablahum ming qaryatin ahlaknāhā, a fa hum yu`minụn.

Artinya: Penduduk suatu negeri sebelum mereka, yang telah Kami binasakan, mereka itu tidak beriman (padahal telah Kami kirimkan bukti). Apakah mereka akan beriman?

Ayat 7

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Wa mā arsalnā qablaka illā rijālan nụḥī ilaihim fas`alū ahlaż-żikri ing kuntum lā ta'lamụn.

Artinya: Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.

Ayat 8

وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ

Wa mā ja'alnāhum jasadal lā ya`kulụnaṭ-ṭa'āma wa mā kānụ khālidīn.

Artinya: Dan Kami tidak menjadikan mereka (rasul-rasul) suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak (pula) hidup kekal.

Ayat 9

ثُمَّ صَدَقْنٰهُمُ الْوَعْدَ فَاَنْجَيْنٰهُمْ وَمَنْ نَّشَاۤءُ وَاَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِيْنَ

Summa ṣadaqnāhumul-wa'da fa anjaināhum wa man nasyā`u wa ahlaknal-musrifīn.

Artinya: Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.

Ayat 10

لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Laqad anzalnā ilaikum kitāban fīhi żikrukum, a fa lā ta'qilụn.

Artinya: Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?

Ayat 11

وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَّاَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَ

Wa kam qaṣamnā ming qaryating kānat ẓālimataw wa ansya`nā ba'dahā qauman ākharīn.

Artinya: Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zalim yang telah Kami binasakan, dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu (sebagai penggantinya).

Ayat 12

فَلَمَّآ اَحَسُّوْا بَأْسَنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَرْكُضُوْنَ ۗ

Fa lammā aḥassụ ba`sanā iżā hum min-hā yarkuḍụn.

dm-player

Artinya:  Maka ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari (negerinya) itu.

Ayat 13

لَا تَرْكُضُوْا وَارْجِعُوْٓا اِلٰى مَآ اُتْرِفْتُمْ فِيْهِ وَمَسٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـَٔلُوْنَ

Lā tarkuḍụ warji'ū ilā mā utriftum fīhi wa masākinikum la'allakum tus`alụn.

Artinya: Janganlah kamu lari tergesa-gesa, kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu (yang baik), agar kamu dapat ditanya.

Ayat 14

قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ

Qālụ yā wailanā innā kunnā ẓālimīn.

Artinya: Mereka berkata, “Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zalim.”

Ayat 15

فَمَا زَالَتْ تِّلْكَ دَعْوٰىهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا خَامِدِيْنَ

Fa mā zālat tilka da'wāhum ḥattā ja'alnāhum ḥaṣīdan khāmidīn.

Artinya: Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan, sehingga mereka Kami jadikan sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.

Ayat 16

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ

Wa mā khalaqnas-samā`a wal-arḍa wa mā bainahumā lā'ibīn.

Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.

Ayat 17

لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ

Lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhu mil ladunnā ing kunnā fā'ilīn.

Artinya: Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian.

Ayat 18

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ

Bal naqżifu bil-ḥaqqi 'alal-bāṭili fa yadmaguhụ fa iżā huwa zāhiq, wa lakumul-wailu mimmā taṣifụn.

Artinya: Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).

Ayat 19

وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ

Wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, wa man 'indahụ lā yastakbirụna 'an 'ibādatihī wa lā yastaḥsirụn.

Artinya: Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.

Ayat 20

يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ

Yusabbiḥụnal-laila wan-nahāra lā yafturụn.

Artinya: Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.

Ayat 21

اَمِ اتَّخَذُوْٓا اٰلِهَةً مِّنَ الْاَرْضِ هُمْ يُنْشِرُوْنَ

Amittakhażū ālihatam minal-arḍi hum yunsyirụn.

Artinya: Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang yang mati)?

Ayat 22

لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

Lau kāna fīhimā ālihatun illallāhu lafasadatā, fa sub-ḥānallāhi rabbil-'arsyi 'ammā yaṣifụn.

Artinya: Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.

Ayat 23

لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُوْنَ

Lā yus`alu 'ammā yaf'alu wa hum yus`alụn.

Artinya: Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya.

Baca Juga: 5 Ayat Al-Quran Penyemangat Saat Insecure, Kamu Pasti Bisa!

2. Kandungan surat Al-Anbiya’ ayat 1–23

Surat Al-Anbiya' Ayat 1-23 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/RODNAE Productions)

Kandungan surat Al-Anbiya' di antaranya menjelaskan bahwa langit dan bumi bisa binasa jika ada tuhan selain Allah SWT. Surat ini juga menjelaskan bahwa Hari Kiamat akan terjadi secara tiba-tiba. Selain itu, ada beberapa pokok bahasan dalam surat Al-Anbiya' ayat 1–23, yaitu:

  • Mengingatkan kepada kita semua bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah SWT, serta menjelaskan bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati.
  • Bukti bahwa malaikat merupakan makhluk Allah SWT yang tidak pernah lelah beribadah.
  • Menjelaskan tentang kisah kebinasaan suatunegeri yang penuh dengan orang-orang zalim.
  • Termasuk Al-Ma'in yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pengganti kitab Zabur.
  • Menjelaskan tentang hari pertimbangan amal baik serta amal buruk (yaumul hisab) sudah mau datang kepada para manusia.

3. Keutamaan surat Al-Anbiya'

Surat Al-Anbiya' Ayat 1-23 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi sedang berdoa (unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan)

Keutamaan surat Al-Anbiya', bagi siapa saja yang mengamalkannya maka akan dimudahkan hisabnya dan terhindar dari kezaliman. Berikut beberapa keutamaan surat Al-Anbiya', di antaranya:

  • Seperti orang yang menemani semua nabi di surga An-Na'im. Sebagaimana disampaikan Abi Abdullah, "Barang siapa yang membaca surat Al-Anbiya' karena cinta kepadanya, maka ia seperti orang yang menemani seluruh nabi di surga An'-Na'im, dan ia hidup dengan penuh kemuliaan di hadapan manusia di dunia." (Tsawabul A'mal: 137).
  • Niscaya akan dipermudah hisabnya, seperti pernah disampaikan Rasulullah SAW melalui sabdanya, "Barang siapa yang membaca surat ini, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah, semua nabi yang disebutkan dalam surat ini akan menjabat tangannya dan mengucapkan salam kepadanya." (Tafsirul Burhan, Juz 5: 205).
  • Surah Al- Anbiya' disebut juga surat Alistijabah, dinamai demikian karena dengan surat itu akan terkabul doa yang dipanjatkan dengan segera
  • Kian meneladani akhlakul karimah dari para nabi ketika sedang dilanda musibah dan cobaan, yakni lebih bersabar dan tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya.

Demikian bacaan surat Al-Anbiya' ayat 1–23 lengkap dengan arti hingga keutamaannya yang musti dipahami umat muslim. Jangan lupa diamalkan, ya!

Baca Juga: Surat Yunus Ayat 69-91 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya