Surat Al-Isra' Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Ada janji iblis kepada Allah SWT sebelum keluar dari surga

Surat Al-Isra’ menjadi surat pembuka dalam Al-Qur’an juz 15. Surat yang memiliki nama lain Bani Israil ini turun sepanjang 111 ayat di kota Makkah selama 12 tahun, 5 bulan, dan 13 hari.

Surat ini memiliki makna “Perjalanan Malam” karena membahas perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari mulai dari Al Masjidil Haram di kota Makkah ke Al Masjidil Aqsha di Palestina yang dikenal dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Mengulas pula adab berperilaku baik kepada orang tua, inilah bacaan surat Al-Isra ayat 46–68 lengkap dengan arti, kandungan, dan keutamaannya.

1. Surat Al-Isra' ayat 46–68 beserta artinya

Surat Al-Isra' Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Sohaib Al Kharsa)

Inilah bacaan surat Al-Isra' ayat 46–68 beserta dengan terjemahannya:

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 46

وَّجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِى الْقُرْاٰنِ وَحْدَهٗ وَلَّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِهِمْ نُفُوْرًا

Wa ja'alnā 'alā qulụbihim akinnatan ay yafqahụhu wa fī āżānihim waqrā, wa iżā żakarta rabbaka fil-qur`āni waḥdahụ wallau 'alā adbārihim nufụrā.

Artinya: Dan Kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci).

Ayat 47

نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَسْتَمِعُوْنَ بِهٖٓ اِذْ يَسْتَمِعُوْنَ اِلَيْكَ وَاِذْ هُمْ نَجْوٰٓى اِذْ يَقُوْلُ الظّٰلِمُوْنَ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسْحُوْرًا

Naḥnu a'lamu bimā yastami'ụna bihī iż yastami'ụna ilaika wa iż hum najwā iż yaqụluẓ-ẓālimụna in tattabi'ụna illā rajulam mas-ḥụrā.

Artinya: Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan engkau (Muhammad), dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang zalim itu berkata, “Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.”

Ayat 48

اُنْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ فَضَلُّوْا فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَبِيْلًا

Unẓur kaifa ḍarabụ lakal-amṡāla fa ḍallụ fa lā yastaṭī'ụna sabīlā.

Artinya: Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan untukmu (Muhammad); karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).

Ayat 49

وَقَالُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا وَّرُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا

Wa qālū a iżā kunnā 'iẓāmaw wa rufātan a innā lamab'ụṡụna khalqan jadīdā.

Artinya: Dan mereka berkata, “Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”

Ayat 50

قُلْ كُوْنُوْا حِجَارَةً اَوْ حَدِيْدًاۙ

Qul kụnụ ḥijāratan au ḥadīdā.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Jadilah kamu batu atau besi,

Ayat 51

اَوْ خَلْقًا مِّمَّا يَكْبُرُ فِيْ صُدُوْرِكُمْ ۚفَسَيَقُوْلُوْنَ مَنْ يُّعِيْدُنَاۗ قُلِ الَّذِيْ فَطَرَكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ فَسَيُنْغِضُوْنَ اِلَيْكَ رُءُوْسَهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هُوَۗ قُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ قَرِيْبًا

Au khalqam mimmā yakburu fī ṣudụrikum, fa sayaqụlụna may yu'īdunā, qulillażī faṭarakum awwala marrah, fa sayun-giḍụna ilaika ru`ụsahum wa yaqụlụna matā huw, qul 'asā ay yakụna qarībā.

Artinya: atau menjadi makhluk yang besar (yang tidak mungkin hidup kembali) menurut pikiranmu.” Maka mereka akan bertanya, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pertama kali.” Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadamu dan berkata, “Kapan (Kiamat) itu (akan terjadi)?” Katakanlah, “Barang kali waktunya sudah dekat,”

Ayat 52

يَوْمَ يَدْعُوْكُمْ فَتَسْتَجِيْبُوْنَ بِحَمْدِهٖ وَتَظُنُّوْنَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا

Yauma yad'ụkum fa tastajībụna biḥamdihī wa taẓunnụna il labiṡtum illā qalīlā.

Artinya: yaitu pada hari (ketika) Dia memanggil kamu, dan kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, (rasanya) hanya sebentar saja kamu berdiam (di dalam kubur).

Ayat 53

وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا

Wa qul li'ibādī yaqụlullatī hiya aḥsan, innasy-syaiṭāna yanzagu bainahum, innasy-syaiṭāna kāna lil-insāni 'aduwwam mubīnā.

Artinya: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Ayat 54

رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِكُمْ اِنْ يَّشَأْ يَرْحَمْكُمْ اَوْ اِنْ يَّشَأْ يُعَذِّبْكُمْۗ وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ وَكِيْلًا

Rabbukum a'lamu bikum iy yasya` yar-ḥamkum au iy yasya` yu'ażżibkum, wa mā arsalnāka 'alaihim wakīlā.

Artinya: Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia menghendaki, pasti Dia akan mengazabmu. Dan Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka.

Ayat 55

وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِمَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ وَّاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا

Wa rabbuka a'lamu biman fis-samāwāti wal-arḍ, wa laqad faḍḍalnā ba'ḍan-nabiyyīna 'alā ba'ḍiw wa ātainā dāwụda zabụrā.

Artinya: Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.

Ayat 56

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلًا

Qulid'ullażīna za'amtum min dụnihī fa lā yamlikụna kasyfaḍ-ḍurri 'angkum wa lā taḥwīlā.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, mereka tidak kuasa untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengubahnya.”

Ayat 57

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهٗ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهٗۗ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوْرًا

Ulā`ikallażīna yad'ụna yabtagụna ilā rabbihimul-wasīlata ayyuhum aqrabu wa yarjụna raḥmatahụ wa yakhāfụna 'ażābah, inna 'ażāba rabbika kāna maḥżụrā.

dm-player

Artinya: Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.”

Ayat 58

وَاِنْ مِّنْ قَرْيَةٍ اِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوْهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيٰمَةِ اَوْ مُعَذِّبُوْهَا عَذَابًا شَدِيْدًاۗ كَانَ ذٰلِكَ فىِ الْكِتٰبِ مَسْطُوْرًا

Wa im ming qaryatin illā naḥnu muhlikụhā qabla yaumil-qiyāmati au mu'ażżibụhā 'ażāban syadīdā, kāna żālika fil-kitābi masṭụrā.

Artinya: Dan tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami siksa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfuzh).

Ayat 59

وَمَا مَنَعَنَآ اَنْ نُّرْسِلَ بِالْاٰيٰتِ اِلَّآ اَنْ كَذَّبَ بِهَا الْاَوَّلُوْنَۗ وَاٰتَيْنَا ثَمُوْدَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوْا بِهَاۗ وَمَا نُرْسِلُ بِالْاٰيٰتِ اِلَّا تَخْوِيْفًا

Wa mā mana'anā an nursila bil-āyāti illā ang każżaba bihal-awwalụn, wa ātainā ṡamụdan-nāqata mubṣiratan fa ẓalamụ bihā, wa mā nursilu bil-āyāti illā takhwīfā.

Artinya: Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.

Ayat 60

وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا

Wa iż qulnā laka inna rabbaka aḥāṭa bin-nās, wa mā ja'alnar-ru`yallatī araināka illā fitnatal lin-nāsi wasy-syajaratal-mal'ụnata fil-qur`ān, wa nukhawwifuhum fa mā yazīduhum illā ṭugyānang kabīrā.

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, “Sungguh, (ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

Ayat 61

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ قَالَ ءَاَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِيْنًاۚ

Wa iż qulnā lil-malā`ikatisjudụ li`ādama fa sajadū illā iblīs, qāla a asjudu liman khalaqta ṭīnā.

Artinya:  Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam,” lalu mereka sujud, kecuali Iblis. Ia (iblis) berkata, “Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”

Ayat 62

قَالَ اَرَاَيْتَكَ هٰذَا الَّذِيْ كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَىِٕنْ اَخَّرْتَنِ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَاَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلًا

Qāla a ra`aitaka hāżallażī karramta 'alayya la`in akhkhartani ilā yaumil-qiyāmati la`aḥtanikanna żurriyyatahū illā qalīlā.

Artinya: Ia (iblis) berkata, “Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan daripada aku? Sekiranya Engkau memberi waktu kepadaku sampai hari Kiamat, pasti akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.”

Ayat 63

قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَاِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاۤؤُكُمْ جَزَاۤءً مَّوْفُوْرًا

Qālaż-hab fa man tabi'aka min-hum fa inna jahannama jazā`ukum jazā`am maufụrā.

Artinya: Dia (Allah) berfirman, “Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup.

Ayat 64

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا

Wastafziz manistaṭa'ta min-hum biṣautika wa ajlib 'alaihim bikhailika wa rajilika wa syārik-hum fil-amwāli wal-aulādi wa 'id-hum, wa mā ya'iduhumusy-syaiṭānu illā gurụrā.

Artinya: Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka.” Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.

Ayat 65

اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ وَكِيْلًا

Inna 'ibādī laisa laka 'alaihim sulṭān, wa kafā birabbika wakīlā.

Artinya: “Sesungguhnya (terhadap) hamba-hamba-Ku, engkau (iblis) tidaklah dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga.”

Ayat 66

رَبُّكُمُ الَّذِيْ يُزْجِيْ لَكُمُ الْفُلْكَ فِى الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

rabbukumullażī yuzjī lakumul-fulka fil-baḥri litabtagụ min faḍlih, innahụ kāna bikum raḥīmā.

Artinya: Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari karunia-Nya. Sungguh, Dia Maha Penyayang terhadapmu.

Ayat 67

وَاِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُوْنَ اِلَّآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا نَجّٰىكُمْ اِلَى الْبَرِّ اَعْرَضْتُمْۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ كَفُوْرًا

Wa iżā massakumuḍ-ḍurru fil-baḥri ḍalla man tad'ụna illā iyyāh, fa lammā najjākum ilal-barri a'raḍtum, wa kānal-insānu kafụrā.

Artinya: Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (biasa) kamu seru, kecuali Dia. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling (dari-Nya). Dan manusia memang selalu ingkar (tidak bersyukur).

Ayat 68

اَفَاَمِنْتُمْ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ اَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا تَجِدُوْا لَكُمْ وَكِيْلًا ۙ

A fa amintum ay yakhsifa bikum jānibal-barri au yursila 'alaikum ḥāṣiban ṡumma lā tajidụ lakum wakīlā.

Artinya: Maka apakah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun.

Baca Juga: Surat Al-Isra' Ayat 23-45 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

2. Kandungan surat Al-Isra’ ayat 46–68

Surat Al-Isra' Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/mraqieb)

Allah SWT melalui surat Al-Isra’ sangat mewanti-wanti umat-Nya agar menjauhi perbuatan zalim sehingga terhindar pula dari keburukan. Selain itu, ada beberapa pokok kandungan dalam surat Al-Isra’ ayat 46–68, di antaranya:

  • Menegaskan bahwa Allah SWT lah Tuhan seluruh alam semesta yang mampu menghidupkan kembali makhluk yang telah meninggal, menulikan telinga orang-orang yang mengingkari ajaran Allah SWT dan semakin menyesatkan mereka, juga yang memberi ampunan kepada siapa pun yang bertobat dengan sepenuh hati.
  • Menerangkan jika Allah SWT juga memberi kelebihan kepada beberapa para nabi dan rasul, seperti Nabi Daud a.s yang diwahyukan kitab Zabur sebagai penerangnya dan kaumnya.
  • Menerangkan tentang Lauh Mahfuzh, kitab Allah SWT yang berisi catatan seluruh peristiwa dan takdir di alam semesta beserta isinya.
  • Memuat permintaan iblis kepada Allah SWT untuk menggoda umat manusia hingga datangnya Hari Kiamat. Namun, di sini Allah SWT memberi peringatan untuk berlindung kepada-Nya terhindar dari jerumusan iblis.

3. Keutamaan surat Al-Isra’ ayat 46–68

Surat Al-Isra' Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi mengaji Al-Qur'an (pexels.com/ABDULLA ALKETTAB)

Mempelajari surat Al-Isra’ dan mengamalkannya merupakan langkah untuk memenuhi rukun iman yang ketiga yakni beriman kepada kitab Allah SWT. Adapun keutamaan dari surat Al-Isra’ 46–68, di antaranya:

  • Menjadi lebih paham akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT yang memiliki alam semesata dan seluruh isinya.
  • Senantiasa lebih mawas diri dan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan iblis, juga orang-orang yang berbuat kesyirikan.
  • Tidak mudah berputus asa dari rahmat Allah SWT, karena selalu ada kesempatan untuk dimaafkan dan diberkahi bila berupaya dengan sungguh-sungguh.

Demikian bacaan surat Al-Isra' ayat 46–68 beserta arab, arti, kandungan, dan keutamaannya yang bisa dipelajari. Yuk, dimasifkan bacaannya.

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya