Surat Al-Kahfi Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Ingat ya, semua perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban

Surat ini memiliki nama lain Ashabul Kahfi, lantaran di dalamnya terkandung mengenai kisah para pemuda yang tidur di dalam gua selama bertahun-tahun. Surat Al-Kahfi pun termasuk golongan surat Makkiyah.

Surat ini menjadi surat ke-18 dalam Al-Qur'an dan termaktub dalam juz 15 dan 16. Lebih lanjut, yuk, simak bacaan surat Al-Kahfi ayat 46–68 beserta arti hingga keutamaannya yang musti diketahui bersama.

1. Surat Al-Kahfi ayat 46–68 beserta artinya

Surat Al-Kahfi Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Ayesha Firdaus)

Surat Al-Kahfi terdir dari 110 ayat panjang dan pendek. Berikut merupakan surat Al-Kahf ayat 46–68 beserta arab, latin, dan artinya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 46

اَلۡمَالُ وَ الۡبَـنُوۡنَ زِيۡنَةُ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا‌ ۚ وَالۡبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيۡرٌ عِنۡدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيۡرٌ اَمَلًا

Almaalu walbanuuna ziinatul hayaatid dunya wal baaqiyaatus saalihaatu khairun 'inda Rabbika sawaabanw wa khairun amalaa.

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Ayat 47

وَيَوۡمَ نُسَيِّرُ الۡجِبَالَ و تَرَى الۡاَرۡضَ بَارِزَةً  ۙ وَّحَشَرۡنٰهُمۡ فَلَمۡ نُغَادِرۡ مِنۡهُمۡ اَحَدًا‌

Wa yawma nusaiyirul jibaala wa taral arda baariza tanw wa hasharnaahum falam nughaadir minhum ahadaa.

Artinya: Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.

Ayat 48

وَعُرِضُوۡا عَلٰى رَبِّكَ صَفًّا ؕ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا كَمَا خَلَقۡنٰكُمۡ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۢ بَلۡ زَعَمۡتُمۡ اَ لَّنۡ نَّجۡعَلَ لَـكُمۡ مَّوۡعِدًا‏

Wa 'uriduu 'alaa Rabbika saffaa, laqad ji'tumuunaa kamaa khalaqnaakum awala marrah; bal za'amtum allannaj'ala lakum maw'idaa.

Artinya: Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), "Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada pertama kali, bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian."

Ayat 49

وَوُضِعَ الۡكِتٰبُ فَتَرَى الۡمُجۡرِمِيۡنَ مُشۡفِقِيۡنَ مِمَّا فِيۡهِ وَ يَقُوۡلُوۡنَ يٰوَيۡلَـتَـنَا مَالِ هٰذَا الۡـكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيۡرَةً وَّلَا كَبِيۡرَةً اِلَّاۤ اَحۡصٰٮهَا‌ ۚ وَوَجَدُوۡا مَا عَمِلُوۡا حَاضِرًا‌ ؕ وَ لَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا

Wa wudi'al kitaabu fataral mujrimiina mushfiqiina mimmaa fiihi wa yaquuluuna yaa wailatanaa maa lihaazal kitaabi laa yughaadiru saghii ratanw wa laa kabiiratan illaaa ahsaahaa; wa wajaduu maa 'amiluu haadiraa; wa laa yazlimu Rabbuka ahadaa.

Artinya: Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.

Ayat 50

وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰۤٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ كَانَ مِنَ الۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ اَمۡرِ رَبِّهٖؕ اَفَتَـتَّخِذُوۡنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗۤ اَوۡلِيَآءَ مِنۡ دُوۡنِىۡ وَهُمۡ لَـكُمۡ عَدُوٌّ ؕ بِئۡسَ لِلظّٰلِمِيۡنَ بَدَلًا

Wa iz qulnaa lilma laaa'ikatis juduu li Aadama fasajaduuu illaaa Ibliisa kaana minal jinni fafasaqa 'an amri Rabbih; afatattakhizuunahuu wa zurriyatahuuu awliyaaa'a min duunii wa hum lakum 'aduww; bi'sa lizzaalimiina badalaa.

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.

Ayat 51

مَّاۤ اَشۡهَدْتُّهُمۡ خَلۡقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَلَا خَلۡقَ اَنۡفُسِهِمۡۖ وَمَا كُنۡتُ مُتَّخِذَ الۡمُضِلِّيۡنَ عَضُدًا‏

Maaa ash hattuhum khalqas samaawaati wal ardi wa laa khalqa anfusihim wa maa kuntu muttakizal mudilliina 'adudaa.

Artinya: Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan Aku tidak menjadikan orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.

Ayat 52

وَيَوۡمَ يَقُوۡلُ نَادُوۡا شُرَكَآءِىَ الَّذِيۡنَ زَعَمۡتُمۡ فَدَعَوۡهُمۡ فَلَمۡ يَسۡتَجِيۡبُوۡا لَهُمۡ وَجَعَلۡنَا بَيۡنَهُمۡ مَّوۡبِقًا‏

Wa Yawma yaquulu naaduu shurakaaa'i yal laziina za'amtum fada'awhum falam yastajiibuu lahum wa ja'alnaa bainahum maw biqoo.

Artinya: Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Dia berfirman, "Panggillah olehmu sekutu-sekutu-Ku yang kamu anggap itu." Mereka lalu memanggilnya, tetapi mereka (sekutu-sekutu) tidak membalas (seruan) mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).

Ayat 53

وَرَاَ الۡمُجۡرِمُوۡنَ النَّارَ فَظَنُّوۡۤا اَنَّهُمۡ مُّوَاقِعُوۡهَا وَ لَمۡ يَجِدُوۡا عَنۡهَا مَصۡرِفًا

Wa ra al mujrimuunan Naara fazannuuu annahum muwaaqi'uuhaa wa lam yajiduu 'anhaa masrifaa.

Artinya: Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya.

Ayat 54

وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَا فِىۡ هٰذَا الۡقُرۡاٰنِ لِلنَّاسِ مِنۡ كُلِّ مَثَلٍ‌ ؕ وَكَانَ الۡاِنۡسَانُ اَكۡثَرَ شَىۡءٍ جَدَلًا

Wa laqad sarrafnaa fii haazal quraani linnaasi mn kulli masal; wa kaanal insaanu aksara shai'in jadalaa.

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah.

Ayat 55

وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنۡ يُّؤۡمِنُوۡۤا اِذۡ جَآءَهُمُ الۡهُدٰى وَيَسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّهُمۡ اِلَّاۤ اَنۡ تَاۡتِيَهُمۡ سُنَّةُ الۡاَوَّلِيۡنَ اَوۡ يَاۡتِيَهُمُ الۡعَذَابُ قُبُلًا‏

Wa maa mana'an naasa any yu'minuuu iz jaaa'ahumul hudaa wa yastaghfiruu Rabbahum illaaa an taatiyahum sunnatul awwaliina aw yaatiyahumul 'azaabu qubulaa.

Artinya: Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.

Ayat 56

وَمَا نُرۡسِلُ الۡمُرۡسَلِيۡنَ اِلَّا مُبَشِّرِيۡنَ وَمُنۡذِرِيۡنَ‌ ۚ وَيُجَادِلُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِالۡبَاطِلِ لِـيُدۡحِضُوۡا بِهِ الۡحَـقَّ‌ وَاتَّخَذُوۡۤا اٰيٰتِىۡ وَمَاۤ اُنۡذِرُوۡا هُزُوًا

Wa maa nursilul mursaliina illaa mubashshiriina wa munziriin; wa yujaadilul laziina kafaruu bilbaatili liyudhiduu bihil haqqa wattakhazuuu Aayaatii wa maaa unziruu huzuwaa.

Artinya: Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, tetapi orang yang kafir membantah dengan (cara) yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran), dan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap mereka sebagai olok-olokan.

Ayat 57

وَمَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنۡ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعۡرَضَ عَنۡهَا وَنَسِىَ مَا قَدَّمَتۡ يَدٰهُ‌ ؕ اِنَّا جَعَلۡنَا عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ اَكِنَّةً اَنۡ يَّفۡقَهُوۡهُ وَفِىۡۤ اٰذَانِهِمۡ وَقۡرًا‌ ؕ وَاِنۡ تَدۡعُهُمۡ اِلَى الۡهُدٰى فَلَنۡ يَّهۡتَدُوۡۤا اِذًا اَبَدًا

Wa man azlamu mimman zukkira bi ayaati Rabbihii fa-a'rada 'anhaa wa nasiya maa qaddamat yadaah; innaa ja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan any yafqahuuhu wa fiii aazaanihim waqraa; wa in tad'uhum ilal hudaa falany yahtaduuu izan abadaa.

dm-player

Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.

Ayat 58

وَرَبُّكَ الۡغَفُوۡرُ ذُوۡ الرَّحۡمَةِ‌ ؕ لَوۡ يُؤَاخِذُهُمۡ بِمَا كَسَبُوۡا لَعَجَّلَ لَهُمُ الۡعَذَابَ‌ ؕ بَلْ لَّهُمۡ مَّوۡعِدٌ لَّنۡ يَّجِدُوۡا مِنۡ دُوۡنِهٖ مَوۡٮِٕلًا‏

Wa Rabbukal Ghafuuru zur rahmati law yu'aakhi zuhum bimaa kasabuu la'ajala lahumul 'azaab; bal lahum maw'idul lany yajiduu min duunihii maw'ilaa.

Artinya: Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.

Ayat 59

وَتِلۡكَ الۡقُرٰٓى اَهۡلَكۡنٰهُمۡ لَمَّا ظَلَمُوۡا وَجَعَلۡنَا لِمَهۡلِكِهِمۡ مَّوۡعِدًا

Wa tkal quraaa ahlak nahum lammaa zulamuu wa ja'alnaa limahlikihim maw'idaa.

Artinya: Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.

Ayat 60

وَاِذۡ قَالَ مُوۡسٰى لِفَتٰٮهُ لَاۤ اَبۡرَحُ حَتّٰۤى اَبۡلُغَ مَجۡمَعَ الۡبَحۡرَيۡنِ اَوۡ اَمۡضِىَ حُقُبًا

Wa iz qoolaa Muusaa lifataahu laaa abrahu hattaaa ablugha majma'al bahrayni aw amdiya huqubaa.

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut, atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun."

Ayat 61

فَلَمَّا بَلَغَا مَجۡمَعَ بَيۡنِهِمَا نَسِيَا حُوۡتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيۡلَهٗ فِى الۡبَحۡرِ سَرَبًا‏

Falammaa balaghaa majma'a bainihimaa nasiyaa huutahumaa fattakhaza sabiilahuu fil bahri sarabaa.

Artinya: Maka ketika mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lupa ikannya, lalu (ikan) itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.

Ayat 62

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتٰٮهُ اٰتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدۡ لَقِيۡنَا مِنۡ سَفَرِنَا هٰذَا نَصَبًا

Falammaa jaawazaa qoola lifataahu aatinaa ghadaaa'anaa laqad laqiina min safarinaa haazaa nasabaa.

Artinya: Maka ketika mereka telah melewati (tempat itu), Musa berkata kepada pembantunya, "Bawalah kemari makanan kita, sungguh kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini."

Ayat 63

قَالَ اَرَءَيۡتَ اِذۡ اَوَيۡنَاۤ اِلَى الصَّخۡرَةِ فَاِنِّىۡ نَسِيۡتُ الۡحُوۡتَ وَ مَاۤ اَنۡسٰٮنِيۡهُ اِلَّا الشَّيۡطٰنُ اَنۡ اَذۡكُرَهٗ‌ ‌ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيۡلَهٗ فِىۡ الۡبَحۡر‌ِ ‌ۖعَجَبًا

Qoola ara'ayta iz awainaaa ilas sakhrati fa innii nasiitul huuta wa maaa ansaaniihu illash Shaitaanu an azkurah; wattakhaza sabiilahuu fil bahri'ajabaa.

Artinya: Dia (pembantunya) menjawab, "Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan, dan (ikan) itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."

Ayat 64

قَالَ ذٰ لِكَ مَا كُنَّا نَبۡغِ ‌‌ۖ فَارۡتَدَّا عَلٰٓى اٰثَارِهِمَا قَصَصًا

Qoola zaalika maa kunnaa nabgh, fartaddaa 'alaa aasaari him maa qasasaa.

Artinya: Dia (Musa) berkata, "Itulah (tempat) yang kita cari," lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.

Ayat 65

فَوَجَدَا عَبۡدًا مِّنۡ عِبَادِنَاۤ اٰتَيۡنٰهُ رَحۡمَةً مِّنۡ عِنۡدِنَا وَعَلَّمۡنٰهُ مِنۡ لَّدُنَّا عِلۡمًا‏

Fa wajadaa 'abdam min 'ibaadinaaa aatainaahu Rahmatam min 'indinaa wa 'allamnaahu mil ladunnaa 'ilmaa.

Artinya: Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.

Ayat 66

قَالَ لَهٗ مُوۡسٰى هَلۡ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى اَنۡ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدًا

Qoola lahuu Muusaa hal attabi'uka 'alaaa an tu'allimani mimmaa 'ullimta rushdaa.

Artinya: Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?"

Ayat 67

قَالَ اِنَّكَ لَنۡ تَسۡتَطِيۡعَ مَعِىَ صَبۡرًا

Qoolaa innaka lan tastatii'a ma'iya sabraa.

Artinya: Dia menjawab, "Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku.

Ayat 68

وَكَيۡفَ تَصۡبِرُ عَلٰى مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهٖ خُبۡرًا

Wa kaifa tasbiru 'alaa maa lam tuhit bihii khubraa.

Artinya: Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"

Baca Juga: Surat Al-Kahfi Ayat 23-45 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

2. Kandungan surat Al-Kahfi ayat 46–68

Surat Al-Kahfi Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Madrosah Sunnah)

Pada surat Al-Kahfi ayat 46–68, Allah SWT menerangkan bahwa memang harta dan keturunan adalah berkah kehidupan dunia. Namun, Allah SWT kemudian menegaskan jika amal kebajikan tetap yang lebih baik bagi kehidupan di akhirat pula. Selain itu, ada beberapa pokok kandungan lain dalam surat Al-Kahfi ayat 46–68, yaitu:

  • Menerangkan kejadian setelah Hari Kiamat, yaitu hari di mana semua makhluk dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawaban.
  • Menerangkan bahwa nantinya semua manusia akan diperlihatkan catatan amal semasa hidupnya dan sesungguhnya tidak ada hal yang tidak tercatat dalam kitab Illiyyin dan Sijjin.
  • Menjelaskan tujuan Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk membawa kabar gembira sekaligus pemberi peringatan yang sebenarnya bagi umat manusia. Namun, sayangnya kaum kafir membatah kebenaran yang disampaikan para nabi dan rasul.

3. Keutamaan surat Al-Kahfi

Surat Al-Kahfi Ayat 46-68 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaanilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Thirdman)

Surat Al-Kahfi merupakan surat yang amat baik dibaca pada malam Jumat sebagai penerang kehidupan. Adapun beberapa keutamaan lain dari surat ini, yaitu:

  • Makin mempertebal iman kepada Allah SWT dan para nabi dan rasul-Nya.
  • Mendapat cahaya dan karunia Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Baran gsiapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka ia akan diberi cahaya dari bawah kakinya hingga ke langit yang meneranginya, sampai hari kiamat, serta diampuni dosa-dosanya di antara dua Jumat.” (HR. Ibn Al-Mardawaih).
  • Lebih mawas diri karena teringat akan Hari Kebangkitan dan Hari Pembalasan yang pasti terjadi pada seluruh umat manusia nantinya.

Itulah bacaan surat Al-Kahfi ayat 46–68 dengan arti hingga keutamaannya sebagai pedoman hidup sehari-hari. Makin masifkan bacaannya di malam Jumat, yuk!

Baca Juga: Keutamaan Baca 10 Ayat Pertama Surah Al Kahfi di Jumat Barokah

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya