“Ah, gila macet banget. Stres deh jadinya”
Bisa jadi, itulah kalimat sakti yang sering keluar dari mulutmu kala terjebak macet di jalan. Takut terlambat, bosan, sampai rasa lelah adalah alasan kenapa orang gak suka berhadapan dengan macet. IDN Times cukup paham mengenai kekesalanmu ini. Tapi sebenarnya di balik berbagai hal menjengkelkan tentang macet, ada 7 filosofi yang bisa kamu pelajari:
Kalau dipikir-pikir, sebetulnya macet itu kayak hidup. Gak pernah bisa diprediksi secara tepat. Di saat kita nebak jalanan lancar, eh ternyata macet. Namun di saat kita takut jalanan padat meraya, nyatanya kosong-melompong. Hal serupa juga terjadi di dalam hidup ini. Selalu saja terjadi hal-hal di luar perencanaan kita. Pertanyaannya cuma satu: gimana cara kamu menghadapinya?
Jika kita ngomel terus saat macet, biasanya akan makin capek. Hal tersebut wajar, soalnya kalau marah-marah waktu macet, energi jadi keluar dua kali. Pertama energi buat menghadapi macet itu sendiri dan kedua untuk ngomel-ngomelnya. Tapi kalau mencoba lebih enjoy biasanya jadi gak begitu lelah. Kamu pun bisa memikirkan cara gimana bisa keluar dari kemacetan tersebut.
Nah ketika menghadapi masalah sebenarnya mindset ini bisa ditanamkan dalam kepala. Kamu gak perlu menggerutu atau marah-marah. Tenaga yang ada seharusnya bisa digunakan untuk menemukan solusi daripada dipakai buat marah. Karena kalau kamu ngomel dulu malah jadi habis energinya buat marah daripada cari solusi. Setuju gak?
Stuck di jalanan memang bukan sesuatu yang bisa disyukuri. Tapi gak selamanya juga harus dianggap bencana. Salah satu keuntungan yang bisa dipetik saat harus macet-macetan adalah bisa berbagi dengan orang lain. Terutama buat pengguna kendaraan umum, inilah kesempatanmu membangun obrolan dengan orang yang ada di sampingmu. Mulai dari obrolan ringan seputar berita terkini, sampai curhat colongan bisa kok dilakukan.
Ngobrol dengan orang baru makin terasa asyik kalau kamu tahu kendaraan umum yang nyaman seperti misalnya GrabShare. Melalui fitur ini pengguna bisa berbagi banyak hal. Mulai dari cerita sesama penumpang sampai share biaya perjalanan. Dengan GrabShare, pengguna bisa hemat hingga 50% lh. Mengarungi kemacetan Jakarta gak terasa menjengkelkan dan membosankan lagi karena kamu punya teman di kendaraan.
Bagi orang Jakarta terlambat 10 menit saja dari waktu biasa berangkat atau pulang adalah sesuatu yang haram. Karena kalau hal ini terjadi siap-siap deh buat terjebak macet di jalanan. Tanpa sadar macetnya Jakarta bikin masyarakat di kota ini jadi on time. Kamu pun lebih menghargai waktu dengan gak terbiasa bersantai-santai kalau mau pergi beraktivitas.
Di Jakarta kalau sudah macet bisa bikin waktu tempuh jadi berkali-kali lipat dari biasanya. Misal nih dari Palmerah ke Kuningan yang normalnya cuma 30 menit bisa jadi satu jam kalau sudah macet. Nah kalau sudah kamu harus cari aktivitas yang bikin happy, misalnya buat video car pool atau foto-foto selfie yang lucu.
Biasanya kalau sudah lama tinggal di Jakarta kamu jadi lebih aktif cari jalur alternatif. Tujuannya sih satu biar gak macet yang super mematikan itu. Ya meskipun mengesalkan tanpa sadar macet bikin kamu jadi berusaha jalur lainnya di luar jalur utama.
Ada banyak pengamen, pengemis, atau kaum tuna wisma yang bisa kamu temui di jalan. Sebagian besar dari mereka memiliki kondisi memprihatinkan. Nah hanya ketika macetlah kamu berkesempatan melihat situasi mereka secara lebih seksama. Dengan hal tersebut kamu bisa lebih bersyukur dengan hidup yang dimiliki sekarang.
Nah kan gak selamanya macet cuma jadi “bencana” yang bikin kamu terasa sengsara. Justru macet mengajarkanmu 7 filosofi di atas. Tapi kalau menurutmu sendiri, selain 7 hal tadi, ada gak pelajaran positif yang bisa dipetik dari macet? Kalau ada, jangan ragu buat kasih tahu IDN Times melalui kotak komentar di bawah, ya!