5 Hal yang Bisa Mendorong Orang Bikin Sensasi, Hobi Bikin Gempar

2. Gak berniat bikin sensasi, cuma hilang kendali saat stres berat

ilustrasi stres (unsplash.com/nate_dumlao)

Jika dalam poin pertama seseorang memang sengaja membuat sensasi, kali ini justru sebaliknya. Orang malah bisa sama sekali gak sadar dirinya telah menimbulkan kegemparan melalui tindakannya.

Sebab saat itu, pikiran dan perasaannya tengah begitu kacau disebabkan oleh tekanan dari berbagai masalah yang menghampirinya. Dia tidak mampu berpikir dengan jernih dan terlalu memperturutkan dorongan hati saja.

Biasanya, orang yang menciptakan sensasi karena stres berat begini akan menyesal setelah menyadarinya. Dia merasa amat malu atas sensasi yang telah ditimbulkannya.

Baca Juga: Tuai Sensasi, 10 Transformasi Dinar Candy Dulunya Manglingi

3. Sudah lama haus akan perhatian orang lain

ilustrasi sedih sendiri (unsplash.com/chadmadden)

Tak jarang, kegemaran seseorang membuat sensasi memang bikin kita kesal, ya? Seperti gak ada hal lain yang lebih bermanfaat yang dapat dikerjakan saja.

Akan tetapi, ada baiknya kita juga mampu berempati padanya. Siapa tahu dia gemar menciptakan sensasi karena sebenarnya haus akan perhatian orang lain dan selalu merasa kesepian.

Bila ditelusuri lebih jauh, mungkin saja sumbernya ialah kurangnya perhatian dari keluarga, terutama orangtua. Semua aksi sensasionalnya seperti dijadikan kompensasi atas kasih sayang keluarga yang tak pernah ia dapatkan.

4. Untuk mengalihkan isu

ilustrasi mengonsumsi berita di medsos (unsplash.com/robin_rednine)

Seseorang bisa saja menciptakan sensasi atas dorongan dari hatinya sendiri. Namun, bukan tidak mungkin dia hanyalah orang suruhan. Artinya, ada pihak lain yang berkepentingan atas terciptanya sensasi itu. Misalnya, dia ingin mengalihkan perhatian orang banyak dari isu negatif yang menerpanya. 

Harapannya, dengan munculnya sensasi seperti itu, orang-orang akan melupakan "kasus utama" yang sebenarnya lebih penting untuk diikuti. Kalaupun tidak untuk selamanya, paling tidak untuk sementara waktu agar dia dapat menyusun strategi untuk menghadapi masalah tersebut dengan lebih well prepared.

5. Waspadai potensi memecah belah masyarakat

ilustrasi menyembunyikan niat jahat (unsplash.com/maxwbender)

Barangkali, kewaspadaan ini dirasa berlebihan. Tapi jangan salah, beberapa aksi sensasional mungkin saja memang disengaja untuk menggiring opini dan menciptakan perdebatan panas di ruang publik.

Jika sudah begitu, kita semua yang larut oleh berita penuh sensasi rentan menjadi target polarisasi yang dilakukan. Apalagi jika sensasinya terkait hal-hal yang sensitif seperti masalah SARA dan politik.

Mengingat adanya kemungkinan ini, kita perlu belajar tetap tenang saat muncul pemberitaan terkait berbagai sensasi menghebohkan yang dilakukan oleh siapa pun.

Kalau memang tidak bersinggungan langsung dengan hidup kita, gak ada salahnya untuk mengabaikan sensasi-sensasi heboh tersebut. Sikap tenang dan cuek kita akan menjadi pukulan telak bagi mereka yang suka menciptakan sensasi. Emang enak dicuekin?

Baca Juga: 12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat Sensasi