6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiri

Harus mantap dalam mengambil keputusan penting

Semua orang sesungguhnya pemimpin minimal untuk diri sendiri. Maka baik kamu menjabat sebagai pemimpin dari sejumlah orang atau tidak, kemampuan mengambil keputusan wajib dimiliki. Kemampuan ini akan sangat memudahkanmu dalam mengambil berbagai pilihan hidup.

Terutama seiring dengan bertambahnya usiamu, orangtua tentu tidak lagi memilihkan banyak hal untukmu. Kamu mesti mengambil keputusan sendiri dan nantinya juga mempertanggungjawabkannya. Namun, pengambilan keputusan ini juga wajib diimbangi dengan kemampuanmu bersikap konsisten.

Jangan mudah mengubah keputusan walaupun itu hakmu. Berpikirlah masak-masak sebelum memutuskan. Jika kamu gampang sekali gonta-ganti keputusan, inilah enam akibatnya.

1. Tidak berhasil dalam apa pun

6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiriilustrasi pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Usaha menuju keberhasilan diawali dengan pengambilan keputusan. Kamu akan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil. Namun, ada proses yang harus dilalui sampai keputusanmu benar-benar berbuah manis.

Bukan hari ini kamu memutuskan kemudian beberapa saat kemudian telah tampak bukti-bukti betapa tepatnya keputusan itu. Bahaya kalau tidak lama selepas memutuskan, dirimu goyah dan ingin ganti haluan. Apa pun keputusan barumu, hasilnya bakal sama saja yaitu kegagalan.

Keputusan hanyalah titik start dan kamu masih butuh begitu banyak perjuangan untuk membuktikan ketepatannya. Jangan berhenti di tengah-tengah. Berpegang pada satu keputusan lebih baik daripada mengubah-ubahnya, kecuali terjadi keadaan di luar dugaan yang menuntut penyesuaian keputusan.

2. Kehilangan dukungan

6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiriilustrasi berbicara dengan ayah (pexels.com/cottonbro studio)

Sekalipun keputusan yang diambil hanya terkait kehidupan pribadimu, tentu kamu membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat seperti orangtua. Misalnya, saat dirimu memilih jurusan kuliah. Orangtua pada prinsipnya sangat menghargai apa pun keputusanmu.

Mereka tidak berusaha mengarahkanmu ke jurusan tertentu. Akan tetapi, sikapmu yang gonta-ganti keputusan terkait jurusan yang akan diambil membuat keduanya jadi sulit untuk mendukungmu. Kamu tampak gak serius dalam memilih jurusan dan mereka pun ikut ragu. 

Bukannya berpikir orangtua gak suportif, tugas utamamu ialah memastikan dulu apa yang diinginkan di masa depan. Apakah kamu ingin menjadi ahli hukum, jurnalis, dokter, atau yang lain? Mantapkan keputusanmu dan orang-orang terdekat bakal otomatis memberimu dukungan penuh. 

Baca Juga: 4 Cara Mengambil Keputusan Menurut Teori Tindakan Sosial by Max Webber

3. Membingungkan anak buah

6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiriilustrasi suasana kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Jika berubah-ubahnya keputusan terkait kehidupan pribadimu saja telah membingungkan orangtua, apalagi ketika kamu memiliki anak buah. Mereka akan bekerja berdasarkan keputusanmu. Jika hari ini dirimu berkata A kemudian besok berubah B, kerja mereka seketika berhenti dan ganti melakukan B.

Esok kamu kembali mengubah keputusan dan hal yang sama terjadi lagi. Siapa yang tak bingung bila harus bekerja dengan ketidakpastian arah seperti ini? Padahal dalam setiap kerja yang sudah dilakukan, mereka juga mengeluarkan pikiran serta tenaga. 

Keputusanmu yang tidak ajek bikin anak buah merasa membuang-buang energi saja. Waktu pun menjadi seperti gak berarti bagimu. Padahal kelambanan kerja begini menyebabkan kalian semua tertinggal dari kompetitor. Kalau mereka telah terlalu bingung, akhirnya malah sama sekali tak mau melakukan apa-apa. 

4. Tidak dipercaya oleh orang lain

6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiriilustrasi dua perempuan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Sulit berpegang teguh pada keputusan sendiri memang tidak sama dengan perilaku tak jujur. Namun, sukarnya keputusanmu dijadikan pegangan bagi orang lain akhirnya juga membuat mereka meragukanmu. Sama seperti ketika kamu suka berbohong.

Gonta-ganti keputusan bukanlah perkara yang sepele meski tinggal diucapkan. Bila kepercayaan dari orang lain terasa penting bagimu, yakinkan mereka melalui keputusan-keputusanmu. Tunjukkan, bahwa tidak satu pun keputusanmu yang diambil dengan asal-asalan.

Semuanya sudah terlebih dahulu melalui pemikiran yang panjang sehingga ketika menjadi keputusan, dirimu tak lagi sibuk meralatnya. Dengan keputusan yang mantap, orang-orang merasa lebih aman dalam bekerja sama denganmu. Mereka menghindari keputusanmu yang hari ini terlihat menguntungkan kalian, tetapi besok telah berubah menjadi menguntungkan dirimu saja.

5. Merasa asing dengan diri sendiri

6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiriilustrasi seorang pria (pexels.com/Andres Ayrton)

Keputusan yang dibuat dengan sungguh-sungguh akan mencerminkan siapa dirimu. Keputusan itu pasti berisi keinginan-keinginanmu dan apa yang kamu yakini di masa depan. Tapi bila keputusanmu berubah semudah daun kering diterbangkan angin, kamu pun menjadi bingung dengan apa yang sesungguhnya diinginkan serta gambaran masa depan dalam benakmu.

Semuanya tampak kabur bagimu dan ini membuatmu serba tidak nyaman. Tambah sering keputusanmu berganti, tambah kamu merasa jauh dari diri. Saking bingungnya, terkadang kamu meminta orang lain mengambil keputusan untukmu.

Dirimu tinggal pasrah mengikutinya. Kelihatannya ini mudah dan minim risiko karena kamu bahkan dapat melemparkan kesalahan yang mungkin timbul di kemudian hari akibat keputusan itu pada pembuatnya. Namun, sesungguhnya ini menimbulkan persoalan baru. Dirimu tidak dapat menikmati menjalani keputusan buatan orang lain.

6. Tidak bisa keluar dari lingkungan atau kebiasaan buruk

6 Akibat Buruk jika Gonta-ganti Keputusan, Asing dengan Diri Sendiriilustrasi konsultasi (pexels.com/Timur Weber)

Untukmu dapat meninggalkan lingkungan atau kebiasaan negatif gak cuma diperlukan pengambilan keputusan. Namun juga kekuatanmu berpegang pada keputusan yang sudah tepat tersebut. Apabila keputusanmu mudah berubah, besok pun pasti dirimu telah kembali ke lingkungan atau kebiasaan lama. 

Perilakumu bakal terus seperti itu. Sebentar kamu berhasil membebaskan diri dari lingkungan yang toksik atau kebiasaan negatif. Sebentar kemudian telah terjatuh ke lubang yang sama. Dirimu seakan-akan gak mampu belajar dari pengalaman.

Sulit untuk orang lain membantumu kalau keputusanmu saja tak bulat. Sebesar apa pun usaha mereka menolong, kamu tetap harus menjadi pemimpin untuk diri sendiri. Pandu dirimu berbekal keputusan yang dibikin. Orang lain tinggal mendorongmu buat terus maju di jalan yang baru dan tepat selagi kamu juga gak ingin putar balik.

Untuk kamu yang mengambil keputusan saja kesulitan, bertahan padanya tentu kian mustahil. Namun, cepat memutuskan pun belum tentu baik jika itu malah membawamu pada betapa gampangnya keputusanmu berubah. Pemikiran yang tenang serta mendalam membantumu memutuskan dengan tepat dan meniadakan alasan buat mengubahnya dalam waktu singkat.

Baca Juga: 5 Tips Berlatih Membuat Keputusan dengan Bijak, Tanpa Penyesalan

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya