Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Gak Usah Sedih Belum Punya Apa-apa di Usia Dua Puluhan Tahun

Ilustrasi seorang pria (pexels.com/mary-taylor)
Ilustrasi seorang pria (pexels.com/mary-taylor)

Usia dua puluh sampai awal tiga puluhan tahun memang sering diwarnai berbagai kegelisahan. Apalagi kalau kamu mendengar atau membaca perbandingan pencapaian orang-orang sebayamu. 

Makin parah efeknya ke psikismu jika ada yang sampai membuat standar pencapaian terkait materi. Misalnya, usia sekian seharusnya sudah punya apa saja. Mungkin rumah, mobil, tabungan bersaldo minimal sekian, atau investasi ini itu.

Padahal kamu belum punya semua itu. Tabungan sih, ada. Namun saldonya jauh di bawah 'standar' yang ditetapkan orang lain. Gak usah sedih dan terlalu memikirkannya, ya! Camkan lima hal di bawah ini.

1. Cuma kamu yang tahu seberapa keras usaha yang telah dilakukan

Ilustrasi kelelahan perempuan (pexels.com/shvetsa)
Ilustrasi kelelahan perempuan (pexels.com/shvetsa)

Jangan sampai hanya karena kamu merasa atau dianggap orang belum punya apa-apa di usiamu sekarang, kamu jadi merasa usahamu belum maksimal. Padahal, sebenarnya kamu sudah selalu melakukan yang terbaik.

Atau, orang lain dengan sembarangan menyebutmu pemalas dan kurang usaha? Wah, gak usah digubris, ya! Orang kamu sudah capek-capek bekerja seharian, seenaknya saja dinilai begitu.

2. Hidup itu proses dan proses setiap orang gak sama

Ilustrasi gadis yang lesu (pexels.com/khoa-vo-2347168)
Ilustrasi gadis yang lesu (pexels.com/khoa-vo-2347168)

Kamu dan orang lain kan, gak lagi lomba lari di lintasan yang sama. Kalian punya lintasan sendiri-sendiri. Kondisi kalian sejak start juga berbeda. 

Jadi, kecepatan dan hasilnya pada suatu waktu juga gak akan sama. Yang penting kamu tetap setia berproses. Terserah orang lain sudah tiba di mana, kamu nikmati saja apa pun hasil dari prosesmu sendiri.

3. Jangankan yang berusia dua puluhan, yang kepala tiga pun banyak yang masih terus merintis kok

Ilustrasi perempuan minum (pexels.com/tim-samuel)
Ilustrasi perempuan minum (pexels.com/tim-samuel)

Apa artinya ini? Artinya, proses untuk menjadi seperti yang dicita-citakan itu memang panjang sekali. Bahkan yang baru mencapai puncak kesuksesannya di usia yang jauh lebih tua juga gak sedikit.

Gak selamanya kecepatan itu penting. Yang penting adalah kamu gak berhenti berproses dan siap secara mental saat suatu pencapaian teraih.

Sebab tanpa kesiapan mental, cepat meraih hal-hal hebat hanya akan membuatmu gampang pongah. Atau, gak bisa mempertahankan apalagi meningkatkan pencapaianmu.

4. Sudah bisa membiayai hidup sendiri saja amat hebat

Ilustrasi pria lelah (pexels.com/mary-taylor)
Ilustrasi pria lelah (pexels.com/mary-taylor)

Dengan segala keterbatasanmu, sejauh kamu sudah bisa berdiri di atas kaki sendiri, itu sudah bagus banget. Artinya, kamu sadar akan pentingnya kemandirian. Gak lagi minta disokong orangtua atau siapa pun.

Hal-hal lain seperti kendaraan, rumah, dan sebagainya akan menyusul perlahan-lahan. Begitu pula dengan saldo tabungan. Asal kamu giat bekerja dan cermat mengatur pengeluaran, tabunganmu akan bertambah seiring waktu kok.

5. Biar kamu bisa tetap fokus bekerja

Ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/charlotte-may)
Ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/charlotte-may)

Rasa minder itu bisa sangat menurunkan semangatmu dalam bekerja, lho. Satu sisi, kamu ingin segera punya ini itu seperti orang lain. Akan tetapi di sisi lain, kamu merasa pekerjaanmu gak menjanjikan karena selama ini hasilnya biasa-biasa saja.

Akibatnya, kamu malah gak bekerja dengan maksimal. Kalau begini, apa-apa yang kamu inginkan bakal makin gak terkejar dong? Utamakan pekerjaanmu karena itu jembatan menuju mimpimu.

Sadar belum punya apa-apa di usiamu sekarang sebenarnya ada bagusnya juga. Biar kamu makin jelas soal apa saja yang masih perlu kamu kejar. Namun jangan sampai jadi gak menghargai kerja keras sendiri, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us