5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak ada seorang pun yang hatinya senang terus. Sebagai manusia, wajar apabila kita terkadang bersedih karena sesuatu. Walau begitu, kita perlu mencegah diri larut dalam kesedihan tanpa batas.
Apa pun penyebab dari kesedihan tersebut, membiarkan perasaan negatif terus menguasai akan berdampak buruk bagi kita. Yuk, belajar sedih secukupnya saja terkait apa pun dengan memahami lima hal di bawah ini. Waktunya mengubah raut murung menjadi senyuman.
1. Sedih bukan cuma soal perasaan, tapi juga bisa menumbangkan kesehatan
Yang sedih perasaan kita, tetapi akibatnya dapat sampai ke mana-mana. Kesedihan mendalam pasti akan memengaruhi kesehatan fisik kita. Jenis penyakit yang sulit diobati hanya dengan resep dokter.
Dan bila kita sudah sakit, seluruh aktivitas menjadi terhambat. Sembuhkan dulu kesedihan mendalam tersebut, maka kesehatan kita juga bakal pulih dengan sendirinya. Beban di hati ini harus segera diangkat.
2. Bersedihlah karena sesuatu, berbahagialah buat hal-hal lainnya
Kehidupan kita tidak pernah tersusun hanya oleh satu hal. Sama seperti sebuah dinding, ada banyak sekali bata yang menyusunnya. Penyebab kesedihan kita hanyalah salah satunya.
Contoh paling gampang, sedih karena putus cinta. Bukankah di luar urusan asmara kita masih punya banyak hal baik dalam kehidupan yang perlu dirayakan? Pekerjaan yang memberikan penghasilan memuaskan, teman-teman yang seru, tubuh yang sehat, dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Ingat Saat Sedih, Jangan Berlarut!
3. Kadang kita justru bersedih buat sesuatu yang sebenarnya baik untuk diri
Editor’s picks
Melanjutkan contoh pada poin sebelumnya. Kita sedih karena ditinggalkan oleh kekasih. Pertanyaannya, dia itu kekasih yang seperti apa? Apakah ia benar-benar memperlakukan kita dengan baik selama menjalin hubungan?
Kalau kita bahkan kerap menderita saat bersamanya, buat apa terus bersedih setelah dia pergi? Berpisah darinya sesungguhnya baik untuk diri kita. Sedih sebentar masih merupakan reaksi yang wajar karena kita tentu mengharapkan hubungan yang langgeng.
Setiap ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan adalah luka, itu benar. Namun, sedih berkepanjangan menjadi tak masuk akal mengingat kehidupan kita bakal menjadi lebih buruk apabila hubungan itu diteruskan.
4. Kapan pun merasa perlu, kita dapat membicarakannya dengan siapa saja
Ada banyak sekali orang di sekitar kita. Masa kita tidak mampu memilih barang satu atau dua orang saja di antara mereka untuk menjadi teman bercerita? Padahal cukup dengan bercerita, kita akan merasa lebih baik.
Kesedihan mungkin tetap ada, tidak menguap seketika. Akan tetapi, rasanya tak lagi menyesaki dada. Orang yang tepat selalu mampu membuat kita memandang suatu peristiwa dengan lebih jernih.
5. Sedih yang berkepanjangan sering kali disebabkan cara berpikir kita sendiri
Kita hanya berfokus pada peristiwa yang memicu kesedihan. Kita tak kunjung bergerak untuk menemukan hikmah dari peristiwa tersebut. Padahal, begitu satu hikmah berhasil ditemukan, kejadian itu tidak akan lagi terasa terlalu buruk.
Makin banyak hikmah yang dapat kita ambil dari suatu peristiwa, makin ringan juga perasaan ini. Kita bakal sampai pada kesimpulan bahwa tidaklah suatu peristiwa buruk menimpa melainkan di dalamnya ada pesan penting. Pesan yang kalau dipelajari niscaya mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita di masa mendatang.
Kita boleh bersedih. Bahkan sedih tidak bisa dilarang oleh siapa pun. Hanya saja, kita wajib mengendalikan kesedihan tersebut supaya tidak berlebihan. Sedih secukupnya, bahagia selebihnya. Setuju?
Baca Juga: 5 Alasan untuk Gak Terlalu Bersedih meski Bukan Kebanggaan Keluarga
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.